Haii,,
Aku mulai sibuk ngurus kegiatan sekolah, biasa budak
Jadi maaf kalo upnya lamaTypo banyak
SoryTanpa Rane sadari ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi. Orang itu adalah Eros, dia melihat Rane dari saat dia memasuki taman, Eros sedang membaca buku di taman tersebut namun tidak di lihat oleh Rane. Eros berjalan mendekati Rane, ia membungkuk kearah Rane lalu mengulurkan tangannya kearah wajah Rane yang menngenakan kain. Namun sebelum tangan iyu menyentuhnya suara Rane keluar
"ada apa?"
"kamu cantik" Eros mengatakan itu tanpa sadar
"ahh maksudku,, mengapa kamu disini bukannya seharusnya sekarang kamu Bersama gurumu?"
"tidak tau" Rane
"bagaimana bisa,, siapa gurumu?" Eros sepertinya mengerti maksud Rane
"tetua pertama"
"apa? " Eros sedikit kaget dengan perkataan Rane kenapa bisa Tetua pertama yang tidak pernah mau menerima atau memilih seseorang untuk jadi muridnya.
"jadi kamu tidak tau dimana tetua sekarang?"
" ya dia hanya menyuruhku untuk mengikutinya lalu pergi"
"bagaimana kalau kita cari dia ke ruangannya, mari biar ku antar" tawar Eros yang di beri anggukan oleh Rane lalu mereka mulai berjalan Bersama
"Rane mengapa kau menggunakan kain untuk menutup wajahmu?"
"ingin saja" jawab Rane malas
"bisakah aku melihat wajah mu,,aku hanya penasaran ya tidak apa-apa jika kamun keberatan, tapi aku akan sangat Bahagia jika kamu mau memperlihatkannya "
"tidak,,itu merepotkan"
"mengapa,,aku tidak akan mengejekmu nanti jadi tenang saja"
Eros tiba-tiba langsung menarik kain dari wajah Rane hingga itu terlepas dan,,,,
"Di sini rupanya kau nak,, ahh maafkan walimu ini karena meninggalkan mu tadi"
tiba-tiba tetua muncul entah dari mana. Rane langsung memasang kainnya dengan perasaan marah dan berjalan menuju tempat tetua.
"oh ada Eros juga rupanya" tetua utama menyapa Eros, namun entah ada apa dengannya dia diam tanpa bergeming; terlihat seperti sedang syok; jiwanya menghilang.
" ehem,,,,,Eros!"
tetua berteriak kepada Eros, dia bingung ada apa dengan anak ini. Kenapa menjadi tidak sopan begini tidak menyapa seniornya. Tetua melirik Rane, namun Rane sepertinya tidak tahu dan hmm sedikit terlihat marah namun dia seakan melihat situasi semua ini tidak ada kaitannya dengan dirinya sendiri. Setelah itu tetua menepuk bahu Eros dengan kekuatan anginnya.
" swushh"
"apa?"
akhirnya Eros sadar, setelah dia terbangun dari katakanlah dia sedang lilung, dia melihat Rane yang sudah menjauh darinya dn sudang mengenakan kain penutup wajahnya, lalu melirik ke seseorang yang berada di sebelahnya.
Dia mengerjap kaget 'tetua pertama!'"salam untuk tetua pertama, maafkan ketidak sopannan saya karena terlambat memberi hormat" Eros berkata sambil membungkuk hormat 90 derajat.
"hem,, sebaiknya kau berhistirahat" tetua berkata dengan wajah datarnya, lalu berbalik untuk melihat Rane
"nak ayo ikuti aku,,sekarang kita akan pergi bersama"
mereka berdua pun pergi meninggalkan Eros yang masih diam disana, ia melihat punggung dua orang itu semakin mengecil dan hilang.
Eros tidak yakin apa yang baru saja dia lihat, itu itu indah; cantik; sempurna namun dingin hinnga bisa membekukan 'seseorang'. Dia mengingat-ngingat lagi wajah Rane tadi, lalu seperti ada cairan yang keluar dari hidungnya, ' darah' yaampun kenapa dia baru berdarah sekarang, dan begitu banyak darah. Dia pergi untuk menghentikan darah dan pikiranya tentang kejadian tadi.
Disisi lain, Rane sedang duduk bersila dan saling berhadapan dengan tetua. Disekelilingnya merupakan alam bebas, mereka duduk di atas batu besar.
"jadi apa?"
Rane bertanya untuk seseorang yang berada di depannya, dia menutup matanya sambil mengatur nafasnya. Sebenarnya apa yang di lakukan bapak-bapak ini sekarang, dia tanpa mengatakan apapun langsung mengajak Rane kesini lalu menyuruhnya duduk di hadapannya.
"nak namamu? "
"Rane"
"baik nak Rane, elemen apa saja yang kamu miliki?"
"Api dan Air tingkat menengah"
"humm,,, lebih"
"maksud tetua apa.? " Rane sedikit terkejut dengan perkataan tatua itu, apa dia tau aku memiliki semua elemen.
" tidak, tidak ada,,, apakah kamu ingin menambah elemen lain lagi? "
"Tetua utama pasti sudah tau bahwa menumbuhkan elemen sendiri sangat sulit, bahkan orang hebat pun tidak bisa menumbuhkan elemen sendiri"
"tentu saja" tetua berkata dengan senyuman yang aneh.
"tapi bukan berarti mustahil" di jawab rane dengan senyuman.
Mungkin senyuman di bibir tidak bisa dilihat, namun dilihat dari lengkungan mata Rane itu menggambarkan semuanya.
"hahaha,, bagus nak, aku semakin menyukaimu. Anak muda sekarang seharusnya memiliki semangat sepertimu."
Tetua tertawa bahagia sambil menepuk-nepuk pundak Rane.
" mengapa kamu mengubah suaramu? "
Tiba-tiba tawa itu berhenti, lalu tetua bertanya dengan wajah serius. Rane bingung dengan perubahan dalam sekejap ini, suasana di sekitarnya juga berubah.
" dan juga kenapa kamu menutupi wajahmu? "
Rane hanya diam ditanyai seperti ini, dia menjadi kesal setelah mendengarkan pertanyaan yang kedua. Baru saja tadi seseorang berhasil melihat wajahnya. Tidak akan Rane biarkan orang itu.
Disisi lain, tetua yang melihat Rane terdiam, lalu raut wajahnya menjadi marah. Sepertinya dia tidak ingin menjawabnya.
" baiklah nak jika kamu tidak ingin menjawabnya tidak apa-apa. Tali ingat aku walimu mulai sekarang belajarlah terbuka denganku, karena aku berada di pihakmu." tetua berkata sambil menatap Rane dengan sungguh-sungguh.
"aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku,,,, mata itu, matamu sama persis seperti dia" tatapan tetua melembut di penuhi kasih sayang sekarang. Dia seperti melihat orang lain pada diri Rane.
Dadahh
Terimakasih
Iya, sama-sama(⌒o⌒)ヾ(≧▽≦*)o
KAMU SEDANG MEMBACA
Charming Cold Girl
RomanceKehidupan seorang gadis tangguh, yang sejak kecil hidup tanpa kasih sayang dan cinta. Selalu menjalani hidup sendiri hingga saat ia menginjak usia remaja kehidupannya berubah mengapa manusia ini satu persatu datang kepadaku.? apa yang mereka cari...