❇ 𝐒𝐮𝐜𝐢 ❇

1 1 0
                                    

.
.
.

Happy Reading

.
.

.


Pagi itu Bulan memberitahu Luna untuk mencari Suci disekitar rumah yang dulu Bulan dan Suci tinggali. Itu adalah salah satu tempat yang patut dicurigai. Tapi, bukannya menangkap basah Suci bahkan se cuil pergerakan pun tidak pernah ada. Rumah itu sudah layaknya rumah kosong.

Akhirnya Luna memutuskan untuk turun dari mobilnya dan bergerak menanyakan keberadaan Suci pada warga sekitar. Ia sedia memakai masker dan berjalan menuju sebuah warkop kecil yang kebetulan tidak memiliki satupun pengunjung.

"Permisi..." sapa Luna.

Seorang wanita gempal memunculkan wajahnya dan nampak tersenyum manis. "Eh... Neng cantik, mau beli apa?"

"Beli kopi satu Bu, seduh disini."

"Oh Siap!" katanya dengan semangat mengolah kopi itu didepan Luna langsung.

"Omong-omong, eneng sepertinya bukan orang sini yah? Mau kemana neng?" tanya penjual itu lagi.

Akhirnya umpan dimakan. Baiklah Luna, ini saatnya beraksi. Marilah bertanya dengan selembut mungkin. Sampai target tidak penyadari bahwa dirinya sedang di interogasi.

"Iya nih bu, saya dari jakarta. Mau ngunjungin temen disini. Tapi malah tersesat."

"Oh temen..." kata penjual itu seraya menyerahkan kopi itu kedepan Luna. "Temennya orang sini?"

Luna mengangguk. "Iya Bu, tapi kok kayaknya rumahnya kosong ya?"

"Emang rumahnya yang mana neng?"

Luna tersenyum puas, akhirnya ikannya benar-benar terjerat.

Luna menujuk rumah Suci. "Itu Bu yang itu, apa aku di tipu yah?" kata Luna dengan nada penuh kesedihan.

"Oh kayaknya iya neng. Rumah itu emang dari kemarin kosong. Yang punya rumah juga jarang keliatan."

Bagus satu informasi sudah didapatkan. Tapi ini masih kurang.

"Hah? Wah temen aku bener-bener... Dia ngasih alamat palsu." gerutu Luna.

"Tapi, yah neng... Katanya anak Bu Suci itu Tuan Putri kerajaan Angkasa. Namanya... Bulan. Iya Bulan!"

"HAH TUAN PUTRI?" Luna jelas pura-pura terkejut.

"Iya neng, dari semenjak itu dia suka di rumah sendirian. Tapi beberapa hari yang lalu suka kalayapan, kadang seminggu nggak pulang."

"Kok bisa bu?"

"Itu ibu juga nggak tau, tapi denger-denger yah neng kalo kata tetangganya yang lain Bu Suci itu mau pindahan."

Luna tertegun mendengar kata terakhir itu. Pindahan? Ternyata dia sudah memperkirakan bahwa dirinya akan di cari. Pasti keributan tentang anaknya selir Lathasia yang kembali juga sampai ke telinganya. 

"Oalah, pantesan udah kayak sepi gini."

Bu penjaga warung itu hanya manggut-manggut mengerti. Baru saja mereka diam. Tiba-tiba seseorang yang membawa mobil Pickup. Mereka nampak santai memasuki kawasan rumah Suci dan membawa beberapa barang darisana.

"Baru aja diomongin." monolog Bu penjaga warung itu.

Luna hanya terdiam dan memperhatikan dengan seksama. Mereka memindahkan barang-barang itu tanpa mengindahkan siapapun yang ada disekitarnya. Sebelum mereka selesai mengemas barang Luna beranjak dari duduknya dan berpamitan pergi.

I'M PRINCESS? IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang