"Kenapa kau suka sekali melihat lautan?" Yoonji bertanya dengan nada serak yang aku ketahui bahwa ia juga cukup tahu alasan mengapa aku menyukai lautan.
"Warnanya mirip dengan matanya." Kataku dan bisa kulihat iris hitamnya yang meredup. "Bella sangat cantik kalau begitu." Lirihnya serak.
"Ya." Aku menyahut ringan mengingat bagaimana rupa Bella dalam bayangku sekarang. Dia cantik, apa lagi ketika ia tersenyum memperlihatkan lesung pipitnya. "Kalau begitu aku pergi."
Aku tak menahan dan membiarkannya berjalan menjauh dengan punggung yang kian mengecil sampai tak terlihat tatkala ia masuk ke dalam mobilnya.
Melaju menjauh dan aku harap ia tak pernah menemuiku lagi karna aku terlalu banyak menyakitinya. "Maaf Ji, maaf.."
••••
Bella tampak begitu cantik dengan gaun pernikahannya sekarang dan aku sengaja menyelinap masuk ke dalam ruangannya yang tampak terkejut melihatku. "Aku benar menjadi adik iparmu sekarang."
"Sunghoon.."
"Kau tak menyangka aku akan datang?" Kekehku serak dan ia menggeleng dengan senyuman manisnya. "Aku senang kau datang Hoon."
"Ayah tak memberiku pilihan." Kataku kemudian berjalan kian mendekat padanya dan melihatnya yang kini penuh binar kebahagian, "Kau senang?"
Ia mengangguk, "Aku senang bisa menggelar pernikahan dengan sebagaimana mestinya."
"Aku juga ikut senang meski itu bukan denganku Bella." Kataku tulus dan membawa satu tangannya untuk aku kecup punggung tangannya. "Aku harap kau selalu bahagia Bella karna jika aku melihatmu hancur lagi maka tak akan ada lagi hal yang menghalangiku untuk merebutmu dari si Jay."
"Tak akan, Jay sudah bersumpah mati tak akan menyakitiku lagi." Katanya menenangkan. "Jangan terlalu khawatir Hoon.."
Aku tanpa tertahankan lagi lantas memeluknya dan menahan diri untuk tidak menangis mengacaukan segalanya, "Aku mohon biarkan seperti ini sebentar Bella." Kataku saat ia berusaha melepas pelukan.
"Ijinkan aku memelukmu untuk terakhir kalinya." Bisikku dan mengecupi bahunya yang polos karna potongan gaunnya. "Jay beruntung sekali mendapatkanmu Bella."
Ia tak berkata apa-apa hanya menepuk punggungku lembut membuatku terbuai dengan pandangan kian buram lantas melepas pelukan menjauh darinya sebelum aku menangis di hadapannya seperti lelaki menyedihkan.
Terus berjalan tak tentu arah di sekitar gedung pernikahan mereka, "Paman putih!!" Suara Noa terdengar membuatku menoleh ke asal suara dan menemukannya yang berlari riang ke arahku bersama Yoonji membuatku terdiam sesaat.
Aku baru ingat bahwa Yoonji pasti akan datang ke pesta pernikahan Jay sebagai salah satu pemegang saham perusahaan. "Paman putih Noa kangen!!" Noa memeluk kakiku membuatku terkekeh segera menggendongnya.
"Paman juga kangen Noa lhoo.." Aku memeluknya gemas dan Yoonji terkekeh kecil melihatku. "Kau sudah cocok sebagai ayah Hoon." Katanya membuatku tak karuan dan berdeham.
Tetiba saja membuat wajahku memanas, "Paman putih kok telinganya jadi merah." Noa memegang kedua telingaku membuat Yoonji semakin tertawa lebih keras.
Yang dalam beberapa sekon membuatku terdiam tak menyangka gadis yang aku sakiti sedemikian rupanya masih bisa tertawa begitu karnaku. "Ji, apa kabar?" Tanyaku begitu terlontar dari mulutku.
"Aku baik, seperti yang kau lihat Sunghoon."
••••
Yoonji tampak heboh berebut buket yang Bella lemparkan dengan para gadis lainnya. "Sunghoon aku berhasil!" Teriaknya keras saat berhasil mendapatkan buket membuat semua mata tertuju padaku.
"Aku tak menyangka kau sudah mendapatkan pengganti Bella." Heeseung menyenggol perutku main-main sebelum kemudian Seulhae datang dengan cemerut memeluk lengannya. "Aku tak berhasil dapat buket itu Sung.."
"Tak apa sayang, lagi pula aku akan tetap menikahmu secepatnya." Heeseung mengusap puncak kepala Seulhae perhatian dan aku segera menjauh dari pada menjadi nyamuk.
"Hei paman putih tunggu." Suara Yoonji terdengar meledek membuatku mendengus, "Hanya Noa yang boleh memanggilku seperti itu."
"Kalau begitu Daddy, bagaimana?" Ia berbisik membuatku terdiam menatapnya, "Jangan memancingku Ji."
Ia tersenyum dengan seduktif membawa satu gelas minumanku, "Aku ingin kembali pada malam-malam panas kita Hoon."
"Park Yoonji." Desisku memperingati dan ia malah terkekeh ringan, "Tak masalah aku menjadi pelampiasanmu lagi Hoon, tak apa."
Ia semakin mendekat, "Siapa tahu dengan begitu kau bisa cinta mati padaku."
Aku pun menariknya ke dalam gedung dan melakukan hal-hal intim itu lagi di salah satu kamar yang ada. "Hoon.." Ia membalik keadaan mengukung tubuhku dan dengan lembut mengusap sisi wajahku.
Lantas mengecup kening, kedua pipiku, ujung hidungku lantas bibirku membuatku merasa begitu di cintai, "Aku memang bukan cinta pertamamu tapi akan aku pastikan bahwa aku lah cinta terakhirmu Park Sunghoon."
••••
Setelah hubunganku dan Jay membaik tanpa perseteruan lagi. Aku pun mendapatkan hakku untuk memimpin perusahaan cabang tapi aku menolak dan tetap menjadi dokter yang adalah satu impianku sejak kecil.
Aku juga memilih tinggal di Busan bersama Yoonji sebagai pendamping hidupku. "Dokter tampan ini bagaimana kalau sakit." Katanya yang masuk ke dalam ruangan sambil membawa rantang makanan membuatku tersenyum.
"Jaeden mana?" Tanyaku saat ia datang seorang diri yang biasa membawa anak kami saat berkunjung ke rumah sakit tempat aku bekerja.
"Sibuk main dengan Noa."
"Mereka datang?"
"Ya karna Bella mengidam ingin melihat Jaeden." Katanya membuatku terkekeh. "Yah itu tidak terlalu aneh dari pada mengidam ingin mengusap kepala lelaki botak." Kataku membuatnya cemerut mengembungkan kedua pipinya.
"Itu kan mau nya Jaeden saat ada di dalam perutku." Katanya tak terima dan aku memeluknya begitu bersyukur ada Yoonji dalam hidupku.
"Neee... bahkan kalau kau minta bintang pun akan kuberikan Ji."
Yoonji tertawa kering, "Gombalan dan candaanmu memang tak tertolong Hoon."
"Tapi kau mencintai lelaki ini kan?"
"Yah sayangnya begitu." Ia merangkum wajahku dan mengecup bibirku sekilas membuatku tersenyum lantas menempelkan kening kami. "Aku mencintaimu Ji."
"Aku lebih mencintaimu Hoon.." []
__________
Sunghoon gak sadboy lagi ya^^
.
Fyi, yoonji itu cewe yang bella liat di hotel bareng sunghoon di jepang pas awal² chap ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE
Fanfic"Aku tidak ingin mainanku di sentuh oleh orang lain, kau mengerti Kim?" ⚠️ TRIGGER WARNING - MATURE. DEPICTION OF OBSESSION, RAPE, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE, MANIPULATION, MENTAL ILLNESSES AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE FOR SOME MINOR...