19. Spes Beatitudinis.

85 3 0
                                    

19. Cia.

🌻🌻🌻

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!

Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.

 Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

"Berhenti di depan." Ucapan seseorang membuat sang pengemudi mobil mengerutkan keningnya.

"Rumah lo masih jauh... Bukan disini," kata sang pengemudi sekaligus pemilik mobil Lamborghini Aventador hitam mewah yang sedang dikendarainya.

Laura mengalihkan pandangannya ke arah jendela. "Gue pengen nenangin diri," cicit Laura dengan suara pelan.

"Beban hidup lo berat banget, ya?"

"Bukan berat, tapi udah melampaui batas. Benar-benar harus butuh healing."

"Tadi kan udah."

"Enak kan di taman."

Arlan mendengus kesal, kalau seperti ini namanya ia yang dirugikan, bensin abis, buang-buang tenang, yang lebih parahnya buang-buang waktu.

Kalau hari ini bukan hari Jum'at pasti ia akan menuruti kemauan Laura—kemanapun gadis itu ingin pergi. Namun sialnya, hari ini hari Jum'at, hari dimana seluruh laki-laki umat Islam untuk melakukan shalat Jum'at. Dan salah satunya adalah Arlan.

Sesuai permintaan penumpangnya kali ini, ia memarkirkan mobilnya disebuah taman.

Setelah melewati perdebatan diparkiran Sekolah tadi, gadis itu, lebih tepatnya penumpangnya yang tidak berterimakasih meminta untuk diantar pulang juga oleh dirinya.

Dengan setengah hati ia menuruti kemauan Laura. Dan yang lebih parahnya gadis itu meminta untuk muter-muter terlebih dahulu, maksud muter-muter dari gadis itu adalah jalan-jalan didalam mobil, yang artinya tidak langsung ke tujuan mereka, pulang ke rumah.

Laura membuka pintu mobil, lalu langsung melengos keluar tanpa mengucapkan satu katapun kepada Arlan.

"Sialan! Benar-benar ngga tau berterimakasih. Untung sayang, kalau ngga, ogah banget gue disuruh-suruh sama tuh bocah."

oOo

Angin semilir menerapa wajah Laura, duduk seorang diri di kursi taman membuat ia bisa menghilangkan beban-beban pikirannya.

Tujuannya kali ini untuk healing, namun sepertinya lebih ke refreshing, mencari ketenangan, dan itu berhasil. Beban-beban di hidupnya seperti hilang walau hanya sementara saja.

Spes Beatitudinis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang