Batas Rasa

482 52 24
                                    

Typo bertebaran.
Detik-detik menuju ending.
Terima kasih bentuk support kalian.

Ramaikan lapak
Sorry I didn't Choose You.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karya _by~Lidwinsetya~

Langkah kaki ku, menujumu tidaklah mudah
Menggariskan takdir dan juga semesta.
Terlahir lagi bukan berarti harus bersama.
Aku memilih untuk  berpisah.
~Nabila Zauhara Putri~

🍁🍁🍁🍁

Merenda kasih dalam pecutan do'a bukan satu hari atau bulan, jarak yang dimulai menjadi tanda bahwa ia telah berpasrah kepada pemilik hidup, tidak lagi berharap dan tidak ingin memaksakan.

Percaya akan takdir Allah amatlah baik untuk setiap insan yang hidup di dunia, berharap kisah cinta yang amat besar menjadi ladang pahala atau justru membawanya dalam jurang dosa terdalam.

Kisah cinta yang Nabila miliki hampir  sama dengan kisah cinta sang ibu mertua yang sampai saat ini tidak mengetahui perihal pernikahannya dengan putra sulung dari wanita yang amat Nabila kagumi dan cintai.

Berawal dari kekaguman perjalanan hidup sang lelaki, berjuang untuk menentukan dirinya sendiri, hingga kebencian yang lelaki itu miliki membuat Nabila turut prihatin dan berbelas kasih.

Tidak menyangka kekaguman itu berbuah menjadi rasa cinta yang amatlah besar. Kini langkah kakinya menuju pusara sang bunda mertua dan tentu ipar nya yang telah mendahului sebelum di lahirkan. Makam giriloyo menjadi tempat kunjungannya untuk menepi. Mencoba untuk menyelami apakah kehidupannya akan sama berakhir seperti ibu mertuanya atau Nabila harus berjuang lebih menentukan nasib pocha.

Duduk termenung di dekat pusara, suatu saat Nabila pun akan sama,  berada di tempat yang semestiNya. Tidak mungkin Nabila menyembunyikan terus kehamilannya. Pasti suaminya akan bertanya mengapa dan mengapa.

Huft

Helaan nafas seakan menghakimi dirinya,  karena dengan bodoh langsung meng iya kan jawaban khitbah yang di lakukan malam itu. Saat kunjungan pertama kali seorang Rasyid Nasdaq Albagaz untuk membuangnya pada Abi dan Ummi nya malam itu.

"Nabil? " suara bass yang sangat Nabila tahu,  siapa lagi  kalau bukan ayah mertuanya

"A__Ayah" ucap Nabila terbata.

Let's End 3 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang