"Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Maka untuk menyayangi dan mencintai saya, kalian harus tahu saya lebih dekat. Tapi jangan nangis kalau hati menjadi korban."
-A. F. P
🌻🌻🌻
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!
Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.
🌻🌻🌻
Hari ini adalah Senin, hari yang menyebalkan bagi beberapa pelajar.
Seluruh siswa siswi Indonesia diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera yang di selenggarakan di sekolah mereka masing-masing. Seperti saat ini, seluruh siswa siswi SMA GARUDA tengah mengikuti upacara bendera yang di lakukan setiap hari Senin.
Sudah hampir satu jam mereka mendengarkan cerita dongeng dari kepala sekolah, pidato. Walaupun terik matahari sudah menampakkan dirinya, tetapi sepertinya Pak Kepsek enggan mengakhiri pidato nya yang panjang seperti rel kereta. Tidak ada hambatan.
"Setiap siswa-siswi diharuskan untuk menanamkan rasa tanggungjawab terhadap diri sebagai pelajar. Terkait dengan tanggungjawab, siswa-siswi sebagai pelajar diantara lain yakni belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah dengan baik, serta disiplin dalam menaati tata tertib yang ada disekolah. Jadi intinya tanggungjawab harus dimiliki oleh setiap siswa ataupun pelajar.
Namun, dalam kenyataannya banyak siswa-siswi yang merasa terbebani kewajiban mereka sebagai pelajar. Di Jaman now siswa datang ke sekolah tujuannya bukan lagi untuk belajar, Namun, sekolah dijadikan sebagai tempat untuk ketemu, bisa kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain-lain.
Padahal tugas sejati seorang pelajar, ya, untuk belajar dan menimba ilmu. Akan tetapi ini realita dan potret siswa jaman now. Memiliki banyak keinginan namun tidak mau bersusah payah. Diibaratkan menyerah sebelum berjuang, dan merasa kalah sebelum bertanding. Bla bla bla."
"Anjir panas banget," gerutu Daniel. Ia pun menoleh sekilas kearah Aksa yang berada di belakangnya, "Sa, tuker posisi dong," ujar Daniel dengan nada berbisik.
Aksa tak bergeming, ia masih memfokuskan pendengarannya pada pidato yang di sampaikan oleh Pak kepala sekolah. "Tuker posisi, Sa!" Daniel masih kekeuh.
"Itu yang dibelakang bisa diam tidak?!"
Seketika Daniel langsung kicep, ia pun menegakkan tubuhnya kembali menghadap kearah depan. "Lo tau panas gak sih? Enak banget lah dia di podium masih ketutupan genteng, lah gue panas nih di tengah lapangan," gerutu Daniel dengan Kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spes Beatitudinis [ON GOING]
Ficção Adolescente[SATU FOLLOW, SATU BINTANG, & SATU KOMENTAR DARI KALIAN PARA PEMBACA, MENJADI ALASAN SAYA UNTUK SEMANGAT MENGETIK.] ⚠️GANTI JUDUL⚠️ "Apa memang benar, bahwa akan selalu ada pelangi setelah badai yang sangat buruk sekalipun?" ••• "Mamah sama Papah be...