Janji

498 58 25
                                    

Typo bertebaran

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karya_ by: Lidwinsetya

________________________________

"Aku masih bisa bertahan pada pilihan sulit.
Memaafkan semua yang menyakiti hati dan melepaskan semua belenggu pada diri adalah pilihan yang tepat. Namun__ untuk Melepasmu sungguh aku tak bisa.
Bertahan semampu ku dan mengajakku pergi jauh adalah caraku untuk bertahan  berada di sampingmu"

~Zahwa Salsabila Alzur~

_____________________________

🥀🥀🥀🥀

Hari telah berganti minggu pun telah terlewati, bulan pun berjalan serasa lebih cepat.  Rasyid masih dalam keadaan  terpuruk. Hidupnya tak lagi sama setelah kejadian hari itu. Hari yang ia sendiri tidak ingin mengingatnya. Ketika menyadari bagian hati yang lain telah tumbuh subur untuk mantan istrinya. Ya,  Rasyid terlambat menyadari jika hatinya kini sepenuhnya untuk Nabila Zauhara Putri yang selalu dia panggil dengan sebutan Nabila. Wanita dengan paras cantik memiliki kulit hitam manis mirip sekali dengan salah satu artis keturunan arab, yang kulitnya sama persis dengan Nabila.

Ketika kepergian wanitanya menyisakan rasa sesak yang semakin membelenggu. Kini Rasyid menyadari bahwa kebencian yang Rasyid tanamkan kepada Zain dalam dirinya telah berhasil melebur dan menghanguskan tubuhnya sendiri.

Berulang kali Rasyid mengatakan kata maaf pada Nabila. Berulang kali juga ia ingin mengajak mantan istrinya itu rujuk dengan alasan Pocha. Namun, Nabila tetap pada pendiriannya untuk tidak menerima rujuk itu dan memilih membesarkan Pocha seorang diri. Ini sama persis dengan apa yang di lakukan Ayah Zain kala itu, meminta sang Amma untuk kembali dengan alasan dirinya. Lantas apa yang harus Rasyid lakukan ketika pintu rujuk itu telah di tutup rapat? Tidak adakah kesempatan untuknya memulai kembali mahligai rumah tangga yang masih terbilang hitungan bulan, lalu kandas akibat dari ucapannya sendiri.

Rasyid sangat ingat betul ketika dirinya mengetahui bagaimana kepiluan sang ayah hingga harus berulang kali  keluar masuk rumah sakit. Namun hatinya tetap membatu dan tidak ingin membuka pintu maaf. Wajarkah jika ini pun terulang pada dirinya. Rasyid sungguh sangat menyesali mengapa saat itu dia tidak bisa bersikap lebih tegas dan bersikap tega pada keluarganya.

Rasyid seolah berkaca pada dirinya sendiri, menyesali setiap perbuatannya karena tak jujur dengan kedua istrinya. Saat ini seolah cermin itu seperti copy paste antara dirinya  dan sang ayah. Rasyid pun merasakan hal yang sama. Banyak yang berkata itulah karma untuk seorang Rasyid Misdaq Albagaz.

Let's End 3 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang