23. Tuduhan
—
"Kalau temen kalian selalu nolak di ajak nongkrong dengan alasan sibuk, artinya dia punya kesemsem yang harus kita curigai."
-Doni & Vito.
🌻🌻🌻
Dua sosok manusia yang sedang dimabuk asmara tidak lain bukan adalah Aksa dengan Vania.
Riko menggelengkan kepala nya, berusaha mengenyahkan pikiran negative yang berkecamuk di kepala nya. Seharusnya ia tidak berhak ikut campur dalam keputusan yang diambil oleh sahabatnya itu, Aksa. Namun seharusnya Aksa juga harus mengerti dirinya dan yang lain, hubungan yang terikat sebagai sahabat apakah tidak bisa membuat Aksa terbuka terhadap dirinya, atau yang lain? Minimal seharusnya laki-laki itu bisa berbagi cerita terhadap dirinya atau pun yang lain, bukan seperti ini malah membuat dirinya dan yang lain berpikir yang tidak-tidak.
Riko tersentak kaget akibat pertanyaan yang terlontar dari mulut Galen. Berusaha menajamkan penglihatan nya apakah ia tidak salah lihat? "Fuck, mereka ciuman?!"
🌻🌻🌻
Di sebuah kamar terdapat sosok remaja laki-laki yang sudah rapih, Arlan pemuda itu berdiri didepan cermin, memakai hoodie yang sudah ia keluarkan dari lemari.
Tak sampai disitu, Arlan tak ketinggalan menyemprotkan minyak wangi pada di titik-titik tertentu pada tubuhnya. Dan yang paling utama adalah bagian ceruk lehernya.
Setelah benar-benar rapih, Arlan berjalan keluar kamarnya menuju ruang makan. Pemuda itu membuka tudung saji yang terdapat di atas meja makan. "Kosong?" gumamnya melihat isi dalam tudung saji yang tidak ada apa-apa.
Arlan menutup kembali tudung saji tersebut lalu langkah besarnya menjelajahi undakan tangga, tujuannya kali ini adalah kamar orangtuanya.
"Apakah ada orang didalam?" ujar Arlan sedikit berteriak dengan tangan yang terus mengetuk pintu yang ada dihadapannya saat ini.
Sudah beberapa kali diketuk namun tak kunjung dibukakan oleh pemiliknya, dengan terpaksa Arlan memutar kenop pintu tersebut.
Arlan melengos masuk ke dalam kamar orangtuanya. "Subhanallah. Pemandangan yang bener-bener minta ditendang." Mata Arlan disuguhi pasangan suami istri yang masih asik menjelajahi alam mimpi dengan saling memeluk satu sama lain.
Arlan menjelajahi kamar orangtuanya, matanya tidak sengaja menangkap notebook di atas sideboard panjang lengkap dengan pulpen di atas notebook tersebut.
Arlan menuliskan sesuatu di notebook tersebut, setelah notebook sudah berisi kalimat yang Arlan rangkai, lalu Arlan robek notebook yang sudah berisi tulisannya.
Arlan letakkan kertas tersebut di bawah notebook tadi agar tidak berterbangan kemana-mana. Tangannya dengan iseng membuka laci sideboard, tetapi Arlan menutup kembali laci tersebut ketika ia sudah mengetahui isinya yang membuat Arlan bertanya-tanya. "Kalau udah nikah kenapa harus pake balon? Emang ngga ganjel rasanya?"
🤰🤰🤰
Di tengah keramaian taman, Laura menggerutu ditempatnya, panas terik matahari selalu menaik, membuat Laura sebal.
Laura menduduki salah satu bangku taman, matanya melihat sang Papah yang masih asik memutari taman sendirian. "Papah Jordan, ayo pulang!" Laura berteriak berharap Papahnya mendengarnya mengingat mereka sedang berada di taman yang pengunjungnya melebihi hari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spes Beatitudinis [ON GOING]
Teen Fiction[SATU FOLLOW, SATU BINTANG, & SATU KOMENTAR DARI KALIAN PARA PEMBACA, MENJADI ALASAN SAYA UNTUK SEMANGAT MENGETIK.] ⚠️GANTI JUDUL⚠️ "Apa memang benar, bahwa akan selalu ada pelangi setelah badai yang sangat buruk sekalipun?" ••• "Mamah sama Papah be...