O3.

797 131 17
                                    

Happy reading!

Dingin menyerang tubuhnya seolah siap mematahkan tulangnya kapan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dingin menyerang tubuhnya seolah siap mematahkan tulangnya kapan saja. Kepalanya pening bukan main. Matanya berkunang-kungang karena cahaya ungu menyusup masuk dari kelopak matanya yang terasa perih luar biasa. Ia baru bisa membuka matanya ketika cahaya ungu itu meredup.

Pemandangan selanjutnya yang ia tangkap adalah atap goa yang dipenuhi dengan tumbuhan. Ia menggerakkan kepalanya ke samping, tidak ada siapa-siapa kecuali deretan bunga-bunga raksasa yang menguncup. Laki-laki itu mengerang. Tubuhnya bisa retak kapan saja kalau begini!

Ia berusaha sekuat tenaga untuk duduk. Bongkahan es di bawah tubuhnya itu membuatnya hampir gila. Cepat-cepat ia berdiri, tapi langsung mencium lantai goa karena kakinya masih terbungkus bongkahan es.

"Es sialan!" erangnya sambil menghantam es ke lantai goa, berharap esnya akan pecah, tapi justru terdistraksi karena menyadari dirinya dalam keadaan telanjang bulat.

Untungnya ada setelan baju yang diletakkan di atas bonsai. Dengan tangan gemetar dan gerakan terburu-buru, ia meraih setelan baju itu. Sepotong celana kain berwarna hitam dan sebuah baju polos berwarna putih membuatnya mengakui orang yang meletakkan setelan itu punya selera yang bagus dalam dunia fashion. Setelah berhasil memecahkan bongkahan es di kakinya, ia dengan cepat menggunakan celana dan bajunya.

"Bagus. Aku lapar," gumamnya begitu melihat sepotong roti dan segelas susu tergeletak tidak jauh dari bonsai. Dengan sisa tenaga, ia meraih roti itu dan mengunyahnya seperti tidak ada hari esok.

Matanya beralih pada gulungan kertas yang terselip di antara bungkusan roti dan gelas susu. Masih sambil mengunyah roti, ia membuka gulungan itu dan membacanya dengan seksama.

'Kepada, Jake Sim, keturunan terakhir Lord Jimin dari Klan Petani.

Aku adalah orang yang mematahkan sihirmu setelah enam ribu tahun membeku. Semoga setelan dan rotinya cukup untuk sementara karena aku tahu kau akan terbangun dalam keadaan lapar. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan. Oleh karena itu, temui aku di gubuk tua di hutan utara dekat pemukimam Klan Penyihir. Jika kau kebingungan, kau bisa tanya Lillyput, Ratu Keong di Goa Teratai.

Aku menanti kehadiranmu.
Niki, keturunan terakhir Lord Yoongi dari Klan Penyihir.'

"Klan Penyihir?"

—🗡—

Di sisi lain Amethyst, Niki melakukan ritual kedua pada Goa Ular untuk membangunkan keturunan terakhir Lord Hoseok dari Klan Pemburu. Keadaan Jay lebih parah dari yang lainnya, tapi tidak separah Jake yang sudah hampir membeku. Mungkin Jay akan butuh waktu yang cukup lama untuk sadar. Seperti yang ia lakukan kepada Jake, Ningyi menyiapkan sepotong roti dan segelas susu hangat, juga setelan baju yang mereka beli di pasar.

Jay membuka mata tiga puluh menit setelah Niki pergi. Giginya langsung gemelatuk dan tubuhnya bergetar hebat. Selain perutnya yang keroncongan, dingin juga membuat kepalanya pening. Ia berguling ke samping tapi malah terjatuh dari meja batu. Untungnya ia langsung menyadari ada setelan baju. Dengan tenaga panik, ia memakai baju itu. Kemudian ia memilih untuk membuka gulungan kertas terlebih dahulu.

'Kepada, Jay Park, keturunan terakhir Lord Hoseok dari Klan Pemburu.

