Hopeless Memories
-------------------------------------
Empat motor bermerk Harley Davidson itu sama-sama menarik stang rem mereka ketika melihat asap hitam mengepul dari atas jalan layang menuju distrik SMA Oya. Kohaku membuka kacamata hitamnya melihat asap itu berasal dari sebuah bangunan apartemen yang menjadi tujuannya juga Tsukumo.
"Mereka lebih cepat dari kita," ucap Tsukumo. Dia menghela napas berat melihat orang yang harusnya mereka bisa temui malah lebih dahulu dihilangkan Kuryu Grup.
Masaki menaikan alisnya. "He? Kalian ingin menemui Kafka?"
Kohaku menatap Amamiya Masaki. "Kalian mengenalnya?"
"Ha." Hiroto mengangguk kecil. Dia menatap dua legenda dari Mugen. "Lalu kenapa kalian mencarinya?"
"Dia adalah nafas baru yang kemungkinan dicari Kuryu Grup setelah Cobra menolaknya mentah-mentah. Kami menyusup ke Kuryu dan bertemu dengan orang asing yang meminta bantuan kami untuk menjaga nafas baru itu," jelas Tsukumo
Kohaku kembali mengingat kejadiannya bersama orang asing itu.
Sebelum orang asing itu benar-benar pergi setelah mendapatkan atensi Kohaku dan Tsukumo, dia kembali membalikan badannya untuk sekali lagi.
"Sayang sekali, padahal aku meminta bantuan kalian untuk menjaga calon nafas baru Kuryu." Orang asing itu menyeringai kecil.
"Era Kuryu Grup telah usai, begitulah pemikiran dari Presiden Kuryu setelah menerima kekalahan telak dari kalian. Maka dari itu, Presiden Kuryu tengah mencari penggantinya. Awalnya dia menargetkan ketua Sannoh Rengokai tapi dia menolaknya."
Kohaku memakai kacamatanya lagi. Dia menggeber-geber gas motornya, merasa ada keganjilan dengan ini semua. Dia menatap Amamiya Brothers yang tak sengaja berpapasan dengan mereka dan ternyata mempunyai tujuan yang sama dengannya.
"Jika memang Kafka adalah calon nafas baru kenapa Kuryu malah melenyapkannya?" tanya Masaki. Dia masih tidak paham dengan yang dilakukan Kuryu. Bukankah jika melenyapkan Kafka itu berarti mereka mensia-siakan calon nafas baru mereka?
"Ku kira itu bukan Kuryu," ucap Hiroto. Dia melirik Kohaku yang membalas tatapannya
"Ha." Kohaku masih bisa membayangi seringaian orang asing itu. Dia mengendarai lagi sepeda motornya menuju gedung apartemen yang masih terbakar hebat sehabis mengalami ledakan besar.
Tsukumo mengikuti Kohaku pun dengan Amamiya Brothers.
--------------------
Tak ada yang tersisa dari kebakaran hebat yang terjadi di apartemen tempat tinggal Kafka. Semuanya terbakar habis hanya menyisakan puing-puing beserta abu hitam juga hawa panas yang masih tertinggal. Namun itu tidak menyurutkan langkah Cobra juga Murayama untuk menyusuri sisa-sisa bangunan. Tatapan ketua Sannoh Rengokai itu nampak sendu pun dengan ketua SMA Oya ketika mereka berdiri di tengah-tengah ruangan yang diyakini sebagai kamar Kafka.
Pecahan kaca berserakan menandakan betapa kencangnya ledakan yang terjadi. Sebuah aroma membuat hati Cobra mencelos.
Daging terbakar.
"Biasanya di sini, kita main gim," ucap Murayama pelan. Dia berjongkok di depan televisi yang sudah menjadi rongsokan. Dia melirik peralatan game konsol yang sudah tidak lagi terbentuk, meleleh oleh hebatnya kobaran api.
Tangan Cobra terulur. Masih hangat dibenaknya jika di depannya ini adalah kasur lipat dan dia masih bisa melihat bayangan Kafka tengah tertidur dengan plester penurun panas di dahinya lalu saat anak itu bangun mereka berbincang hingga membahas tipe perempuan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFKA MAEDA [HiGH & LOW]
Фанфик⚠️⚠️ WARNING! ⚠️⚠️ DILARANG MENJIPLAK/MEMPLAGIAT. TIDAK SAMA DENGAN SERIESNYA MAUPUN FILMNYA 100% NOT BL!! 'Murid baru dari Indonesia? Apa hubungannya dengan ketua Sannoh Rengokai?'