🥀29||• Selesai?

174 9 9
                                    

Tujuan utama bukan perihal kebahagiaan. Tetapi bagaimana caranya bertahan hidup.

_Erwino Ezaqile Ghana_

_Erwino Ezaqile Ghana_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tiga bulan kemudian

Tidak ada yang menyangka waktu secepat ini berlalu. Nayra memandangi bangunan didepannya, kali terakhir ia berpijak ditempat ini Afkar mencampakkan seolah orang asing. Ah, Nayra lupa enam bulan berlalu tidak perna sedetikpun kehadirannya diinginkan pria itu dan hari ini Afkar kembali mencampakkannya dengan status yang tidak pernah ia bayangkan.

Sebentar lagi perempuan bercadar hitam itu akan menyandang status janda muda.

Dia datang menjadi orang asing kemudian kembali dengan asing.

Dibalik kursi kebesarannya Afkar menaikkan dagunya memandangi seorang perempuan yang baru saja membuka pintu. Bibirnya menyunggingkan senyum smirk melihat perempuan itu cukup terkejut saat ia menyodorkan secarik kertas yang akan memutuskan ikatan mereka.

"Aku tidak mau menandatanganinya." Ucapan perempuan itu mendapat hadiah tamparan keras.

"Saya tidak peduli, lakukan dengan cepat dan semuanya akan berakhir."

"SAYA TIDAK MAU. KAK." Nayra tergugu memegangi pipinya. Air mata mulai menganak membasahi bekas tamparan Afkar, sangat sakit  namun hatinya jauh lebih sakit.

Afkar mengambil balpoin menuntun tangan Nayra agar membubuhi tanda tangan di tempat pihak tergugat. Belum sempat kertas putih itu tercoret Nayra segera menepis hingga balpoin itu terhempas ke lantai. Hal itu memicu amarah Afkar tampak terlihat urat lehernya yang mengetat, pertanda pria itu sangat emosi.

Takut terjadi sesuatu, Nayra bangkit berdiri berusaha membuat jarak antara dirinya dengan Afkar. Belum sempat sepenuhnya berdiri, Nayra sudah terdorong menghantam dinding. Agak mencengangkan dagu Nayra sampai berdarah.

"Kamu yang membuat saya kasar."

"A-ku ng-gak mau cerai." Nayra meringis sambari memegangi legan kekar Afkar agar tidak semakin menancapkan kuku tajam  dipermukaan kulit pipihnya.

"Tanda-tangani sekarang." Itu mutlak perintah tapi Nayra membantahnya.

"Aku nggak mau, kak."

Plak

Wajah Nayra tertoleh ke samping. Ada bau amis yang begitu kentara, sudut bibirnya terluka.

Afkar menarik tangan Nayra menyentak kasar setelah mengambil balpoin di lantai. Sekuat apapun Nayra memberontak tenaganya tidak akan mampu menyamai kuatnya Afkar. Tanpa berpikir panjang Nayra menggigit legan Afkar. Berhasil ia dapat lolos dari kukuhkan tubuh tegap pria itu. Nayra segera berlari keluar dari ruangan. Dibelakangnya Afkar mengajar hingga sampailah mereka di pembatas balkon lantai 4.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang