🥀25||• Hujan Bawah Dia Kembali

113 17 5
                                    

Bab ini sempat aku unpublikasikan, ada beberapa kalimat yang aku rombak dan ditambahin.

Semoga kalian suka.

Votmen ya ditunggu!!!

.
.
.

Kebahagiaan seperti apa yang harus aku tunggu. Sedangkan jiwaku sudah lama mati bersamanya.

_Ivanna Angelia_
.

Gemuruh langit saling bersahut-sahutan menandakan awan sebentar lagi menumpahkan airnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemuruh langit saling bersahut-sahutan menandakan awan sebentar lagi menumpahkan airnya. Kilatan petir dan awan kelabu membumbung atas cakrawala. Perlahan rintik hujan berubah deras menimpah apa saja yang dijangkaunya.

Dibawah lebatnya hujan bunyi klakson memekikkan telinga kala jalan raya mulai digenangi air. Padatnya kendaraan menciptakan kemacetan lalu lintas.

Seorang perempuan setengah baya nampak begitu anggun dengan balutan dress biru warda tengah memandangi wajah putrinya yang tengah merajuk. Tatapan matanya begitu hangat sembari jemari lentik mengusap surai putri kecilnya dengan lembut.

"Sabar ya sayang."

"Kita kapan sampainya, Bun? Mochi aku pasti kelaparan nggak diberi makan sama abang." Seekor kucing Persia yang diberi nama Mochi.

"Ini kita udah pulang, sebentar lagi sam ...,"

Dari samping sebuah mobil truk melaju kencang menghantam tepat disamping mobil yang mereka tumpangi.

Brak

Dalam hitungan detik mobil yang mereka tumpangi berputar hingga beberapa kali terbalik.

Bruk

Kecelakaan tidak dapat dihindari. Pintu mobil yang terbuka akibat tekanan membuat tubuh perempuan berusia 35 tahun itu terlempar keluar. Darah berceceran, kulitnya sobek, telinganya berdengung belum lagi sekujur tubuhnya terasa remuk. Butuh beberapa kedipan mata bagi perempuan itu memulihkan penglihatannya namun apa yang dilihatnya, mobil yang masih terdapat putri kecilnya menabrak pembatas jalan dengan jurang.

Lelehan air mata berbicara bagaimana remuk redam hati seorang ibu melihat guard rail tidak mampu menahan bobot mobil hingga terjatuh kedalam jurang. Dalam hati dia memaki dirinya yang tak mampu berbuat banyak untuk menolong putrinya.

Bum

Suara ledakan dan api yang mulai berkobar menciptakan asap bergempul ke atas langit.

"Arrgh, putriku."

"Bun ... Bunda." Erwin terpaksa menyentak bahu wanita yang berteriak kesetanan menarik rambutnya begitu gelisah, Erwin berupaya agar ibunya tidak semakin menyakiti dirinya dengan secepatnya memeluk tubuh rapuh itu.

Lentera Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang