Piece a sh!t of me
Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari
NOTE: • random sh!t
• as my mood
• random pair
• random
(buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...
Hongjoong menoleh dengan satu alis terangkat ketika seseorang berceletuk demikian.
Ada seorang pemuda, rambutnya pirang panjang, yang diikat ke belakang menyisakan beberapa helai menjuntai di sisi kiri - kanan wajah.
" Lo siapa? ", tanya Hongjoong
Si pemuda pirang menggeleng kecil, semakin melesakkan kedua tangannya ke dalam saku hoodie. Lantas mendekat dan duduk di samping Hongjoong tanpa permisi.
" Kang Yeosang, Ketua Klub Gulat. "
" Dari SMA Hwaseong? ", Hongjoong memastikan
" Iya. "
Hongjoong mengangguk mengerti. Kembali menghadapkan wajah kedepan, memperhatikan pemandangan ibukota di siang hari menjelang sore.
" Gue baru tahu, kalo wakil ketua osis ngerokok. "
Hongjoong menoleh, " Emang kenapa? Gue ga ngerokok di lingkungan sekolah. Aturannya adalah ga boleh ngerokok atau bawa rokok di sekolah. Jadi, diluar itu, boleh, dong. "
" Iya juga. "
Kali ini Hongjoong yang menggeleng kecil.
Bermenit-menit mereka habiskan dengan berdiam. Menciptakan suasana sunyi yang menenangkan di perbukitan.
Rokok Hongjoong hampir habis, Ia buang sisa puntungnya kedepan kaki dan melindasnya dengan sepatu hingga mati menyisakan abu. Tangannya bergerak mengambil batang rokok yang lain di saku jaket. Mengapitnya di bibir, menyalakannya seperti orang yang telah terbiasa, " Gue udah sering kesini sendiri sejak beberapa bulan terakhir. Lo kenapa bisa sampe kesini? "
Yeosang melirik Hongjoong, " Rumah gue di kaki bukit ini. "
" Oh, yang itu? ", tunjuk Hongjoong pada sebuah rumah dengan dominasi warna putih dan hijau zaitun, dibalas 'benar' oleh Yeosang, " Gue sama sekali ga pernah liat lo? Ga pernah keluar rumah? "
" Iya, lebih nyaman di dalem rumah. Keluar kalo sekolah, les, sama disuruh belanja. "
" Anak goa? "
Yeosang terkekeh, " Iya, begitu. "
Keduanya sama-sama memperhatikan seorang wanita berumur dengan apron yang berjalan ditengah kebun sebelah rumah Yeosang, yang Hongjoong asumsikan sebagai ibu Yeosang. Dirinya, pun, mengerti darimana Yeosang mendapatkan wajah rupawannya yang begitu tidak nyata.
" Gue beneran ga pernah liat lo, emang lo ga bantu di kebun? "
" Gue males metikin sayur. Gue yang selalu masak sayurnya di dalem. Kapan-kapan lo harus mampir ikut makan malem bareng. "
" Eh? "
Yeosang tersenyum manis, menikmati wajah terkejut bercampur bingung milik Hongjoong yang terlihat lucu, " Ayo makan malem bareng kami. Gue tau lo sering disini sampe malem. Gue kagum, si, lo bisa betah mandangin gedung kota tanpa beranjak sama sekali. Banyak pikiran, ya? "
" Lo merhatiin gue?? ", Hongjoong tambah terkejut
" Gimana gue ga liat, lo? Ketika lo sering disini sejak 5 bulan terakhir. Gue bisa dengan mudah liat lo dari jendela kamar gue pake teleskop. "
" Anjir.. ", Hongjoong memijit pangkal hidung
Yeosang terkekeh halus, " Ayo. "
" Kemana? "
" Ke rumah gue, kita metik sayur bareng di kebun. Terus masak buat makan malem. "
" Lo serius??? "
Yeosang bergumam sambil menepuk bagian belakangnya membersihkan tanah dan dedaunan. Ia berdiri dengan sebelah sepatu kets putihnya memainkan tanah, " Tawaran gue bakal terus berulang sampe lo mau, jadi ayo. "
Hongjoong masih dilanda bingung, namun, mengikuti di belakang ketika Yeosang berjalan duluan. Menuruni bukit. Ke rumahnya.
Mereka disambut ramah Nyonya Kang, dibiarkan mengeksplor kebun dan memanen sayuran untuk dimasak makan malam.
Sesekali Hongjoong akan memekik terkejut atau berteriak kegelian ketika tak sengaja menemukan serangga, atau bahkan tak sengaja menyentuh gumpalan pupuk.
Buat Yeosang tertawa. Mengingat Hongjoong adalah sosok yang dikenal serius dan berwibawa sebagai Wakil Ketua OSIS SMA Hwaseong. Image-nya sangat terkenal hingga sekolah lain. Tidak menyangka bahwa kepribadian aslinya begitu lucu dan konyol menggemaskan. Sekarang Yeosang jadi orang yang mengetahuinya.
Menerima tawaran makan malam Yeosang, Hongjoong jadi merasakan pengalaman dan suasana baru.
Ia jadi tahu rasanya dan bagaimana caranya mengolah makanan, ketika di rumah, Ia hanya terima jadi masakan lusinan maid terlatih lulusan akademi terbaik.
Hongjoong jadi tahu, rasanya makan malam bersama keluarga.
Bercengkrama kegiatan seharian yang telah mereka lalui, saling tertawa oleh hal-hal sederhana, mendapat usapan lembut di kepala oleh sosok ibu, dan menghabiskan waktu dengan begitu bahagia.
Hal-hal yang benar-benar tidak pernah Hongjoong rasakan, di rumah besarnya.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.