بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Don't Leave Me (On Going)
Sorry I Didn't Choose You (on going)
~Lidwinsetya~
"Langkah ku tertatih hingga tak sanggup lagi berdiri.
Kehilangan mu adalah hal terberat yang tidak pernah ku harapkan itu terjadi"~Yislam Abrisam Tamim~'
Pov Yislam
Tiga minggu berlalu begitu cepat, membekas dalam ingatannya kala meninggalkan sang pujaan hati dan memilih pergi begitu saja tanpa ucapan kata 'maaf' sakit tentu saja aku sangat sakit. Namun ketika Baba masuk ke kamarku dan berbicara empat mata. Hatiku semakin merasa gundah gulana.
Aku sangat menyayangi bang Rasyid tidak pernah terbesit sedikitpun untuk menyakiti hatinya. Namun, ketika pembicaraan kami berlangsung, Baba mengatakan hal yang membuatku ikut merasakan alur kehidupan seorang Rasyid Misdaq Albagas kakak sepupu ku sendiri.
"Kak, boleh Baba bicara empat mata denganmu? "
Baba menghampiriku di saat aku sedang berkutat dengan tumpukkan pekerjaan yang ku bawa pulang.
"Boleh, Ba. Sepertinya serius?"
"Lebih dari serius."
"Tentang? "
" Abang dan Kakak"
Helaan nafas kasar terdengar. Aku tahu ini akan terjadi ketika Baba memang keberatan dengan pilihanku untuk meminang Zahwa. Namun, hatiku telah terpatri pada gadis itu. Saat pertama kali kami bertemu, aku tak sengaja memandang wajah ayu bak pualam dengan iris mata yang membuat siapapun pasti akan sepakat bahwa gadisku wanita yang sempurna.
Bukan aku memujinya karena cinta mati dengannya. Tidak, sungguh ini adalah naluriah ku sebagai laki-laki ketika melihat wanita yang sempurna menurut versiku bukan versi laki-laki lain.
Kehidupanku tercurah dengan penuh cinta Baba dan Mimi, buaian kasih sayang Baba dan Mimi tidak pernah kurang terhadapku termasuk Opa dan Kakek. Semua ku dapatkan dengan cuma-cuma tanpa balas budi dan tanpa ku minta. Semua yang ada di hadapanku adalah bentuk kasih sayang mereka.
Ternyata perkataan Baba malam itu membuatku sedikit meringis ketika perhatian Opa Adib tidaklah sama dengan bang Rasyid. Aku, baru mengetahui malam itu disaat Baba dengan tetesan air mata yang tidak pernah ku lihat selama ini, selain ketika harus kehilangan salah satu adik kembarku. Baba menangis ketika menceritakan perjalanan bang Rasyid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's End 3 (Tamat)
RomansaSekuel "melepasmu" siapa bilang aku bahagia, siapa bilang aku tidak memendam luka, kenyataannya hati ku sakit. didalam darahku mengalir darah winata didalam gelar namaku tercantum gelar albagaz Rank#1 elegi Rank#3 cerpen mei 2022