Jeno bersama beberapa anak buahnya menuju dermaga, transaksinya kali ini dilaksanakan secara terang - terangan. Toh, lagipula tidak ada yang berani menangkap mereka, Carl dan Arseno benar - benar terkenal mengerikan dan susah ditaklukan-mereka memiliki kolega bisnis yang begitu banyak dan tersohor.
"Jadi, berapa total seluruhnya?" Tanya orang itu dengan tatapan remeh, ia pikir Carl sudah percaya betul kepadanya. "Seperti biasa." Jawab Carl dengan tatapan dingin dan menusuknya, orang itu benar - benar nampak mengintimidasi walaupun hanya bersitatap beberapa milisekon.
Lelaki yang diduga menjadi kolega bisnis barunya itupun menyerahkan tas-yang bisa kalian pikirkan sendiri ada berapa jumlah uang disana. Saat ia berbalik dengan ganja ditangannya-Carl menembak kepala nya, membuatnya meledak dan menghamburkan isinya kemana - mana. Darah dan bau anyir pekat berceceran dimana - mana, Carl berdecih sembari menendang tubuh lelaki tua itu dan mengambil barang yang diduga sebagai bahan transaksinya. "Kau pikir dirimu yang bodoh itu bisa membohongi aku, huh?" Tanya Carl pada angin semu, bodohnya lagi lelaki tua itu menuruti perintahnya tidak membawa anak buah bersamanya-tolol sekali. Mengumpankan diri pada kandang macan.
Carl membuka tas itu-isinya hanyalah uang palsu yang dicetak dengan kertas buram. Lelaki itu membuangnya ke laut tanpa basa - basi, membuat semburat dan gelembung - gelembung air nampak setelahnya. "Urusi jasadnya, buang ke tempat penggilingan sampah kalau bisa," Perintah mutlak milik Carl Lee tak dapat dibantahkan, para anak buahnya itu mengangkat tubuh gempal itu dan pergi ke tempat penggilingan sampah. Orang - orang sekitar yang lewat hanya berani berlari atau mencuri pandang lewat ekor mata-Carl sebegitu mengerikannya hanya untuk bersitatap saja.
Setelahnya ia pun pergi, meninggalkan dermaga itu dengan tumpahan darah yang membaur menjadi satu dengan air laut.
----
"Barangkali, aku harus mengajak Renjun saat bertransaksi." Celetuk Jeno yang langsung dibalas pelototan tajam Na Jaemin, "The fuck Carl Lee?!" Teriaknya marah, gila saja menyuruh anak sekecil Renjun ikut bertansaksi, ia bisa menjadi incaran banyak orang! Apakah Jeno habis terbentur sesuatu?! Karena-fuck, mereka tidak tahu saja banyak komplotan diluar sana yang bisa menjadikan Renjun alasan balas dendam.
"Agar ia tahu tentang pekerjaan kita, Na." Jeno mengambil pemantik-menyalakan lintingan tembakaunya. "Dumb ass-itu hanya akan membawa masalah!" Kata Jaemin sembari bangkit, Renjun sayup - sayup mendengar perdebatan itu dari dalam kamar. Ia menempelkan telinganya pada pintu-berniat menguping pembicaraan kedua orang itu.
"Tidak ada yang akan membuat masalah-trust me."
"Hey dengar, ya. Renjun itu hanyalah sembilan belas dan masih lugu! Banyak orang diluaran sana yang menginginkan dirinya, you jerk!"
Renjun hanya mendengar suara kekehan halus milik Jeno-kenapa mereka membicarakan dirinya selayaknya barang? Begitu rendahkah posisinya disini? Sialan-dirinya ini masih memiliki harga diri!
"Aku tahu, tapi tidak akan ada yang menyentuhnya seinci pun-Arseno Na yang terhormat. Kita ini cepat tanggap," Perkataan si Lee itu benar - benar membuat pikiran Renjun mendidih, persetan dengan bajingan gila itu-ia seolah menawarkan dirinya kepada orang lain tanpa boleh menyentuhnya!
"Ya, ya, ya! Sampai ada yang menyentuhnya i'll cut off your dick!" Jawab si Na putus asa, percuma berdebat dengan Jeno, ia licik dan cerdik. Poros kekuasaan akan selalu berputar kepada Jeno. Melihat temannya yang mendengus marah itu membuat Jeno tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/198580688-288-k406408.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
interfectorem | norenmin
Fiksi PenggemarDosa serta perbuatan licik kedua orangtuanya membuat Renjun harus terkurung dengan dua mafia gila. ➸ norenmin mafia fanfiction. warn : bxb, mature, bdsm, explicit sex, (a little bit) polyamory, threesome, murder, bloods, stockholm syndrome, guns, v...