Piece a sh!t of me
Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari
NOTE: • random sh!t
• as my mood
• random pair
• random
(buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...
Diluar begitu gelap, berkabut, dan basah. Yunho berpikir Ia beruntung karena terjebak hujan di dalam perpustakaan yang sepi dan hangat. Ia berada jauh di dalamnya, sangat jauh hingga penjaga perpustakaan tidak akan menyadari keberadaannya.
Hari semakin malam, Yunho mulai lapar. Mahasiswa itu memiliki sebungkus cokelat batang isi selai buah di dalam tasnya. Mungkin penjaga perpustakaan tidak akan mempermasalahkan jika Yunho makan sebungkus. Jadi, Ia mengeluarkannya.
" Terjebak hujan juga? "
Dada Yunho berdentum cepat mendengar suara berat barusan, Ia tidak bisa mengendalikan raut terkejutnya. Cokelatnya bahkan reflek terjatuh dari tangan.
Yunho pikir penjaga perpustakaan baru saja memergokinnya, tapi itu bukan Seonghwa-nim.
" Y-ya? "
" Terjebak hujan juga? Karena aku 'iya'. "
Pemuda asing itu meletakkan tas laptop dan beberapa bukunya disamping barang-barang Yunho.
Yunho menahan diri untuk tidak menghela nafas, Ia harus menunda rencana untuk memakan cokelatnya meski perutnya mulai meronta-ronta.
Memakannya saat ini juga; artinya harus menawarkan kudapannya. Yunho tidak bisa mengambil resiko jika tawarannya diterima. Itu artinya porsi snack-nya berkurang. Mungkin menundanya sedikit lebih lama hingga Ia bisa pamit pergi tidak akan buruk.
"Iya, aku tidak membawa payung atau mantel. "
" Kau mahasiswa disini? Aku Song Mingi, mahasiswa jurusan teknik informatika, semester 4. "
Yunho tidak bisa menolak uluran tangan si Song, Ia menerimanya dengan senyum kalem.
" Jeong Yunho, mahasiswa jurusan seni tari, semester 4. "
Mingi membulatkan bibirnya isyarat mengerti, pria berkacamata itu melepas jabatan tangan dan mulai membuka sebuah buku catatan, " Aku memiliki kuis untuk besok pagi, materinya membutuhkan beberapa tambahan dari buku-buku perpustakaan. Tidak menyangka bahwa hujan turun begitu deras. Bagaimana denganmu? ", Mingi melempar senyum manis
Yunho mengalihkan pandang, tertawa canggung dengan pipi merah mudanya yang dipicu oleh hawa dingin, " Aku juga harus mengumpulkan materi untuk kuis minggu depan. "
"Wow! Kau benar-benar tipe yang rajin. Aku menghabiskan waktuku untuk bermain game dan bersantai, hingga tidak sadar bahwa kuis akan dimulai tidak lebih dari 12 jam lagi. Aku iri. "
Yunho tertawa kecil dengan punggung tangan di depan mulut, Mingi adalah pria yang lucu pikirnya.
Obrolan mereka berlanjut dengan bahasan-bahasan ringan yang terkadang bahkan cukup nyeleneh. Mingi orang yang humble dan banyak bicara, Yunho merasa nyaman. Jadi, secara tidak sadar, Ia mulai mengimbangi energi Mingi, dan keduanya berakhir menjadi seperti dua orang hyperactive yang bersatu.
" Jangan berisiiikkkkkkk! "
Yunho dan Mingi kompak membekap masing-masing mulut. Kikikan mereka menghiasi deru hujan diluar sana. Susana yang begitu manis dan hangat, seperti dua orang teman baik yang menghabiskan sedikit waktu konyol mereka di perpustakaan kota.
Sekitar satu jam, cuaca mulai mereda. Rintiknya meninggalkan bunyi-bunyi kecil dari sisa tetesannya yang menabrak permukaan kaca. Barang-barang di meja dibereskan, buku-buku dikembalikan, Yunho tersenyum pada bungkus snack di tangannya ketika menyadari bahwa Ia lupa dengan rasa laparnya. Yunho harus segera pulang. Kakaknya mungkin sudah bersiap dengan segala macam omelan.
" Mingi, aku- "
Mata Yunho membulat terkejut. Luar biasa terkejut. Tepat ketika Mingi menabrakkan bibirnya tepat pada miliknya, Yunho merasa syaraf-syaraf di tubuhnya melemah. Kakinya bergetar kepayahan menahan beban tubuhnya sendiri.
GREP
" Hati-hati. ", bisik Mingi
Yunho masih diam diserbu rasa syok bahkan ketika Mingi merengkuh erat pinggangnya. Menahan tubuhnya agar tidak terperosok oleh keterjutannya sendiri. Ia tidak mengerti kenapa, tapi terasa begitu nyaman dan aman ketika pria Song ini merapatkan tubuhnya padanya. Menghantarkan rasa hangat ditengah suhu musim hujan.
" Babe, don't you really remember me? "
Kepala Yunho dihujam rasa sakit, kelopak matanya memejam erat menahan serangan migrain mendadak. Tiba-tiba ada banyak sekali gambaran-gambaran asing acak yang datang di kepalanya. Terlihat semu dan kacau, Ia hampir tidak bisa menahannya.
" Babe, i miss you so bad... "
Kalimat Mingi begitu lirih, pedih. Begitu kental oleh keputusasaan yang amat menyedihkan. Pada momen itu, Yunho merasakan sekali lagi sensasi bibir tebal Mingi pada bilah tipis bibirnya.
Merasakan lumatan sayang yang teramat hati-hati dan diserbu kerinduan, bukan hanya sekeder kecupan. Dan pada ciuman keduanya, Yunho menyecap rasa asin dari air mata Mingi. Kepedihan yang mengalir deras pada permukaan pipi, membasahi momen yang telah dinanti-nanti
" I love you... "
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*nangis ingusan. Bawaannya syahdu kalo sama minyun ㅠ^ㅠ