04. Broken

6.1K 569 23
                                    

Satu bulan berlalu. Jay membelikanku aparteman dan ia akan datang setiap kali ingin melepaskan hasratnya padaku yang membuatku kadang kesulitan berjalan apa bila ia sudah bermain kasar.

Hari ini ia datang dengan wajah yang datar tanpa ekspresi. Hanya diam memandangku yang sedang sibuk berkutat memasak apa yang dia inginkan.

Bulgogi.

Makanan yang sepertinya sangat ia sukai. "Besok ayah mulai bekerja lagi."

Ah syukurlah.

Jadi aku tidak perlu melihatmu dalam 24 jam lagi Park Jongseong.

"Kau senang ya."

"Ti-tidak."

Ia berdecih. "Kau tak pandai berbohong Kim."

Aku meneguk saliva kelu dan berusaha menetralkan ekspresiku. "Aku juga akan pergi ke Jepang."

Wahhhhh bagus sekali! Sekalian saja tak usah kembali!!

"Kau juga ikut."

"APA?!"

"Tak ada penolakan." Katanya menatapku tajam seperti angry bird khasnya. "Ta-tapi Jay bagaimana pekerjaanku?"

"Aku sudah urus itu."

"Huh? Maksudnya gimana?" Aku menuntut penjelasan berjalan menghampirinya setelah mematikan kompor. Ia malah menarik tanganku sampai aku jatuh ke pangkuannya. "J-jay.."

Ia mengecup bibirku sekilas. "Aku tak bisa pergi tanpa mainanku Kim." Bisiknya seduktif dan mengecup leherku berulang kali membuatku menggelinjang geli.

Sedikit terkekeh karna kegelian dan Jay yang tersenyum menatapku, "Aku juga ingin memperlihatkan sesuatu disana. Anggap saja itu hadiah kecil untukmu Kim."

•••••

"Itu hadiah untukmu Kim." Bisik Jay sambil memeluk pinggangku posesif sementara pandanganku kian memburam saat melihat Sunghoon bergandengan mesra bersama seorang gadis yang tak kukenal.

Mereka berdua berjalan semakin mendekat dan aku segera membuka pintu kamar hotel yang Jay pesan karna tak ingin bersitatap lebih dekat dengan Sunghoon. "Hiksss...."

"Hei kenapa menangis hm? Seharusnya kau senang Bella." Kata Jay sambil mengusap puncak kepalaku lembut.

DASAR BOCAH GILA! BAGAIMANA MUNGKIN AKU SENANG MELIHAT ORANG YANG TERAMAT KUCINTAI BERSAMA GADIS LAIN?!

"Jawab aku Kim."

Aku menatapnya dengan kedua mata basahku, "Gomawo." Kataku susah payah di dalam isak tangisku karna aku tidak ingin mendapatkan hukuman dalam keadaan hancur begini. Tubuhku sudah lelah setelah perjalanan Seoul-Jepang dan perasaanku sakit setelah melihat satu fakta bahwa Sunghoon sudah bersama gadis lain. "Bella..."

"Y-ya?"

Ia tidak berkata apa-apa lagi hanya tersenyum gila dan mengecup keningku lama.

Aku memejamkan kedua mataku erat mengingat Sunghoon yang sering sekali mencium keningku begini. "Lupakan bajingan itu Kim."

"A-araseo."

Ia tersenyum senang dan menciumku lembut membuatku mengernyit heran tapi tetap membalas ciumannya. Berusaha mengimbanginya yang tanpa kusadari sudah berada di bawah kungkungannya di atas ranjang.

"Kau milikku Bella." Katanya dengan nafas panasnya menyentuh kulit leherku dan ia mengecupi setiap inchi leherku membuatku menginginkannya juga.

"Jay-ah..."

"Ya?"

"Lakukan seperti biasanya." Kataku dan ia mendecih kecil sambil mengusap rahangku lembut. "Kenapa hm?"

Kalau kau bersikap begini. Aku bisa saja mencintaimu Jay.

"Tak apa."

Ia tersenyum dan memangutku lagi lembut yang terus berlanjut pada hal intim yang sering kami lakukan namun kali ini Jay begitu lembut seolah aku ini porselan yang mudah pecah. []

SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang