🥀10||•Cinta Yang Tak berpihak

104 34 0
                                    

Erwin tertegun dengan alis saling menukik sejenak melihat panggilan tidak terjawab dari asisten rumah tangga bosnya, selesai meeting ia menuju kantin kantor yang terletak di lantai bawah barulah mengaktifkan mode data saat menunggu pesanan makanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Erwin tertegun dengan alis saling menukik sejenak melihat panggilan tidak terjawab dari asisten rumah tangga bosnya, selesai meeting ia menuju kantin kantor yang terletak di lantai bawah barulah mengaktifkan mode data saat menunggu pesanan makanannya.

Deretan panggilan tidak terjawab dan ropolan chat yang masuk membuat ia menggulir layar kunci langsung menekan aplikasi hijau bergambar ponsel.

Menekan layar hijau kala panggilan masuk dengan nomor yang sama.

"Hallo,"

"Den Afkar, mana?" Sungut orang dibalik sambungan telepon. "Saya telpon tapi nomornya tidak aktif."

Erwin mengerutkan keningnya mendengar kekewatiran yang amat sangat dari sambungan telepon wanita paruh baya asisten rumah tangga bosnya.

"Bi Rumi ada yang ingin disampaikan, biar saya yang sampaikan ke pak Afkair langsung."

"Den, bibi mohon segera. Non Nayra masuk rumah sakit."

Rumi menceritakan bahwa ia telat mengunjungi rumah majikannya melakukan pekerjaannya karena suatu hal, namun saat ia hendak membersihkan area dapur Rumi terkejut mendapati Nayra tertidur pulas di atas meja makan. Keterkejutannya semakin menjadi-jadi kala mengguncang pelan pundak Nayra bermaksud membangunkan tapi tak ada respon dari perempuan itu, kecemasan dirasakannya melihat wajah pucat dan tubuh yang meluruh ke lantai jika tidak segera Rumi tahan.

Kepalan tangannya mengeras hingga buku-buku jemarinya memutih mendengar penjelasan wanita paruh baya itu.

Erwin melangkah pergi tak lagi peduli pada pesanan makannya walau cacing di perutnya meronta-ronta karena kelaparan.

Membuka pintu ruangan CEO dengan tergesa-gesa tidak peduli jika pemiliknya akan marah. Namun ia tak menemukan keberadaan Afkar didalamnya.

Di lift yang terbuka memperlihatkan seorang pria yang sedang di carinya. Sedangkan Afkar sendiri bingung dengan kehadiran Erwin dengan guratan emosi sedang menghampirinya.

"Lo apain anak pembantu itu sampai masuk rumah sakit. Ha?"

"Rumah sakit?" Beonya.

"Gue tidak melakukan apapun yang berakhir membahayakan nyawa seseorang apalagi itu pekerjaku." Ucap Afkar tenang tanpa adanya rasa bersalah.

Erwin meraup wajahnya, "Tapi lo ninggalin perempuan itu dalam keadaan pingsan di meja makan."

Afkar menjemput ingatannya kembali, pagi tadi ia menjumpai Nayra tertidur tanpa ada pergerakan semalaman hingga pagi. "Gue nggak tahu kalau dia pingsan." Elak Afkar membelah diri.

Penjelasan Afkar barusan memunculkan seringaian diwajah Erwin. "Gue semakin curiga tentang hubungan lo dengan perempuan itu, dia bukan anak pembantu seperti yang lo bilang, kan?"

"Kalau lo benar laki-laki tidak mungkin lo biarin pembantu itu tertidur di meja makan dari malam hingga pagi. Setidaknya periksa keadaan dia sebelum lo pergi."

Lentera Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang