" Jong, ayahmu bakal dateng ambil rapot, kan? "
Jongho menggeleng, " Gue ga tau. Rasanya mustahil bawa Daddy keluar tempat kerja. "
" Emang Daddy lo kerjanya apa, sih? Gue ga pernah liat Daddy lo! "
Jongho memasang wajah jengah, Ia, pun, malas jika sudah membicarakan ayahnya.
.
.
.
.
" Dad? ", Jongho membuka pintu
" Kapan kerjaan ini selesai.. "
Jongho mematung di daun pintu.
" Kenapa rasanya gak ada habisnya? Aku ngerasa udah ngerjain sekitar.. 20 tahun mungkin? "
Jongho memutar matanya malas. Ia berjalan mendekat dan menarik sebelah tangan sang ayah.
" Dad, ayo keluar. Daddy butuh ketemu sinar matahari. "
Sang ayah menggeleng.
" Enggak bisa. Ada orang dalem yang bawa kabur uang senilai 80 juta dolar. Petunjuk terakhir si bangsat itu terbang ke Rio. Itu semua uang organisasi, Jong... "
" Daddy gak akan miskin hanya karena uang segitu! Ayookkk, kita keluar rumah bentar! Muka Daddy udah kayak kertas hvs tau, gak? "
" Enggak. ", dengan polosnya sang ayah menjawab
Batin Jongho mencak-mencak.
" Keluar sekarang! Aku bisa dikira punya Daddy vampir! "
Akhirnya Hongjoong menurut. Ia membiarkan putra remajanya membawanya keluar ruang kerja.
CEKLEK
" Silau, Nakkk! ", keluh Hongjoong
Hari ini begitu cerah. Matahari bersinar terik di atas sana, bahkan awan, pun, tak nampak wujudnya.
" Siang hari, ya, silau! Seenggaknya kulit Daddy kecium matahari bentar. Udah kek kulit bayi, tau, gak! Keknya gegara kalah mulus, dulu Mommy tiba-tiba ninggalin Daddy. "
" Yunho ninggalin aku gegara pergok aku cium bawahan sendiri. ", Hongjoong mendudukkan diri di tangga teras rumah
" Emang bapak brengsek, lu. Bentar, aku mau masuk ambil cemilan. "
Setelah kepergian Jongho, Hongjoong mulai menatap ke langit biru yang terang. Indah sekali. Dia tidak ingat kapan terakhir kali keluar rumah. Mungkin dua minggu yang lalu? Dia lebih banyak berada di ruangan kerjanya. Memantau pekerjaan bawahannya lewat pc, memberi perintah dan melakukan ini - itu lewat komputer.
Dia lebih sibuk dari yang dikira sebagai seorang pemimpin organisasi gelap.
" Nih, bolu sama jus jeruk. "
Hongjoong mengangguk pada suguhan putranya. Ia mengambil sepotong dan mulai menggigitnya.
" Gimana sekolahmu? "
Jongho berhenti mengunyah, " Daddy beneran tanya sekolahku? "
" Iyaa. "
Setelah itu Jongho mendengus, menatap lurus kedepan pada gerbang rumah besarnya, " Besok ambil rapot semesteran. Meskipun udah sering bilang gak bisa, aku tetep minta Daddy dateng sekali aja. ", Jongho menyeruput gelas jusnya, " Bukan Kak Mingi terus. "
Hongjoong dibuat terdiam oleh perkataan Jongho. Ia mulai mengingat berapa kali Ia dan Jongho berbicara berdua dalam durasi ini. Tiba-tiba ada perasaan tak nyaman dalam diri Hongjoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ SHI- [VOL. 1]
أدب الهواةPiece a sh!t of me Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari NOTE: • random sh!t • as my mood • random pair • random (buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...