Handycam • 003

3K 414 27
                                    

Guru Choi tidak masuk dan hanya memberikan tugas untuk dikerjakan yang akan di kumpulkan setelah pelajaran selesai. Bella tentunya harus membuat tugas itu berkali-kali lipat bukan hanya untuk dirinya saja.

Melelahkan memang. Tapi bagaimana lagi. Ia tak mau kakaknya merenggang nyawa dan meninggalkannya di dunia ini sendirian. "Ya!" Jay menggebrak mejanya membuat Bella tersentak kaget.

"Ini tulisan macam apa huh?!" Buku lantas Jay lemparkan tepat di wajah Bella yang langsung meringgis. Ia melihat buku tugas Jay dan memang tulisannya sedikit berantakkan karna jarinya sudah berkedut perih tadi.

"Ma-maaf. Aku akan menyalinnya lagi."

Jay tampak tak puas dan mencengkram rahang Bella kuat membuat Jungwon mendekat, "Sudahlah Jay. Biarkan saja dia menyalinnya lagi."

"Jangan ikut campur." Desisnya. Semakin menekan jemarinya membuat Bella tak kuasa meringgis sakit, "Jay cukup."

Kali ini Jake yang bicara. Ia sudah cukup muak akan tingkah Jay akhir-akhir ini yang bahkan lebih kasar dari yang Sunoo lakukan.

Ia mengerti kalau Jay melakukan hal itu karna merasakan hal yang sama dengan Sunoo. Tapi bukankah sangat berlebihan melakukan pada seorang gadis yang bahkan tak memiliki salah apapun?

"Kau membelanya Jake?" Jay perlahan melepas cengkramannya dan mendekat menatap Jake penuh intimidasi, "Kau sudah melewati batasmu Jongseong."

"Kau tidak pantas melakukan hal semena-mena pada orang yang tak punya salah apapun padamu."

"Dasar sial." Jay langsung melayangkan tinju tepat pada rahang Jake dan Jake membalas tak kalah cepat. Sepersekon kemudian keduanya saling baku hantam dan butuh ekstra tenaga bagi Heeseung untuk memisahkan mereka.

"Kau bukanlah bagian dari kami lagi Jake."

"Aku memang akan keluar dari perkumpulan sampah seperti kalian."

Setelah berkata begitu Jake pun menarik Bella keluar dari kelas menuju uks yang sepi tidak ada dokter atau pun perawat berjaga. "Kemana mereka?" Tanya Jake dan Bella menggeleng tak tahu.

"Mungkin sedang makan siang di kantin." Kata Bella kemudian, "Biarkan aku saja yang mengobatimu."

"Tapi kau juga butuh di obati." Katanya melihat rahang Bella yang memerah dengan beberapa goresan kuku yang Jay tinggalkan di sekitaran pipinya.

"Kalau begitu kita bisa saling mengobati." Kata Bella ringan namun memberikan efek hebat pada debaran jantung Jake yang kian anomali.

"Well, ya." Katanya yang segera duduk di salah satu pinggiran ranjang uks dan diam diobati oleh Bella.

Setelah itu baru dirinya yang mengobati Bella. "Selesai." Katanya yang kemudian keduanya saling memandang lantas melemparkan senyuman.

"Aku sudah tak punya teman."

"Maaf."

"Kenapa minta maaf?"

"Karna membelaku kau di keluarkan dari pertemananmu."

"Sudahlah. Mereka memang memberi pengaruh buruk." Katanya lantas menyodorkan kelingking pada Bella membuat si gadis menatap heran, "Sebagai gantinya kau bisa jadi temanku Bella?"

"Pertemanan diterima." Bella menautkan kelingkingnya juga yang kemudian keduanya pun saling tertawa tanpa tahu bahwa Sunoo di balik pintu terdiam cukup lama dengan kedua tangan terkepal erat.

••••

Setelah kejadian itu. Bella dan Jake pun sering bersama di sekolah yang tentunya di jauhi oleh semua orang atas perintah Jay.

SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang