Minhye tertawa senang penuh suka cita yang tak luput dari pandangan Jungwon sekarang. Si gadis tampak kelewatan senang sesaat melihat pernikahan Bella dan Jay di laksanakan lebih megah serta di saksikan oleh keluarga, teman dan diketahui publik.
Tak seperti dulu yang begitu sederhana hanya di saksikan oleh mereka berdua serta Niki dan Seulhae.
"Aku juga bisa membuat perayaan lebih megah dari ini Hye." Sayup Jungwon mendengar perkataan Niki yang membuatnya meremat gelas minumanya erat.
"Aku lebih suka yang sederhana Niki." Balas Minhye terdengar yang begitu menusuk pada perasaan Jungwon.
Lantas si lelaki pun beranjak menjauh tanpa ingin mendengar hal-hal lebih jauh tanpa tahu pandangan Minhye yang meredup menatap ke arahnya.
Jay yang memperhatikan sedari tadi menggeleng tak habis pikir, "Niki!" Panggilnya pada Niki yang sudah ia anggap sebagai adik kecilnya itu pun mendekat ke arahnya. "Tolong berikan ini pada Anna ya." Katanya menyodorkan bingkisan untuk anak klien perusahaannya.
"Si Anna menyebalkan itu?"
"Iya, kalian kan satu kampus jadi--"
"Shireoo." Niki menggeleng dengan cemerut. "Aku tidak mau berurusan dengan preman kampus." Katanya.
"Ayolah bantu hyung.."
Minhye yang melihat Niki sibuk berbicara dengan Jay pun beranjak pergi mencari Jungwon. "Jung." Panggilnya sesaat melihat Jungwon terduduk terpekur di bangku taman sambil menatap air mancur.
"Kenapa disini?"
"Kau akan menikah dengan bocah ingusan itu?"
Minhye menghela nafas. Mencoba untuk lebih tenang dan tidak emosi. "Niki itu bukan bocah ingusan."
"Dia lelaki manja." Cibirnya, "Kau yakin akan menjadikannya pendamping hidupmu?"
"Iya." Tegas Minhye dan Jungwon berdecih marah. "Bahkan setelah kita melakukan hal-hal panas itu?"
"Cukup Jung. Itu kesalahan." Minhye beranjak dan Jungwon dengan sigap menahan lengannya, "Kesalahan tidak terjadi lebih dari satu kali Minhye." Desisnya.
"Akui saja kalau kau kalah. Kau menyukaiku."
"Itu kesalahan Yang Jungwon. Dan aku tetap akan menikah dengan Niki seperti yang Seulhae inginkan." Katanya yang membuat Jungwon tertawa kering menatapnya tajam.
"Kau selalu di perbudak oleh uang Minhye, sampai kapan kau akan berubah?"
"Lelaki yang terlahir kaya sepertimu tidak akan pernah mengerti." Minhye menyentak genggaman Jungwon dalam satu sentakkan dan kemudian berjalan menjauh.
Sementara Jungwon mengusak surai merahnya frustasi. Sungguh ia tak bermaksud mengatakan hal-hal merendahkan seperti itu. "Dasar mulut sialan."
••••
Minhye beberapa kali berjalan di sekitaran kamar dengan gelisah untuk menunggu hasil testpack miliknya yang kembali menampilkan dua garis biru. "Ah sial! Sialan kau Jungwon!"
Bella yang mendengar teriakan frustasi Minhye pun berinisiatif mengetuk pintu kamarnya, "Kau tak apa Hye?" Tanya Bella di balik pintu luar membuat jantung Minhye semakin berdebar gelisah.
"Tak apa." Minhye membuka pintu dan melihat Bella yang terlihat pucat, "Kakak tak apa?"
"Sedikit mual Hye." Adu Bella. "Kau juga terlihat pucat, mau ke rumah sakit bersama?"
Minhye mengangguk menyetujui. "Kalian berdua positif hamil." Kata sang dokter penuh suka cita.
Bella terlihat senang dan Minhye yang tertekan. "Kita hamil Hye!!" Bella memeluk Minhye suka cita sampai kemudian terhenti karna tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE
Fanfic"Aku tidak ingin mainanku di sentuh oleh orang lain, kau mengerti Kim?" ⚠️ TRIGGER WARNING - MATURE. DEPICTION OF OBSESSION, RAPE, EMOTIONAL/PHYSICAL ABUSE, MANIPULATION, MENTAL ILLNESSES AND STRONG LANGUAGE THAT WILL NOT BE SUITABLE FOR SOME MINOR...