Tersiksa Rindu

461 48 14
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

~Lidwinsetya~

^Dalam setiap fase kehidupan, banyak yang terlewati.
Mulai dari kegembiraan dan jatuhnya butir-butir air mata
Sampai di titik ini, banyak luka yang tertoreh dan air mata yang tak pernah berhenti.
Allah menguji keimanan sampai seberapa jauh langkahku terhenti.
Namun, berkali-kali aku menyadari
Bahwa Allah pengatur sebaik-baiknya takdir.
Mencoba bangkit dan terus menjalani proses.
Bersyukur karena Allah sedang mentarbiyahkan diriku agar menjadi lebih baik^

~Yislam Abrisam Tamim~

~Yislam Abrisam Tamim~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌸🌸🌸🌸🌸


Plak.

Yislam melebarkan bola matanya ketika tamparan ìtu mendarat tepat di pipi kanannya. Hingga sedikit merasakan perih di bagian sudut bibirnya.

"Bangsat. Kurang ajar" Napas Carlos memburu, lagi, tamparan itu mengenai Yislam.

"Ndan, sudah, Ndan." Beberapa prajurit melerai dan membawa posisi mundur Carlos.

Dor....dor..dor....

Suara tembakan terus berlangsung tanpa jeda. Sebagian pasukan sudah di tarik mundur untuk segera berlindung.

Kejadian ini begitu tiba-tiba hingga Carlos tidak dapat menahan emosinya untuk segera menghajar sahabatnya itu. Bukan tanpa sebab, Carlos sudah sering kali memberi peringatan pada Yislam.

"Kalau loe membahayakan bawahan hanya karena kepentingan urusan hati loe, mending loe mampus aja. Gue gak mau mengorbankan bawahan hanya karena keegoisan hati loe,bajingan"

Yislam tersentak ketika Carlos memakinya dihadapan banyak orang. Yislam buru-buru mengambil senjata yang memang miliknya, saat masuk satuan Brimob, Yislam memang tidak mengatakan apapun pada Zahwa, ia hanya mengatakan bahwa bekerja di bagian kantor yang memang menangkap penjahat.

Hingga berhadapan dengan Carlos yang menatapnya dengan tatapan sengit. "Kalau sampai ada anak buah yang tewas hari ini, habis loe sama gue" cibir Carlos.

"Sorry" ucap Yislam penuh penyesalan.

"Simpan omongan loe saat ini, gue gak butuh apalagi sampai mendengar itu dari mulut loe. Banci loe, udah kabur dari acara pernikahan, lalu dengan seenaknya loe masuk tim Inti. Dengan suka hati loe mempermainkan anggota kita gitu aja." Sindir Carlos sambil berlindung di bagian dinding pembatas. Sambil sesekali melihat ke arah musuh.

Beberapa saat kemudian, kondisi kembali kondusif, suara tembakan tidak terdengar lagi, ada dua anggota yang terluka di bagian lengan karena senjata daei musuh bisa menembus tembok pembatas.

Let's End 3 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang