After Five Years

3.8K 273 97
                                    

Aku terbangun oleh kecupan Jay yang membuatku terkekeh kecil, "Pagi yeobo.." Sapanya seperti biasa.

"Ne yeobo." Balasku mengusap sisi wajahnya lamat dan memberikan satu ciuman di keningnya.

Lantas ia membawaku bangun dengan hati-hati karna usia kandunganku kini sudah menginjak angka delapan bulan sehingga aku sedikit kesulitan bergerak. Apa lagi kini aku kembali mengandung anak kembar setelah pemeriksaan USG rutin.

"Ayah, Ibu." Suara Noa mengetuk pintu kamar terdengar membuat Jay segera beranjak sambil memapahku bangun ke arah pintu, "Ada apa sayang?" Jay bertanya lembut pada Noa yang sudah siap dengan seragam sekolah dasarnya.

"Itu, Rossalie menangis." Adunya. "Bukan Noa yang salah, itu karna dia susah bangun padahalkan ini hari pertamanya sekolah."

"Iya tak apa, biar ayah yang ke kamar Rossalie." Kata Jay menenangkan sementara aku mengajak Noa untuk ke bawah menyiapkan sarapan.

"Ibu tunggu saja biar Noa yang buatkan sarapan." Katanya yang dengan sigap membantuku duduk di kursi meja makan. "Gomawo Noa-ya."

Ia tersenyum dan mengecup pipiku sekilas. "Ibu aku buat nasi goreng kimchi ya?"

"Kalau tak merepotkan." Kataku dan ia terkekeh riang yang sama persis seperti Jay. "Ini hal mudah ibu." Sahutnya yang kemudian dengan telaten menyiapkan sarapan yang sepertinya sudah banyak belajar memasak dengan Jay.

"Ibu!!" Rossalie datang memelukku dan seperti biasa mengecup perutku berulang kali, "Adik-adik Rossie kapan lahir?"

"Sebentar lagi sayang." Kataku yang kemudian membenarkan letak dasi seragam sekolah TK nya. "Putri ibu cantik sekali ya." Kataku mengecupi pipi gembilnya yang terkekeh girang.

"Kalau Noa gimana?"

Aku berpaling dan mencium pipi Noa juga yang cemerut, "Jagoan ibu juga tampan sekali."

"Kak Noa pacaran lho ibu sama Lily."

"Lily anak paman Jake?" Kataku terkejut.

"Tidak ibu, Rossie bohong. Dia yang pacaran sama Juan."

"Juan dan Jian itu sahabat Rossie. Kak Noa yang pacaran, Rossie lihat kemarin kok kalian berdua pegangan tangan."

"Itu kan karna mau menyebrang jalan. Kata ayah kan harus begitu sebagai lelaki gentleman, iya kan ayah?"

Jay yang baru saja datang mengangguk dan melihat ke arah dapur, "Ya ampun Noa, kau sedang memasak apa?" Katanya ribut segera mematikan kompor yang sepertinya gosong.

"Aaa maaf ayah." Noa segera memeluk Jay yang selalu ampuh meredam amarahnya. "Maaf diterima." Kata Jay kemudian mengusak puncak kepala Noa.

Keduanya pun memasak sarapan bersama dan aku memperhatikan sambil mendengar celotehan Rossalie.

Sampai kemudian kami berempat pun makan bersama dan setelah selesai aku pun menyiapkan bekal saat Jay memanaskan mobil.

"Ini untuk Noa. Ini untuk Rossie."

"Gomawo ibu." Kata mereka serempak mengecup kedua pipiku lalu berjalan riang masuk ke dalam mobil yang sudah Jay panaskan. Ia keluar menghampiriku dulu untuk berpamitan seperti biasanya.

"Aku kerja dulu ya sayang.." Katanya mengecup keningku lamat. "Ini bekal untuk makan siangmu Jay-ya." Kataku sambil menyodorkan kotak makan siang dan tas kerjanya.

"Gomawo yeobo." Ia mengecup bibirku sekilas dan memelukku, "Jaga dirimu di rumah okay."

"Dua jagoan ayah ini juga harus jaga ibu ya, jangan nakal." Katanya dan mengecup perutku penuh kasih sayang.

SLAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang