O2.

937 143 10
                                    

Happy reading!!

"Niki!"

Selubung kaca pecah bersamaan dengan tubuh Ningyi yang diseret paksa. Ekor besar sang raja ular dengan mudah menyeret tubuh Ningyi yang jauh lebih kecil darinya. Niki kembali menggerakkan tangannya untuk membentuk tali panjang berwarna biru dan menarik tangan Ningyi. Sekuat tenaga ia menarik tubuh Ningyi, sampai akhirnya gadis itu berhasil melepaskan diri. Niki cepat-cepat menarik tubuh Ningyi ke belakang tubuhnya.

Mamba kembali berdesis. Ia meninggikan badannya sampai menyentuh atap goa. "Aku terkesan, Nak. Tidak banyak Klan Penyihir yang bisa melakukan itu. Tapi aku adalah didikan Lord Hoseok."

Begitu kalimat itu mengudara, Mamba kembali menyerang Niki. Ia berusaha menggigit keduanya, tapi meleset karena Niki berhasil membuat pelindung lagi. Para ular tidak tinggal diam, mereka mengerubungi selubung kaca sampai tidak terlihat apa-apa. Mereka dikepung.

"Bagaimana ini?"

"Tenang. Pegang tanganku." Niki kembali menarik Ningyi mendekat. Sedangkan sang gadis, hanya menurut dan menautkan tangan mereka. "Diam di tempat."

Ningyi mengangguk.

Gerakan Niki begitu cepat sampai-sampai para ular tidak siap dengan gerakan mendadak itu. Selubung kaca bening itu tiba-tiba dialiri listrik biru yang membuat para ular terpental ke segala arah. Niki berlari keluar dari selubung dan membuat selubung yang dialiri listrik di sekitar tubuh Ningyi. Ia menabrakkan tubuh Mamba ke dinding goa dan mengarahkan pedangnya tepat di depan wajah Mamba, membuat sang raja ular membelalakkan mata.

"Aku sebenarnya tidak ingin memakai kekerasan tapi kau melukai asistenku," kata Niki dengan penuh penekanan.

Mamba melirik sekilas ke arah gadis berambut kecokelatan. Ada goresan di wajah dan beberapa bagian tubuhnya yang tidak tertutup baju akibat tergesek dengan lantai goa yang tidak rata. Kemudian sang raja ular kembali menatap Niki. "Dari mana kau punya pedang itu?"

Niki melirik sekilas ke arah pedangnya. Pedang yang hanya ada tujuh di dunia ini, pedang Lord Yoongi. "Karena aku adalah keturunan terakhir Lord Yoongi."

Mamba menegang. "Tidak mungkin. Keturunan para Lord belum bangun. Jangan menipuku." Mamba kembali mendorong Niki dengan badannya yang sangat besar.

Hal itu membuat mata Niki memancarkan cahaya biru dan sekujur tubuh hingga pedangnya mengeluarkan listrik berwarna biru. Ujung pedangnya menyentuh leher Mamba yang cukup membuatnya tercekat. "Ayo bicara baik-baik sebelum pedangku menembus batang lehermu."

Mamba terkekeh. "Oke. Jauhkan pedangmu dari leherku."

Niki melangkah mundur. Ia menurunkan pedangnya dan memasukkannya ke tempat pedang yang tergantung di pinggangnya, bersamaan dengan itu, cahaya biru meredup dan berangsur-angsur menghilang.

Mamba kembali bergerak mengelilingi tubuh Niki. Seolah menelisik sesuatu, mata kuningnya menatap tepat ke iris mata Niki. "Klan Penyihir. Lord Yoongi. Masuk akal."

"Aku terbangun delapan tahun lalu ketika Amethyst membeku (baca buku kedua Apricity)." Niki buka suara. "Aku harus mencari para keturunan Lord. Ada yang salah dengan sihirnya."

"Benar," kata Mamba. Ia berhenti sejenak untuk menatap ke dalam telaga. "Harusnya kalian bagun bersamaan."

Niki mengangguk. Ia menyugar rambutnya yang mulai memanjang. "Siapa keturunan Lord Hoseok?"

"Akan aku tunjukan tapi..." Mamba menoleh ke arah Ningyi. "gadis itu tidak boleh ikut."

"Bagaimana aku bisa percaya anak buahmu tidak akan mencelakainya?"

THE AMETHYST: The Seven Lights Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang