🥀||•2. Khitbah

140 42 2
                                    

Aku tidak tahu akhirnya akan seperti apa. Tapi aku percaya rencana Allah jauh luar biasa
__________________
Jennayra El-Medinah Thoriq
.
.

Ditempat yang lain, seorang pemuda berusia 27 tahun memasuki rumah mewah setelah memarkirkan mobil BMW kesayangannya di garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditempat yang lain, seorang pemuda berusia 27 tahun memasuki rumah mewah setelah memarkirkan mobil
BMW kesayangannya di garasi.


Ia menapaki lantai dasar rumah, beberapa lampu sudah dimatikan menyisakan cahaya temaram.

"Afkar," Panggilan lembut seseorang, saat ia melewati ruang keluarga menuju tangga.

Mau tak mau, ia berbalik menghadap ke sumber suara. Di sana ada Tania Miliano ibunya, sedang memangku laptop mengerjakan laporan perusahaan.

"Dari mana saja kamu?" Tanyanya mengintrogasi.

Inilah hal yang sama sekali tidak disukai oleh Afkar, semenjak ayahnya menyita apartemennya ia tak pernah lagi lebih leluasa. Perlu diingatkan dia bukan anak kecil lagi, apa-apa harus diketahui oleh kedua orangtuanya.

"Dari Bandung Ma, ngisi acara seminar."

"Bukannya ketemuan dengan perempuan tidak benar itu?"

Afkar meraup wajahnya mendengar todongan ucapan ibunya. "Ma, stop anggap Lyra perempuan nggak benar, dia baik Ma."

Tania menatap wajah putranya, bukan jawaban itu yang mau ia dengar. "Seharusnya kamu sampai di Jakarta sore tadi. Kemana saja selarut ini baru datang. Belanjain perempuan itu, lagi, he? Mama udah larang jangan-"

"Kenapa sih Ma? ... Afkar ngak suka dikekang sama Mama seperti ini. Mana Mama yang dulu selalu ngertiin Afkar,"

"Afkar udah besar, Ma." Lanjut afkar menekan ucapannya.

Tania berdiri setelah meletakkan laptop diatas meja, "Mama seperti ini karena Mama sayang, Mama nggak mau kamu mempunyai kekasih yang asal usulnya tidak diketahui."

"Lyra baik Ma, sejak SMA Afkar kenal Lyra. Mama aja yang terlalu berfikir negatif terhadapnya."

"Kamu menyalahkan Mama, dan lebih membela perempuan tidak tau diri itu!"

"Iya, karena dia kekasih Afkar Ma."

Wajah Tania merah padam sembari berkacak pinggang. Entah dosa apa yang ia perbuat dimasa lalu hingga mendapat anak durhaka seperti anak sulungnya ini.

Afkar menampar mulutnya. Meringis, lebih tepatnya menyalahkan ucapannya yang salah.

"Nggak gitu Ma, maksud Af."

Lentera Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang