┗━ [2.3] joongsang

492 22 7
                                    

" Kamar lo hangat. "

" Itu mungkin karena ruangannya gak lebih dari seperempat bagian luas kamar lo. "

" Bukan gitu maksud gue, gue- "

" Iya, paham.. muka lo gak usah panik gitu, dong. Kkk. "

Hongjoong berdecak sebal habis digoda Yeosang.

Menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama Keluarga Kang membuat Hongjoong jadi benar-benar lupa waktu. Ketika sadar, jam telah menunjukkan angka 10 malam. Dia sebenarnya masih bisa saja pulang berjalan kaki, namun, orang tua Yeosang bersikeras menahan Hongjoong agar menginap saja. Katanya tidak baik bagi pelajar untuk terlalu lelah.

Hongjoong luluh, Yeosang, pun, sebenarnya sama sekali tat ikut campur dalam perdebatan kecil itu.

Jadi, Hongjoong berakhir duduk di tepi ranjang kamar Yeosang yang muat ditempati dua orang. Menunggu si pemilik kamar yang tengah berganti baju di depannya. Melepaskan hoodie putih kebesaran, menyisakan sleeveless putih tipis.

" Badan lo bagus. "

" Gue Ketua Klub Gulat, kalo lo lupa. "

" Gue tadi sempet liat-liat hiasan dinding rumah lo. Ada banyak pajangan piagam penghargaan dibingkai dengan foto Paman Kang. Ayah lo mantan atlet gulat?? "

Yeosang menggangguk, menyandarkan diri pada pintu almari, " Cuma sebentar, sekitar 7 tahun mungkin? Gak terlalu lama. Ayah kecelakaan, kakinya cedera yang bikin Ayah ga bisa gulat lagi. Makanya, lo pasti liat, kalo ayah gue jalannya agak pincang. Jadi, Ayah mulai berprofesi sebagai pemilik kedai jjajjangmyeon. Gak jauh dari sini. "

" Oh? Kedai yang diujung jalan itu?? Gue cuma liat dari bukit belakang rumah lo, ga pernah kesana karena jalan pulang ke rumah ga satu arah. ", Hongjoong menumpukan kedua telapak tangannya

" Hum, besok biar gue minta Ayah buat bikinin beberapa porsi jjajjangmyeon. Lo harus coba, enak, loh! "

Perkataan Yeosang dibalas tawa kecil oleh Hongjoong, karena itu terdengar memiliki maksud bahwa Hongjoong akan ikut makan malam lagi di rumah Kang.

" Perkataan lo seakan ngajak gue makan malem bareng lagi. "

Tanpa diduga Yeosang menjawab cepat, " Emang. Gue ngajak lo makan bareng lagi. "

Dengan itu Hongjoong salah tingkah, Ia berdehem guna menghilangkan rasa gugup. Maka Ia menatap kearah jendela, yang kacanya menampilkan hamparan kebun sawi putih.

" Hongjoong.. "

Hongjoong menoleh, dan terkesiap akan Yeosang yang telah berada satu langkah di hadapannya. Ia mendongak pada wajah Yeosang yang lebih tinggi diatasnya.

" Ke-kenapa? "

" Sebenernya gue udah perhatiin lo dari lama. "

" Uh? Bu-bukannya lo udah bilang? Tenang aja, gue ga masalah kalo itu bikin lo kepikiran- "

" Bukan gitu, maksudnya gue udah perhatiin lo lebih lama dari yang lo tahu. Tepatnya sejak naik ke kelas 11. "

" A-apa? ", Hongjoong tidak dapat menyembunyikan raut keterkejutannya

Yeosang menunduk, menghela nafas, " Gue mulai perhatiin lo sejak liat lo nangis diem-diem di belakang sekolah. Waktu itu gue ke gudang belakang buat ambil beberapa stok alat olahraga lama. Gue.. jadi penasaran dan keterusan buat selalu ngawasin lo. Gue ga berani nyamperin. "

Perasaan Hongjoong sulit dijelaskan, antara terkejut, malu, tidak menyangka, secuil rasa senang, dan lain-lain.

Yang pasti, Ia tidak menyangka bahwa seseorang memperhatikannya.

" Kenapa lo ngelakuin itu.. "

" Gue ga tau! ", secara tidak sengaja, Yeosang menaikkan nada bicara, " G-gue ga tau.. rasanya kayak gue harus ngawasin lo aja. Itu semua terjadi otomatis, gue bahkan ga tau kenapa harus repot-repot gali segala informasi tentang lo. Bahkan, tentang masalah internal lo. Dan gue... tahu lo suka nyakitin diri sendiri... "

Mata Hongjoong bergetar nanar, Ia menatap kedua tangannya sendiri yang memiliki banyak garit semu bekas luka. Bekas yang sembuh dan hampir hilang.

" Gu-gue.. "

" Gue tau segala permasalahan lo dibalik image Wakil Ketua Osis paling tegas dan berwibawa yang dikenal banyak orang. Kedua orang tua lo hampir ga pernah pulang, lo dituntut jadi anak berprestasi dengan ranking pertama, lo ga pernah ngerayain ulang tahun atau natal bareng keluarga, dan lo.. lo bahkan harus nunjukin penghargaan olimpiade dulu biar bisa disebut 'anak'.. "

Hongjoong menutup wajahnya dengan telapak tangan, air mukanya lesu pasi, " Darimana lo tau semua itu, Sang.. "

Yeosang sebenarnya merasa bersalah. Sangat bersalah. Mungkin tidak seharusnya Ia membongkar semua ini. Tapi, mulutnya benar-benar tidak dapat dikontrol. Satu tahun adalah waktu yang lumayan untuk membiarkan Hongjoong memendam segala permasalahannya sendirian, ketika Yeosang telah mengetahui semuanya.

" Makanya... ", Yeosang menarik perlahan telapak tangan yang menutupi wajah Hongjoong, " Karena sekarang lo udah tau bahwa gue tau, gue minta lo berhenti pendam masalah lo sendiri.", kedua telapak tangan Yeosang mulai bertengger di kedua pundak Hongjoong, mengusapnya bahunya perlahan, " Mulai sekarang, berhenti nyakitin diri lo sendiri. "

Hongjoong tak bereaksi apa-apa ketika si remaja Kang mulai membaringkannya perlahan, matanya terkunci pada sepasang hazel Yeosang, yang begitu indah dan terlihat tulus.

" Stop nangis diem-diem di tempat sepi, stop sayat diri sendiri buat luapin emosi, karena sekarang... ", Hongjoong membiarkan saja saat Yeosang melepas satu-persatu kancing seragamnya, bibir Yeosang menyunggingkan senyum tipis, " ... lo punya gue sebagai pelampiasan. "

Akhirnya Hongjoong mengerti kemana arah pembicaraan ini. Tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi ketika Yeosang telah menduduki celananya dengan pose genit. Ia menyeringai, " Then.. kiss me. "

Tak perlu berlama-lama, Yeosang menyambar cepat bibir si Kim. Wajahnya bergerak kesana - kemari mencari posisi nyaman.

Tangan Hongjoong tak tinggal diam, Ia meremat kedua sisi pinggul yang lebih muda. Menyingkap pakaian tipisnya keatas sebatas dada, mengusap tonjolan disana.

" Ahhh.. "

Hongjoong melepas gigitannya pada bibir Yeosang, Ia tatap manik terang diatasnya, " Ssttt... jangan berisik, nanti paman sama bibi denger. "

Yeosang balas tersenyum.

Malam ini jadi malam yang panjang. Ketika Yeosang membantu Hongjoong melepas stress-nya, melupakan depresi yang ada, dan membisikkan kalimat penuh dukungan pada Wakil Ketua OSIS sekolahnya.

Hongjoong kini punya Yeosang, punya tempat berbagi, dan punya tempat bernaung diri.

Ia memiliki rumah baru untuk dirinya.

" Ahhh! Shh... pelan-pelan! "

" Kkk, maaf. ", Hongjoong tertawa jenaka

Dan mungkin, rumah baru juga untuk barangnya di dalam sana.

.

.

.

.

'gak' minta maaf "3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'gak' minta maaf "3

ATEEZ SHI- [VOL. 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang