Semenjak kejadian itu Jay tidak pernah berhenti menyentuh tubuhku yang membuatku perlu menutupi leherku yang penuh akan tanda yang ia bubuhkan dengan syal tebal.
Beruntungnya saat ini sedang musim dingin jadi aku tidak perlu alasan untuk memakai syal di mana pun aku berada. "Ini ruangannya cukup hangat Bella. Jadi kau bisa melepas syalmu." Kata Aikoo membuatku gelisah dan menggeleng kecil.
"Tak apa." Kataku singkat dan ia tersenyum hangat. "Apa masih dingin?" Tanyanya khawatir. "Aku bisa meminta mereka menaikkan suhu ruangan." Katanya akan memanggil salah satu pelayan restoran ini.
"Tidak perlu." Kataku menahan tangannya. "A-aku hanya suka memakai syal." Kataku cepat dan ia terkekeh kecil lalu mengusap puncak kepalaku lembut.
Ia selalu memperlakukanku seperti adik kecilnya membuatku semakin bersalah padanya. Berharap ia tak pernah mengetahui satu fakta menjijikkan antara aku dan Jay.
"Sudah pesan?" Tanya Jay yang baru kembali dari toilet.
"Belum." Jawab Aikoo lalu memilah buku menu restoran ini sementara Jay memperhatikannya dengan perhatian mengusap puncak kepalanya lembut.
"Aku samakan saja denganmu Ai."
"Araseo."
Aku mencoba untuk tetap biasa saja namun ntah mengapa rasanya sedikit sesak ketika melihat Jay dengan Aikoo.
Bukan cemburu. Tapi aku seperti di abaikan oleh Jay.
Padahal aku tidak meminta untuk ikut makan siang bersama mereka :(
"Bella, mau pesan apa?"
"Aku pesan kimbab saja."
"Okay." Aikoo memanggil pelayan untuk menyampaikan pesanan sementara aku sibuk melototi meja. Tidak ingin bersitatap dengan Jay yang sepertinya menatapku.
"Kau pantas saja kurus kering begitu." Cibir Jay. "Tambah satu steak lagi untuknya." Katanya mengangguk ke arahku.
"Baiklah." Pelayan itu pun pergi setelah selesai mencatat pesanan dan aku tidak bisa membantah sama sekali.
Padahal aku merasa kurang nafsu makan akhir-akhir ini.
"Aigoo, kau perhatian sekali ya pada sekertarismu.."
"Aku tidak ingin dia sakit dan merepotkanku."
"Baguslah. Jay-ku sudah menjadi lelaki perhatian." Kekeh Aikoo sambil mencubit kedua pipi Jay yang hanya terkekeh kecil menanggapinya.
Aku terdiam melihat keduanya. Seperti dejavu. Aku juga sering begitu dengan Sunghoon membuat dadaku mencelos sakit.
"Bella.."
"Ya?" Kataku terkesiap sesaat Aikoo mendadak memanggil namaku. "Kau sudah tahu Jake akan kembali dari Aussy?"
Aku menggeleng namun sedikit banyak membuatku lega, "Benarkah ia akan kembali ke Seoul?" Tanyaku. Karna Jake memang setelah melewati kritisnya saat itu langsung di pindahkan ke rumah sakit Aussy oleh orangtuanya yang berpendapat bahwa rumah sakit disana lebih cakap di banding di Seoul.
"Iya. Dia akan pulang dari Aussy minggu depan setelah ia pulih dengan benar."
"Baguslah." Komentar Jay. "Lagi pula Sohyun juga sudah tak sabar untuk pertunangannya."
Aikoo mencebik tak suka, "Padahal Bella jauh lebih cocok dengan Jake." Katanya membuatku hampir tersedak oleh ludahku sendiri. Sementara Jay berdecak tak suka.
"Ayolah Ai, orang kaya tentunya harus berpasangan dengan orang kaya kembali bukan gadis miskin sepertinya."
"Jay." Peringat Aikoo dengan nada marah yang kentara lalu menatapku tak enak. "Jangan di ambil hati ya Bella."
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE
Fanfiction"Aku tidak ingin mainanku di sentuh oleh orang lain, kau mengerti Kim?" ⚠️ TRIGGER WARNING - MATURE. DEPICTION OF OBSESSION, RAPE, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE, MANIPULATION, MENTAL ILLNESSES AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE FOR SOME MINOR...