Salah seorang Ametharian yang bediri di sisi kanan panggung hanya terkikik. Rasanya menyenangkan melihat mereka dipermalukan padahal semua yang dikatakan Seo Eunkwang adalah fitnah.
Ia merasakan seseorang menyikutnya. Ia menarik sudut bibir begitu menyadari siapa orang itu. "Dari mana kau tahu mereka di sini?"
"Signal si anak penyihir sampai ke kastil," jawab si gadis dengan singkat. "Kau kenapa di sini?"
Sang laki-laki baru akan menjawab tapi teputus karena pemandangan Eunkwang yang menancapkan pedang dengan permata ungu ke lantai. Ia langsung membulatkan mata dan melompat dari tempatnya.
Tanah bergetar dan terlihat retak sepanjang tempat pedang itu tertancap. Butuh waktu lama untuk mencapai panggung karena para Ametharian mulai berlarian dari sana. Sampai portal hitam terbuka dan ia bisa melihat betapa pucatnya wajah keturunan para Lord.
"Gawat!"
"Ningyi, bawa Ametharian menjauh dari sini!"
Ningyi mengangguk. Ia langsung menjalankan tugas sementara Jay menerobos ke depan panggung.
Selang beberapa menit, seekor kadal melompat dari dalam portal. Ia membuka tudung kepalanya dan mengeluarkan pedang. Dengan segera ia meloncat menahan kadal agar tidak menyerang Ametharian.
Entah hanya perasaannya saja atau kadal ini jauh lebih kuat dari pada yang terakhir kali. Ia membutuhkan waktu lama untuk mengalahkan seekor kadal.
Setelah berhasil menusuk jantung si kadal, ia melompat ke atas panggung. Ia mengayunkan pedangnya dan melepaskan rantai yang mengikat tangan mereka.
Begitu tangannya terbebas, Niki dengan segera mencabut pedangnya. Portal langsung tertutup, tapi puluhan ekor kadal berhasil meloncat keluar sebelum portal benar-benar tertutup. Jumlahnya kira-kira tiga puluh ekor.
"Sudah ku bilang jangan macam-macam dengan pedang para Lord!" Niki memaki di depan wajah sang panglima perang yang terlihat agak pucat. Pasalnya, ia kesal setengah mati. "Kau membuka portal Agathe!"
Perlawanan melawan komplotan kadal dimulai. Mereka yang sudah berhasil lepas langsung menyetap pedangnya dan menyerang para kadal yang berusaha menyerang Ametharian.
"Sunoo! Bawa para penduduk ke tempat aman!"
Sunoo yang mendengar perintah Jungwon langsung mengangguk. Ia melompat turun dari panggung batu dan berteriak di tengah kerumunan Ametharian. "Jauhi balai kota sebisa mungkin! Lewat sini!"
Heesung ikut membantu Sunoo untuk mengarahkan Ametharian pergi melewati pasar dan menjauh dari balai kota.
Para kadal itu cukup banyak. Mereka terlihat kelaparan karena mencuri buah-buahan yang dijual di pasar dan melahapnya dengan rakus.
Sunghoon menyetap cross-bow milik prajurit yang tergeletak di tanah. Dengan membabi buta ia menembakkan anak panahnya, berhasil membuat para kadal melemah sesaat.
"Bagaimana ini?" tanya Jake kepada Jungwon.
Jungwon mencabut pedangnya dari tubuh seekor kadal yang berhasil ia bunuh. "Bunuh saja semuanya!"
"Mereka banyak sekali!"
"Dan brutal!" timpal Jay sambil membuka jubah panjangnya.
"Kembalikan saja ke Agathe!" usul Jungwon.
Niki menoleh. Nafasnya terengah dan ia terpaksa bertumpu pada tiang kayu di sebelahnya. "Membuka portal hanya akan membuat mereka semakin banyak keluar."
"Benar! Aku sudah bertanya kepada Felix. Ada kesalahan dengan tingkatan Agathe. Seseorang baru saja merusak sistem penjara Agathe!" jelas Jay sambil terengah-engah. Ia langsung kembali sibuk membunuh para kadal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AMETHYST: The Seven Lights
FanfictionBUKU KETIGA DARI SERIES THE AMETHYST. 𝔗𝔥𝔢 𝔖𝔢𝔳𝔢𝔫 𝔏𝔦𝔤𝔥𝔱𝔰 𝔬𝔣 𝔄𝔪𝔢𝔱𝔥𝔶𝔰𝔱 - "Masih ada keturunan para Lord di alam Amethyst, dan yang paling menarik adalah salah satunya bisa mengendalikan Agathe." - dibintangi oleh: Enhypen...