❇ 𝐊𝐞𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐓𝐮𝐚𝐧 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 ❇

17 6 0
                                    

" Berusahalah menjadi orang
yang di akui, bukan
mengakui."

.
.
.

Happy Reading

.
.
.

"Apa?" semua orang tersentak, mereka terkejut.

Bulan saat ini duduk di ruang keluarga bersama Bintang, Surya, Galaksi, dan Dahlia. Ia dengan keputusannya sanggup membuat orang terkejut bukan main.

"Oke Wait! Maksudnya gimana?" tanya Bintang.

"Oke kamu mau kuliah pake jalur beasiswa, terus mau nyamar ato apalah itu." Bulan mengangguk menyetujui perkataan Dahlia.

"Nggak Lan, nggak boleh! Lo calon Ratu, pihak kerajaan masih mampu buat biayain kuliah lo." tolak Galaksi tegas

"Mah, Kak, gini yah... Ini bukan soal biaya, ini soal pembuktian. Mampukah seorang putri kerajaan masuk tanpa jalur dalam?" jelas Bulan memegang tangan Dahlia. Dahlia seketika diam. Penuturan halus Bulan mampu membuat dirinya bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Terus gimana, lo mau masuk, nyamar, terus daftarin diri sendiri kayak rakyat biasa, pake jalur bea siswa, gitu?" tanya Bintang

Bulan dengan cepat mengangguk. "Nggak boleh!" tegas Surya yang tidak dapat diganggu-gugat.

"Surya..." Rengek Bulan dengan pendiriannya masih mengutarakan pendapat nya.

Dia gila! Benar-benar gila. Dia belum tahu kalau Presiden Amerika JFK saja meninggal bahkan saat dikawal, dia bahkan dibunuh di depan umum. Dan gadis gila si calon Ratu ini mau berangkat sekolah dengan menyamar? Tanpa pengawalan? Hey itu berbahaya. Pasalnya kita bahkan tidak tau siapa kawan dan siapa lawan. Trauma kejadian dulu bahkan masih menghantui Galaksi.

Bagaimana jika kejadian dulu juga terjadi pada Bulan?

Tidak tahukah Bulan kalau sedikit saja ia lengah, posisinya sebagai Calon Ratu bisa tergeser dengan mudah?

"Lan, semua orang tau bahwa potensi lo sebagai Calon Ratu udah terjamin. Lo nggak perlu sampe ngebahayain diri sendiri untuk ngebuktiin kesemua orang lo hebat. Ini juga nyangkut keselamatan lo." kata Galaksi.

Bulan bergeming, Kata-kata Galaksi memang ada benarnya. Tapi, entah dorongan darimana ia juga sangat menginginkan untuk masuk jalur beasiswa. Menyamar dan membuktikan jika seorang Princess bisa masuk ke Universitas tanpa uluran tangan orang dalam.

Rasanya tak adil jika seperti itu.

Bayangkan ada satu orang diluar sana yang harusnya masuk Universitas tapi dia didepak karena Bulan masuk. Peresetan dengan yang namanya koneksi. Jika jalur itu salah kenapa kita harus menormalisir.

"Soal keselamatan? Bulan udah nyiapin sesuatu." kata Bulan menjeda sebentar ucapannya sebelum akhirnya berbalik badan dan memekik dengan keras. "Bawa dia masuk!!!"

Semua yang disana kebingungan. Siapa yang dibawa bulan?

Pintu besar itu terbuka menampakan seseorang dengan pakaian rapih bahkan memakai stelan jas masuk. Padahal ini sudah malam dan jam tidur sudah tiba. Bukankah ia terlalu formal memakai pakaian itu? Ah, Ah, dia datang berkunjung ke istana yah!? Maaf lupa.

Gadis itu membungkuk patuh. Semuanya terdiam. Surya agaknya mengenali siapa gadis itu. Yang lain juga. Wajahnya tak asing.

"Lo artis yah? Muka-mukanya kek nggak asing." celetuk Bintang.

"Ah, bukan." jawab gadis yang sudah berdiri disamping Bulan itu.

"Dia Rechilla Gresyia Arcana, anak dari menteri perang Geraldi Arcana. Dia yang bakal jadi pengawal bayangan aku." Rechil membungkuk patuh setelah mendengar namanya diperkenalkan. Surya menilik gadis itu, pantas saja diasing, mereka pernah bertemu di taman.

I'M PRINCESS? IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang