Piece a sh!t of me
Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari
NOTE: • random sh!t
• as my mood
• random pair
• random
(buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...
Yunho mengerutkan kening, " Kamu gak tanya atau marah kenapa aku ngajakin putus tiba-tiba? Maaf.. tapi aku beneran gakbisa hilangin Wooyoung dari pikiranku. Aku udah coba! Aku selalu ngerasa- "
" Yun, Yun, udah. Kamu ga perlu jelasin, yang ada aku jadi patah hati. Kuharap kamu gak akan kecewain Wooyoung. Jaga dia, jangan sampe kamu jadi brengsek. Aku bakal pastiin bahwa Wooyoung adalah yang terakhir buatmu kalo emang itu udah jadi keputusanmu. Maaf dan terima kasih buat waktu kita berdua selama ini. Aku bakal tenangin diri dan berusaha nerima. Aku pamit, ya? Jaga diri. "
Yunho tersenyum lembut, " Makasih, Hwa. Semoga kamu tetep bahagia. "
" BRENGSEEEKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!"
Seonghwa meraung emosi dengan posisi jongkok di trotoar pinggir jalan. Ia memejam mata kuat-kuat, berteriak perih dengan air mata merembes di kedua pipinya.
Benar-benar dusta belaka bila Ia baik-baik saja. Ketika Yunho bilang ingin putus, sebenarnya Seonghwa mati-matian menahan diri agar tak menampar sang mantan pacar di depan belasan pengunjung kedai kopi.
Ia ingin menyumpah serapah. Mengeluarkan sederet kalimat kotor nan hina pada pria yang pernah dicintainya. Ups, tidak, sampai detik ini, pun, dengan sialannya Ia masih mencintai seorang Jeong Yunho. Si lelaki golden retriever yang dulu menyatakan perasaan padanya dibawah terik matahari musim panas. Di taman kota, diantara hiruk pikuk pengunjung lainnya yang menikmati piknik.
Seonghwa mengusap ingusnya kasar. Bergumam 'brengsek' berulang kali yang hanya akan memperburuk suasana hatinya.
" Seonghwa? "
Seonghwa menoleh, menemukan seorang lelakipendek berdiri 1 meter darinya dengan membawa kantung belanja. Pakaiannya kasual, sebuah hoodie abu-abu yang pas di tubuh serta celana pendek sepaha warna hitam. Rambut gelapnya yang setengah basah sedikit memunculkan pertanyaan bagi Seonghwa, 'apakah Ia habis keramas atau berkeringat akibat suhu bulan Juli'.
"Kamu belanja? "
" Kamu kenapa? Kayaknya sama sekali gak baik-baik aja. ", si lelaki pendek balik bertanya
Sebenarnya, itu hanya teman satu rumah sewanya, Hongjoong.
" Gak enak kalo ngomong disini, ayo pulang."
Hongjoong terpaksa menahan rasa penasarannya sebentar. Setidaknya hingga mereka sampai di rumah. Jadi, ia menurut saja ketika Seonghwa mengajaknya pulang.
Namun, baru satu langkah beranjak, Seonghwa berhenti. Menimbulkan kerutan heran pada Hongjoong.
" Hongjoong. ", panggil Seonghwa
" Ya? "
" Aku kesemutan.. "
Hhhh.
.
.
.
.
" Jadi, mau cerita sesuatu? "
Seonghwa menerima uluran mug berisi teh manis hangat yang dibawakan Hongjoong. Ia sudah mandi, tapi Hongjoong masih setia dengan surai lepeknya.
" Aku putus dari Yunho. "
" Uhukk- tiba-tiba?! "
Seonghwa memajukan bibir bawah, " Dia cinta orang lain. "
" B-but-, Hwa.. you guys are together about-.. four yearss! A fucking four! ", Hongjoong tak bisa menahan diri untuk tak membulatkan mata
" Ck! Aku tahu! Gak usah ditekanin begitu. Aku juga pengen banget hajar Yunho sampe mampus, sampe dia sadar bahwa waktu kami gak sebentar. Tapi.. kupikir perasaan gak bisa dipaksa, Joong.. aku takut kalo kami tetep lanjutin hubungan ketika ada orang lain di hati Yunho. ", Seonghwa menundukkan wajah
Hongjoong mengangguk mengerti. Ia meletakkan punggung dengan nyaman pada sandaran sofa. Pasti sama sekali gak mudah buat Seonghwa, sebenarnya.
" Kalo gitu, tinggal kamu aja, dong, yang harus berusaha move on. Yunho udah ada tambatan hati gitu, bentar lagi juga jadian. "