"Kenapa semua perempuan demennya ngomel mulu? Apa tuh mulut ngga takut berbusa?"
-Arlan Febriyano P.
🌻🌻🌻
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!
Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.
🌻🌻🌻
Arlan memarkirkan motornya disalah satu tukang bubur ayam pinggir jalan.
Dibelakangnya terdapat Laura yang masih anteng duduk di motor sportnya.
Setelah beberapa menit berbincang-bincang di rumah Laura, mereka berdua memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu di luar.
Kebetulan juga saat itu Arlan belum mengisi perutnya dengan apapun, karena memang dirinya pergi dari rumah pagi sekali dan pada saat itu Mamihnya masih bobo dengan sang Papih.
"Bocah! Ayo turun," ajak Arlan yang sudah membuka helmnya.
Laura mendelik sinis kearah Arlan, "Bocah teriak bocah. Umur berapa Lo? Sama-sama belum punya KTP, harusnya sadar diri lah."
"Gue sama Lo beda. Lagian Lo sih, pendek."
"Bodo, pendek-pendek gini enak buat di peluk, wlee," kata Laura menjulurkan lidahnya.
Seketika Arlan merentangkan tangannya mendekati Laura. "Coba sini hug."
Namun sebelum itu terjadi, Laura sudah terlebih dahulu bergerak cepat. Dengan lihainya, gadis itu menyubit lengan Arlan.
Arlan meringis pelan, "Selalu aja gitu, nyubuit. Apa semua cewe begitu?" gumam Arlan pelan.
"Apa,hah?! Lo ngomong apa?!"
"Ngga, Lo selalu cantik, walaupun belum mandi,"
"Halah ngeles. Udah sono pesen!"
"Ya ayo turun,"
"Duluan, sekalian pesenin ye," pinta Laura menyengir lebar kearah Arlan.
Arlan tersenyum paksa, dengan setengah hati pula dirinya menuruti permintaan gadis itu. "Pak, buburnya dua porsi, ya, makan disini. Minumnya teh anget dua."
Tukang bubur tersebut mengangguk. "Sabar, ya, den. Mengantri."
Arlan menatap sekeliling tempat tersebut, tidak terlalu buruk, pikirnya. Ingin menghampiri meja yang masih kosong, tetapi mata Arlan tak sengaja menangkap sosok perempuan yang ia cukup kenali wajahnya, perempuan tersebut duduk dimeja paling ujung, hanya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spes Beatitudinis [ON GOING]
Genç Kurgu[SATU FOLLOW, SATU BINTANG, & SATU KOMENTAR DARI KALIAN PARA PEMBACA, MENJADI ALASAN SAYA UNTUK SEMANGAT MENGETIK.] ⚠️GANTI JUDUL⚠️ "Apa memang benar, bahwa akan selalu ada pelangi setelah badai yang sangat buruk sekalipun?" ••• "Mamah sama Papah be...