[SATU FOLLOW, SATU BINTANG, & SATU KOMENTAR DARI KALIAN PARA PEMBACA, MENJADI ALASAN SAYA UNTUK SEMANGAT MENGETIK.]
⚠️GANTI JUDUL⚠️
"Apa memang benar, bahwa akan selalu ada pelangi setelah badai yang sangat buruk sekalipun?"
•••
"Mamah sama Papah be...
"Bagimu aku hanya nun mati diantara idghambilaghunnah. Terlihat tapi tidak dianggap."
🍃🍃🍃
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!
Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻🌻🌻
Setelah melewati beberapa jam perjalanan, kini seluruh siswa siswi SMA Garuda sudah waktunya istirahat.
Laura, gadis itu sehabis dari ruangan Pak Kepsek tadi, moodnya menjadi sedikit menurun. Sahabatnya pun sudah membujuknya dengan berbagai cara, tetapi nihil. Tidak berhasil.
Waktu istirahat, waktu ini lah yang di tunggu-tunggu oleh siswa siswi anak sekolah. Tapi berbeda dengan Laura, gadis cantik itu sama sekali tidak mood ke kantin, ini pun terpaksa ia ke kantin, kalau bukan karena paksaan dari sahabatnya.
"Pesen makan lah, Ra." Aleta sedari tadi membujuk Laura agar memesan makanan. Pasalnya kini sudah waktunya makan siang, tetapi Laura masih pada pendiriannya, tidak ingin makan.
"Entar mag lo kambuh, Ra," timpal Adele ikut membujuk sahabatnya dan mengingatkan Laura akan penyakit mag gadis itu yang sewaktu-waktu bisa kambuh.
"Udah, sih, kalian makan aja. Gue kapan-kapan bisa," balas Laura meyakinkan sahabatnya. "Tapi lo punya mag, Ra!" protes Aleta.
"Ck, kalo kambuh minum obat. Ribet amat."
"Makan, ntar keburu dingin noh," lanjut Laura sedikit memaksa sahabatnya, agar mereka tidak bawel.
Aleta menghela nafasnya pasrah, tanpa membalas ucapan Laura, ia pun memakan makanan-makanan yang berada di hadapannya, yang ia sudah pesan tadi. Begitupun dengan Adele, dan Vania.
Sementara Laura, ia lebih memilih membuka novelnya. Tadi dirinya sempat membawa satu novel dari tasnya ketika hendak pergi ke kantin untuk istirahat.
Laura, dan sahabat-sabatnya menikmati waktu istirahat dengan sedikit tenang dan tentram. Sebelum ada seseorang yang mengganggu ketenangan mereka, bukan, lebih tepatnya hanya Laura yang merasa terganggu.
"Boleh gabung?" tanya seseorang yang menghampiri meja mereka.
"Gak!" serobot Laura ketika Adele ingin berbicara.