Typo bertebaran
~~Happy reading~~~
Jangan lupa, alqur'an nya jangan cuma jadi pajangan. Tapi..dibuka dan dibaca juga ya
~Lidwinsetya~
Pov Rasyid
🍁🍁🍁
Ketika dewasa kita di ajarkan tentang memilih, bagaimana menilai dan bagaimana menghakimi. Memilih diam atau berbicara rasanya sama saja.
Empat adik hadir dalam kehidupan ku tentunya membuatku sedikit kerepotan dengan ulah dan tingkah mereka. Apalagi dengan hana, adik beda ibu tapi di besarkan oleh Amma. Hana lebih memilih tinggal bersama Amma dan aku tentunya bersama dengan Zahwa adik tiriku. Dan ketika usia Hana menginjak lima tahun, dia mengambilnya dan membesarkannya sampai saat ini.
Siapa sangka kini mereka tumbuh sebagai gadis cantik nan anggun. Aku mengira Amma akan bahagia selamanya bersama Bubu hingga menua bersama, namun nyatanya semua tidak bertahan lama. Kepergian Bubu secara tiba-tiba akibat kecelakaan membuat kami mengerti bahwa sejatinya kehidupan akan terus berjalan walaupun orang yang kita cintai telah tiada.
Amma sampai saat ini belum memikirkan kembali untuk membina rumah tangga, setiap ku tanya mengapa jawabannya selalu sama "Bubu adalah lelaki terbaik yang pernah berada di sisi Amma." so sweet bukan! Ya begitu lah Bubu ketika bersama kami.
Bubu tidak pernah mempermasalahkan Hana yang tinggal di rumah kami sesuka hati. Justru Bubu selalu mengatakan bahagia memiliki banyak anak, rumah senantiasa ramai dengan celotehan anak-anak dan pastinya Bubu tidak lagi sendirian. Bini akan selalu mengajak anak-anaknya berkunjung ke kandang sapi dan kuda.
Perjalanan hidup yang begitu pelik namun memberi celah untuk dia masuk dalam kehidupan Amma. Nyata dan sangat jelas, bahwa dia masih mengharapkan kehadiran Amma di sisinya.
Tentang amma yang tak menjawab sampai saat ini ku harap bukan karena ku. Sampai detik ini aku sangat membenci ayah.
Sudah ku bilang jangan membenciku, sedari awal aku sudah mengatakan ketika memasuki usia sembilan tahun saat itu. Aku membutuhkannya namun dia mengecewakan. Bukankah masih untung aku menyebut dengan kata 'dia'.
Jangan pernah mengatakan kalau aku tak punya sopan santun. Bubu mengajarkanku tentang arti kata maaf dan memaafkan.
Namun, itu semakin sulit untuk aku lakukan. Pernah Bubu berkata sesuatu yang membuatku tertegun, namun ketika meninggalnya Bubu aku semakin membenci dia, mengapa dia selalu membuat ku tidak ingin lagi melihatnya.
Padahal aku mendengar saat itu, saat usiaku dua belas tahun bubu menemui 'dia' namun tidak kembali hanya mayatnya yang kembali pulang. Rasa benciku semakin menjadi. Dari awal memang 'dia' selalu menyusahkan.
Berulang kali sudah ku katakan agar tidak lagi menampakkan wajahnya di hadapanku. Namun yang terjadi aku selalu melihatnya dan 'dia' selalu datang dengan alasan rindu dengan Hana, padahal aku sangat yakin dia sengaja datang ingin melihatku.
Tidak mungkin aku luluh hanya karena dia selalu perhatian dan memberikan hadiah setiap aku mendapat nilai bagus. Jangan berharap lebih. Sampai kapanpun aku membencinya.
"Bang, gimana sudah ketemu calon belum? " ucap Gazala adikku yang sangat manis dan cantik.
"Kenapa memangnya? sibuk banget kamu ngurusin hidup orang"

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End 3 (Tamat)
RomanceSekuel "melepasmu" siapa bilang aku bahagia, siapa bilang aku tidak memendam luka, kenyataannya hati ku sakit. didalam darahku mengalir darah winata didalam gelar namaku tercantum gelar albagaz Rank#1 elegi Rank#3 cerpen mei 2022