🥀19||• Manipulatif

77 22 0
                                    

Sebesar apapun usaha ku, memang bukan aku pemenangnya.
-

-------------------
Jennayra El-Medinah Thoriq

.
Hai Mochi!

Seorang pria paruh baya dengan kacamata baca bertengkar di hidung mancungnya tengah fokus dibalik meja kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang pria paruh baya dengan kacamata baca bertengkar di hidung mancungnya tengah fokus dibalik meja kerja. Nampak fokus memperhatikan bukti-bukti dari orang suruhannya.

Tak berselang lama suara ketokan memenuhi ruangan minimalis klasik itu.

"Masuk." Suaranya terdengar tegas mengintruksikan.

"Selamat siang tuan." Seorang bersetelan serba hitam memberi hormat kepada tuan besarnya.

Pria dari balik kursi kebesarannya itu, mengetukan jari telunjuk diatas meja memberi isyarat agar orang suruhannya tersebut mendekat.

"Ini bukti yang saya dapatkan, tuan."

"Errando, apa kamu yakin orang kepercayaan saya akan selalu berada di pihak saya."

Lelaki bernama Errando itu mengangguk menyakinkan tuannya. "Sejauh ini, saya tidak pernah menemui kejanggalan dengan orang-orang kepercayaan tuan."

Lelaki didepan Errando itu mengangguk-angguk mengerti, tetapi tidak ada yang menjamin keyakinan seseorang.

Walau sudah berumur diusianya saat ini masih nampak aura kebijaksanaan dan ketegasan yang dapat menggentarkan saingan bisnisnya. Itu semua Errando akui.

"Jika dapat memberi saran."

Lelaki paru baya itu berdehem menimpali sembari pandangannya kembali berfokus menitih beratkan bukti-bukti yang ditemukan Errando kemudian membandingkan dengan orang suruhan lainnya.

"Dari hasil analisis saya. Tuan besar tidak perlu merasa cemas."

Tatapan matanya berubah menajam, menatap Errando atas argumen yang dia berikan.

"Seiring berjalannya waktu tuan muda akan terbiasa bergantung pada orang yang selalu ada untuknya. Saya yakin nona Nayra bisa melakukannya."

Lelaki paru baya itu menghargai pendapat orang suruhannya. Tetapi dia juga tidak boleh lengah untuk saat ini.

Setelah Errando pergi. Lelaki paru baya itu menyandarkan punggungnya menatap langit-langit ruang kantornya menimang-nimang pendapat dari orang suruhannya dengan bukti yang ada memang cukup menyakinkan tetapi ada saja resah secara bersamaan.

"Saya harap kamu tidak mengecewakan Papa, Afkar."

..••🌾🌾•..

Nayra merasakan hawa dalam mobil begitu mencekam setelah Afkar menerima telpon. Entah apa yang dikatakan si penelpon hingga di mata Nayra, Afkar seperti yang ditemuinya diawal pernikahan mereka kasar, arogan, dan bersifat dingin.

Lentera Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang