13. Terpaksa Menerima.

129 4 0
                                    

"Bukan karena bertemu lalu kita berjodoh. Tetapi karena kelas kita bersebalahan, dan berakhirlah kita dengan kata berjodoh."

-Arlan Febriyano P.

🌻🌻🌻

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!

Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.

 Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶🎶🎶

Pagiku cerahku matahari bersinar

Ku gendong tas merahku di pundak

Pagi hari ini begitu sangat cerah, langit yang berwarna biru-putih serta matahari pun sudah menampakkan wujudnya di langit Kota Jakarta.

Laura, gadis itu memasuki kawasan sekolahnya dengan senyum manis yang menghiasi di wajahnya, dan jangan lupakan tas berwarna merah yang menyangkut pada kedua bahu gadis itu.

Benar-benar persis mencerminkan kutipan lirik lagu di atas tadi.

Kaki berkulit putih susu itu melangkahkan kakinya memasuki kawasan gerbang sekolah, dan jangan lupakan dengan senyum manis yang tak pernah luntur, gadis yang tak lain adalah Laura.

Banyak yang menatap Laura dengan bertanya-tanya. Mengapa gadis yang bernama Laura ini senyumnya tak pernah luntur, pasalnya dari memasuki gerbang sekolah dan sepanjang koridor senyumnya tak pernah luntur, malah bibir yang berwarna merah muda itu bertambah melengkung keatas, seperti tidak ada hari lain untuk melakukan itu.

Tidak seperti hari-hari biasanya. Hari-hari kemarin, gadis itu hanya senyum manis ketika seseorang yang menyapanya, lantas ada apa dengan hari ini? Apakah gadis itu baru saja mendapatkan sebuah jackpot yang memang sangat-sangat membuat dirinya bahagia? Fikir siswa-siswi yang melihat senyuman seorang siswi yang terkenal karena kecantikan parasnya. Dan jangan lupakan ramah tamahnya, walaupun kadang suka membuat orang sering kali beristighfar dengan kelakuannya itu.

Apa tidak lelah bibirnya?

Dalam hati Laura ingin menjerit histeris. Sebenarnya, ada alasan dia pagi ini menampilkan senyum merekahnya yang tak pernah luntur ketika ia berjalan sepanjang koridor.

Otaknya selalu mengingat-ingat kejadian tadi pagi ketika di meja makan yang membuat senyum manis merekah muncul di pagi hari. Seperti hari ini.

Flashback on

Laura gadis itu menuruni tangga, dengan wajah yang tidak ada senyumnya sama sekali.

Kakinya berjalan menuju meja makan, yang dipastikan sudah ada seseorang yang sudah menunggunya dari tadi. "Pagi Anaknya Papah yang palingggg cantik seduuuuuniaa," sapa Jordan ketika putrinya sudah berada di hadapannya.

Spes Beatitudinis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang