Rain
------------------------
Beberapa hari tak bertemu dengan sosok blonde nyentrik Rocky membuat Kafka sedikit khawatir. Masih teringat dengan jelas pertarungannya dengan Rocky karena ketua White Rascal itu benar-benar keras kepala untuk menjadikannya anggota geng itu. Bagaimana keadaan dia sekarang? Apa dia terluka parah mengingat jika Kafka membenturkan keras kepalanya ke dahi Rocky kala itu.
Berbekal bento buatannya, hanya ini yang bisa dia berikan –uang Kafka makin menipis karena dia masih tidak diperbolehkan kerja dan sungkan menggunakan uang Cobra juga Yamato untuk membeli buah tangan Kafka melesat ke distrik White Rascal.
Gemerlap distrik ini senyap ketika siang hari seolah semuanya tengah tertidur dan akan terbangun ketika matahari digantikan rembulan.
Bahkan club Heaven milik White Rascal pun terlihat seperti toko yang tengah tutup di hari libur. Tak ada aktifitas apapun macam musik yang bergema hingga keluar, tak ada para pelanggan yang memasuki club bahkan tak ada anggota White Rascal yang sering berjaga di depan club.
Kafka mengeratkan pegangannya pada kain bento. Dia melangkah mantap memasuki club walau sepi. Saat masuk pun begitu gelap dan hanya menyisakan celah cahaya kecil dari pintu yang Kafka buka.
KRIETT
Suara pintu tertutup membuat Kafka menoleh tanpa membalikan badannya. Dia bisa merasakan banyak pasang mata yang tengah mengintainya dari balik kegelapan. Cahaya satu-satunya berangsur menghilang dan kegelapan menguasai sepenuhnya ruangan ini.
"Maaf menganggu."
Ucapan Kafka bergema dalam ruangan. "Aku hanya ingin bertemu temanku. Rocky-danna."
Mata Kafka terpejam. Indera pendengarannya coba untuk menangkap suara sekecil apapun. Percuma saja dia membuka mata yang ada hanyalah warna hitam.
Tapi ruangan ini senyap. Meski begitu, Kafka yakin semuanya ada di sini. Instingnya mengatakan hal seperti itu.
"Aku tahu kau ada di sini, Rocky-danna. Maaf membuatmu tersinggung akan sifat keras kepalaku. Aku sedikit membawa buah tangan. Semoga Rocky-danna menyukainya."
Kotak bento diletakkan begitu saja di lantai. Entah untuk siapa Kafka membungkuk tapi anak itu tetap menjaga sopan santunnya lalu berbalik dan mencoba mengingat dimana letak pintu sekaligus berhati-hati takut terkantuk sesuatu atau terpleset jatuh.
Percaya pada instingnya untuk menemukan pintu keluar, tiba-tiba semua lampu di ruangan ini dinyalakan. Sosok Rocky tengah bersandar di pintu keluar dengan sebelah tangan masuk ke saku celananya dan sebelah lagi tengah memegangi tongkat kesayangannya. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun.
Kafka tersenyum tipis, membungkukan badannya sedikit ke ketua White Rascal. "Hisashiburi, Rocky-danna."
Rocky tak menjawabnya. Dia malah berjalan melewati Kafka begitu saja setelah memberikan perintah pada bawahannya untuk membukakan pintu keluar.
Kafka menghela napas melihat reaksi dingin yang diberikan Rocky. Dia pun memutuskan untuk keluar. Tapi di tengah pintu, dia dicegat Koo yang bersikap sopan padanya sambil menyodorkan sebuah kotak putih. Kafka menerimanya lalu dibuka kotak itu yang berisi sebuah arloji mewah yang harganya pasti sangat fantastis.
Koo tersenyum sopan. Dia mengarahkan Kafka untuk keluar dikala Kafka hendak bertanya untuk apa jam itu.
Pintu club Heaven kembali tertutup ketika Kafka keluar. Koo mendekati Rocky yang duduk sambil menatap kotak bento buatan Kafka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA MAEDA [HiGH & LOW]
Hayran Kurgu⚠️⚠️ WARNING! ⚠️⚠️ DILARANG MENJIPLAK/MEMPLAGIAT. TIDAK SAMA DENGAN SERIESNYA MAUPUN FILMNYA 100% NOT BL!! 'Murid baru dari Indonesia? Apa hubungannya dengan ketua Sannoh Rengokai?'