❇ 𝐒𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐃𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚? ❇

2 1 0
                                    

.
.
.

Happy Reading

.
.
.

Setelah monolognya itu, Luna kembali duduk disamping Aurasha. Ia yang kalap mengeluarkan handphonenya dari tasnya. Tangannya nampak tergesa-gesa membuka galeri di handphonenya dan mengklik sebuah foto. Ini adalah foto dengan tulisan 'My Son' yang di temukan Bulan di Paviliun diamond.

"Anaknya yang ini?" tanya Luna pada Aurasha yang langsung diangguki oleh Aurasha.

"Iya benar yang ini. Bunda inget banget sama dia karena pitur wajahnya yang unik," katanya.

Pikiran Luna masih menyangkal hal ini. Ia kembali bertanya, "Coba bunda liat lagi, mungkin bunda salah ngenalin bayi."

"Bunda inget banget, iya! Ini anak yang dibawa Lathasia waktu itu."

"Bun, atau mungkin dia bukan anak Lathasia gitu? Atau, atau mungkin dia cuma bawa itu sebagai formalitas?"

Aurasha menggeleng, "Waktu itu Lathasia memperkenalkan anak itu sebagai anaknya," jelas Aurasha.

"Itu siapa?" tanya Surya.

Masih dengan ekspresi tak percaya dan penuh keterkejutan ia menatap Surya dengan tatapan kosong dan berkata, "Putra mahkota Galaksi!"

Aurasha dan Surya terkesiap. Kini hening memenuhi ruangan itu.

❇❇❇

Bulan bolak-balik di ruangan itu, dari semalam hatinya tidak tenang. Ia menunggu Luna kembali kesini. Tapi bahkan batang hidungnya tidak terlihat sedikitpun.

Kesalnya Luna bahkan tidak memberitahu Bulan jalan rahasia menuju rumah kaca. Hal itu yang membuat Bulan terjebak dengan penuh keresahan di ruang ini.

Beberapa saat kemudian Luna muncul dengan tergesa-gesa. Ia bahkan mengabaikan semua pertanyaan Bulan dan langsung berjalan ke ruang kerja selir Lathasia dan membuka tempat white board berada. Disana ia menambahkan satu foto dan mengaitkan benang merah antara foto itu dan foto selir Lathasia. Lalu melebeli benang merah itu dengan kata anak.

"Tunggu Lun! Kamu apa-apaan sih? Jelasin dulu ada apa?" keluh Bulan yang kesal.

"Lan, lo sama gue nggak ketuker," itulah kalimat pertama yang di ucapkan Luna setelah ia bungkam dari awal kedatangannya dan itu cukup membuat Bulan terkejut.

"Maksud kamu?"

"Lan!" panggil Luna, "kemungkinan gue sama lo anak kembar!"

Bulan kini tambah bingung, "Luna!" pekik Bulan mencoba menyadarkan gadis itu.

Meski sudah dipanggil dengan keras Luna masih nampak kehilangan jiwanya. Dia masih menatap White board dengan tatapan kosong yang tentu saja membuat Bulan khawatir.

"Luna!" kini panggilan Bulan agak melembut, "kita perlu ngomong! Jangan tiba-tiba ngespekulisasiin sendiri."

Kini Luna dengan ekspresi yang masih sama berkata, "Bunda Aurasha bilang, foto bayi Galaksi yang lo temuin itu adalah foto dari anak Selir Lathasia. Bunda bilang, lo sama gue nggak ketuker. Bunda bilang, raja dan selir Lathasia dibunuh sama pihak ratu Dahlia. Bulan, gimana ini?" kini barulah gadis itu menatap Bulan dengan tatapan kebingungan dan penuh dengan kewas-wasan.

I'M PRINCESS? IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang