37. Somersault

2.5K 294 149
                                    

"Aku juga tidak suka berbagi Jay." Desisku tajam penuh kemarahan juga rasa sakit yang kian meradang. "Kau hanya terus menututku tanpa berkaca pada dirimu sendiri."

"Bukankah dalam satu hubungan itu harus ada timbal balik Jay? atau mungkin benar apa yang Sunghoon katakan bahwa kau hanya terobsesi pada tubuhku."

"Sunghoon? Jadi semalaman kau pergi bersamanya? Tanda ini dia yang lakukan huh?!" Desisnya bertanya dengan penuh amarah menatapku bengis dan cengkramannya pada leherku semakin mengerat membuatku kesulitan bernafas.

"Jawab aku Bella?!!"

"Y-ya kkhh--" Aku semakin kesulitan bernafas dan menatapnya redup. Apa Jay akan setega ini membunuhku?

Sampai kemudian ia melepas cengkramannya membuatku terjatuh terduduk di lantai yang terasa begitu dingin sambil berusaha mengais nafasku kembali.

"Apa saja yang kau lakukan dengannya?"

"Sesuatu yang sering kita lakukan Jongseong."

"Fuck!" Ia meninju tembok berulang kali sampai buku tangannya berdarah dan berjongkok mencengkram rahangku kuat, "Aku sudah mengatakan hal ini berulang kali Kim. Aku tidak suka milikku di sentuh oleh yang lain."

"Mengapa?" Aku bertanya lirih mencoba untuk tidak menangis di hadapannya dan meluapkan segalanya.

"Mengapa hanya aku. Kenapa kau boleh sesuka hatinya menyentuh gadis lain?"

"Kau tidak mengerti."

"Buat aku mengerti Park Jongseong!!" Teriakku geram dan memukul dadanya berulang kali sekuat tenaga yang aku punya namun ia hanya diam dengan rahang yang kian mengeras.

"Kau tak akan pernah mengerti." Desisnya lalu bangkit menarik tanganku kasar sampai tubuhku ia dorong ke atas ranjang. "Kau harus di beri hukuman untuk membuatmu sadar Bella."

"Bahwa kau milikku. Hanya milikku."

Ia menarik kedua tanganku dan memborgolnya di kepala ranjang membuatku tertawa. Terbahak mentertawakan kebodohanku selama ini karna dibutakan olehnya.

Sementara Jay menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan apa maknanya, "Kau memang brengsek Jongseong. Kau hanya ingin tubuhku tanpa peduli hati dan pikiranku."

"Kalau kau benar mencintaiku, dimana kau saat aku berada di masa sulitku huh?"

"Dimana kau saat aku menjerit berusaha lolos dari mimpi burukku?"

"Bahkan--" Aku tercekat dengan kerongkonganku yang kian terasa terbakar panas menatapnya redup, "Aku memaafkan atas semua kesalahanmu Jay."

"Aku tidak pernah membahas apa yang telah kau lakukan padaku dulu. Memperkosaku, menculikku ke pulau itu dan bahkan mendistrosi ingatanku."

"Semua hal menjijikkan itu aku maafkan karna aku dengan bodohnya mencintaimu Jay, aku tidak sanggup hidup tanpamu lagi. Tapi jika berbagi kau dengan gadis lain aku tidak bisa Jay-ya. Aku tak sanggup."

"Rasanya sangat menyakitkan dan jika kau memang ingin bersama Aikoo, tolong lepaskan aku. Biarkan aku hidup sendiri sialan."

"Aku tidak akan pernah melepasmu Bella." Ia menghapus air mataku yang berkelindan ntah sejak kapan lalu memangut bibirku dalam ciuman basahnya membuat hatiku terkepal erat. "Kita bicara lagi setelah pikiranmu tenang Bella karna sekarang penjelasanku pun tak akan ada artinya untukmu."

Lantas ia menunduk menghisap tanda yang sempat Sunghoon bubuhkan dengan keras dan dalam sampai mungkin akan meninggalkan warna memar disana.

"Hiksss sakittt..."

SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang