Bermuka Dua

687 58 4
                                    


Jangan lupa bantu vote+koment= follow

Dukung cerita lainnya ya!!  Di lapak
Don't leave me (Revisi)
Seandainya Kamu (Revisi)

Hai, Readers aku cuma mau menyampaikan, bantu follow akun. Biar aku tambah semangat buat revisi dan updet.

~Lidwinsetya~

Makanan  terenak di dalam kehidupan adalah ketika memakan  yang diberikan dengan penuh cinta. Berbagi rasa dan berbagi kehangatan dalam indahnya kebersamaan dalam setiap langkah.

Kehidupan  mengajarkan kita bagaimana menghargai  pasangan ketika sudah berumah tangga, tidak egois dengan inginnya saja, tidak juga manipulatif, dan ini sangat sulit  sekali di temui. Karena masing-masing orang bisa bersikap manipulatif.

Terbayang bagaimana perjalanan kehidupan rumah tangga ketika berada di dekat orang-orang seperti itu. Bagaimana kehidupan rumah tangga tersebut ketika memiliki pasangan  yang memperhitungkan segala pengeluaran dan segala apa yang mereka lakukan.

Dasar apa yang melandasi rumah tangga , yang seharusnya memberikan rasa kebahagiaan  atau hanya sekedar memberi  senyuman. Lantas bagaimana mereka yang sejak dini membangun rumah tangga namun penuh dengan luka, tidak saling menghargai atau bahkan merasa seperti  orang asing yang tinggal dalam satu atap

Sadar akan apa saja yang  dilakukan Rasyid ketika Hana merengek sambil menangis tersedu-sedu, hingga sesenggukan di hadapannya. Membuat Rasyid ikut merasa bersalah karena tidak mampu berbuat banyak untuk adiknya itu.

"Abang jahat gak mau bantu Hana." huhuhuhu suara tangisan yang mememuhi ruang kerja Rasyid di pagi buta.  Memang sudah lama sekali Rasyid memilih untuk tidur di ruangan khusus dalam area restoran. Rasyid tidak tinggal di kediaman Albagaz maupun Winata. Rasyid tetap tinggal di ruang kerja yang di design khusus.

"Iya, Abang jahat, gak bisa  bantu Hana." Rasyid hanya mampu menenangkan Hana sambil mengusap punggung adiknya.

Suara terbata-bata karena tangisan adiknya, mengingatkan kembali ketika ia berada di Swiss kala itu. Disaat mengintip kamar Amma nya, hingga urung melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar yang memiliki sejuta kisah.

Melihat Amma nya menangis pilu dalam setiap do'a panjangnya. Mampu membuat Rasyid mengerti bahwa kehadirannya dulu kemungkinan tak di inginkan Zain.

"Abang pokoknya harus bantu Hana gagalin akad nikahnya ya?" dengan tatapan memohon" Ayah mendadak berubah pikiran untuk memajukan hari akadnya. Huaaaaaa" tangan Rasyid  tiba-tiba mengepal  pantas saja adiknya ini nangis tak kunjung berhenti.  Ternyata masalah pernikahannya yang di majukan.

"Memangnya Abang bisa!  Kalau dia sudah memberi titah, mana mungkin Abang bisa membantu kamu."

"Setidaknya bantu Hana bicara sama calon Hana itu. Emang sih Abigail ganteng banget, bang. Mungkin Abang juga kalah gantengnya sama Abi" Hana langsung membekap mulutnya karena lancang berbicara tepat di pelukan Rasyid.

'eh buset minta bantu malah menerjunkan kegantengan Rasyid yang tiada duanya.' 

Gemas sekali Rasyid dengan adiknya yang satu ini. Di usia yang menginjak  delapan belas tahun dan harus di nikahkan karena kenakalannya. Lebih heran lagi ketika Amma nya mendukung keputusan dia.

"Nanti, Abang bicara sama calonmu itu. Kabari saja kapan ingin bertemu Abang."

Rasyid bukanlah seorang koki, bukan pula seorang ahli ekonomi. Rasyid memilih jalur yang sama dengan Arman. Dokter hewan yang merangkap menjadi manager di restoran milik keluarganya. Memang restoran ini masih milik Aila. Rasyid hanya membantu dan masih berstatus sama dengan yang lain yaitu karyawan  yang menerima gaji di restoran sama seperti karyawan lainnya.

Let's End 3 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang