7. Pingsan.

124 13 0
                                    

"Kalau kamu senang keluarkanlah tawamu, kalau kamu sedih keluarkanlah tangismu, tapi kalau kamu malu jangan keluarkan kemaluanmu."

-lialalaaa_

🌻🌻🌻

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cerita ini murni dari otak author Safala, no plagiat-plagiat!!!

Warning! Typo bertebaran dimana-mana, tolong di tandai apabila menemukan typo. Terimakasih.

 Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Bulan sudah berganti dengan matahari, pertanda pagi sudah tiba. Seperti biasa Laura akan melakukan aktivitas pagi ini diawali dengan sekolah.

Sebelum berangkat sekolah, gadis itu akan shalat subuh terlebih dahulu, bersih-bersih, dan tak lupa dengan sarapan pagi.

Setelah semuanya rapih, badan pun sudah wangi seperti bunga mawar, tidak seperti para readers yang berwangi seperti bunga kamboja, canda.

Gadis itu, Laura segera menuju ruang makan, untuk sarapan bersama dengan kedua orangtuanya dan tak lupa juga dengan adiknya yaitu Al.

Tetapi hari ini berbeda, gadis itu tidak sarapan terlebih dahulu. Biasanya ia akan selalu sarapan, tidak ada kata terlewatkan kalau tentang soal makanan. Pola makannya pun selalu terjaga, kalau waktu makannya terlewatkan beberapa menit, pasti penyakit MAG yang di deritanya akan kambuh.

Laura tidak bisa melakukan aktivitas pagi apabila perutnya tidak terisi. Dan berbeda halnya dengan pagi ini yang ia lakukan. Laura tidak tidak memilih apapun menu makanan yang di meja makan. Anak itu hanya meminum air putih, dan satu lembar roti itu pun harus dipaksa dulu oleh Mamahnya terlebih dahulu. Kalau tidak dipaksa bisa dipastikan perut Laura tidak terisi apapun, alias kosong! Padahal gadis itu memiliki penyakit MAG. Sungguh hari ini Laura mencari penyakit sendiri!

Entahlah Laura kali ini benar-benar tidak nafsu untuk makan. Ya walaupun ia sendiri tahu kalau dirinya memiliki penyakit MAG, maka dari itu ia menerima selembar roti dari Mamahnya walau tidak ada nafsu makan sedikit pun. Mungkin ini sudah lebih dari cukup. Dari pada tidak makan sama sekali, bukan?

Sesudah menghabiskan selembar roti dan meneguk air putih secukupnya, Laura segera pamit kepada orangtuanya tak lupa serta menyalami punggung tangan kedua orangtuanya, dan mengecup pipi chubby adiknya, Al. Setelah berpamitan, ia pun segera menuju SMA Garuda.

Laura kali ini tidak di antar oleh Papahnya. Melainkan di antar oleh manusia yang memakai jaket hijau. Ya, di kali ini, Laura memilih untuk di antar oleh ojek online.

Spes Beatitudinis [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang