Piece a sh!t of me
Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari
NOTE: • random sh!t
• as my mood
• random pair
• random
(buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...
Yunho berteriak murka, tetes demi tetes air mata menuruni kedua pipinya. Hatinya telah terlampau sakit menghadapi sang suami di depannya.
Putra kecilnya bersembunyi takut di belakang kaki papanya.
" Kamu beneran ga percaya sama aku?!! ", San ikut emosi
" Enggak!! Aku ga percaya lagi sama kamu! Udah cukup aku jadi orang bodoh yang kamu bohongi sesuka hati selama 6 tahun terakhir! Aku muak sama segala alasanmu! Selingkuh tetep selingkuh! Aku bener-bener gak habis pikir sama kamu. Aku pergi! Kita gak usah ketemu lagi! "
San mencegah Yunho pergi, pergelangan Yunho Ia cengkram, " Yunho, kamu mau kemana? Yusan tetep sama aku! "
" Enggak! Yusan bakal ikut aku! Aku ga bakal sudi biarin Yusan tinggal sama manusia brengsek kayak kamu! ", tubuh Yusan ditarik, Yunho gendong sang anak di bahunya
Yusan kecil menatap nanar ayahnya.
" YUNHO! Yusan bakal sama aku! Yusan, sayang.. ayo ikut Ayah. ", San berusaha mengambil alih Yusan dari gendongan Yunho, namun ditepis kasar
" Enggak, Mas, lepasin! ", Yunho memberontak sekuat tenaga, " Yusan gak akan pernah ikut kamu atau liat kamu lagi selamanya! Kita cerai secepatnya! "
" Yunho! YUNHO! CK, ARRGGHHH!!! ", San mengusak rambut emosi melihat Yunho yang pergi dengan taksi
Ia memejam, mengusap wajahnya frustasi. Sekarang Ia harus bagaimana? Istrinya pergi membawa satu-satunya putra mereka.
Hhh.. San harus segera menghubungi kekasih gelapnya.
.
.
.
.
" Pa... "
" Hiks, i-iya, sayang? Kenapa..? "
Yusan menggenggam jari-jari papanya dengan telapak tangan kecilnya. Matanya yang benar-benar mirip San itu menatap sedih wajah orang tersayangnya.
" Papa jangan nangis, nanti jelek. "
Yunho terkekeh atas penuturan anaknya.
Supir taksi di depan tak berkata apa-apa. Hanya melirik dari kaca spion. Namun tatapannya jelas kentara oleh rasa iba.
" Yusan-ie, Yusan-ie mau janji sama Papa? "
Si anak lelaki 4 tahun mengangguk semangat, memperlihatkan antusiasnya lewat binar matanya. Memancing secuil rasa hangat pada hati remuk Yunho.
" Yusan.. jangan sampai tumbuh jadi orang yang serakah. Jadilah orang yang selalu bersyukur atas nikmat apapun. Ambil apapun secukupnya, biar gak bawa bencana. "
Seorang anak kecil seperti Choi Yusan mungkin belum dapat mengerti perkataan sang papa sepenuhnya, tapi anak ini akan tumbuh menjadi harapan ibunya.
Ia akan tumbuh menjadi orang bijaksana, yang akan menghindarkan hidupnya dari bencana kehancuran. Belajar dari apa yang telah Ia rasakan.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.