....
Jika kau kebingungan, kau bisa bertanya kepada Black Mamba, sang raja ular di goa ular.

Aku menunggu kehadiranmu.
Niki, keturunan terakhir Lord Yoongi dari Klan Penyihir.'

—🗡—

Jam dua malam ketika mereka sampai di ujung Goa Air Tawar. Tempat ini seperti penampungan jutaan jenis ikan yang hidup damai di dalam air. Mereka harus menyebrang dengan menumpangi punggung seekor kura-kura emas. Kedalaman goa ini bisa mengalahkan palung terdalam dari yang paling dalam di dunia ini. Konon, tidak ada yang tahu apa yang berada di bawah air tawar itu kecuali sang pemimpin Klan Pemikir, Lord Namjoon.

Niki mendengar desas-desus dari Klan Pemikir, setetes air dalam goa ini bisa memberikanmu seribu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban. Tapi untuk mendapatkan jawaban dari setetes air, kau harus membayar dengan harga yang tidak bisa dibayar oleh orang terkaya dari yang paling kaya di dunia ini. Kalau saja ada seorang yang nekat untuk mengambil setetes air tanpa mampu membayarnya, maka mereka akan mendapatkan hukuman terkejam dari yang paling kejam di dunia ini.

Di tempat ini, ada seekor lumba-lumba berwarna emas bernama Intak yang sangat cerdik. Intak adalah sosok yang diciptakan Lord Namjoon untuk menjaga keturunan terakhir Lord Namjoon.

"Silahkan, Niki," kata Intak sambil membuka jalan menuju anemon laut raksasa tempat keturunan terakhir Lord Namjoon disembunyikan.

Hanya Niki yang pergi, Ningyi harus menunggu dengan sang kura-kura emas di dekat persinggahan Intak karena hanya orang-orang pemilik pedang para Lord yang bisa bernafas di dalam air tawar itu. Tidak lama setelah itu, Niki kembali dan sang kura-kura emas mengantar mereka pergi dari Goa Air Tawar.

Di dalam anemon laut raksasa, seseorang baru saja membuka matanya.

'Kepada, Yang Jungwon, keturunan terakhir Lord Namjoon dari Klan Pemikir.'

—🗡—

Ada satu lagi tempat berbahaya yang dijaga oleh seorang raksasa rakus yang siap menelan apa saja yang menurutnya menyebalkan. Namanya Shaky, penunggu lereng Gunung Besi tempat keturunan terakhir Lord Seokjin disembunyikan. Niki sudah bicara dengan sang raksasa dan ia berjanji akan membawakan seekor sapi besar. Syukurnya Black Mamba, sang raja ular mau membantunya mendapatkan sapi yang lima belas kali lebih besar dari sapi biasa. Jadilah Niki harus kerepotan menyeret daging sapi untuk sang raksasa.

"Ho ho ho... Niki memang anak yang bisa diandalkan," puji sang raksasa sambil menyetap tubuh sapi. "Silahkan, Niki."

Begitu membuka jalan melewati rawa gelap, sang raksasa langsung sibuk memakan daging sapi. Ningyi sampai kebingungan karena sang raksasa terlihat seperti anak kecil tidak makan selama dua hari. Niki tidak mau ambil pusing dan hanya fokus pada pekerjaannya.

Di dasar rawa terbau dari yang paling bau di muka bumi ini, bongkahan es itu bersemayam di antara akar-akar pohon besi. Konon, jika kau menggunakan besi-besi itu sebagai bahan pembuat senjata, maka kau akan mendapatkan senjata yang sangat hebat. Di sini lah tempat pedang para Lord diciptakan.

"Heesung Lee, Klan Pencipta."

—🗡—

Ke arah barat daya sesuai perkataan Beomgyu (buku kedua Apricity), mereka menemukan Goa Hantu. Goa ini berisi arwah para prajurit yang gugur di medan perang. Para arwah di sini bukan sekedar bergentayangan, tapi mereka menemukan perdamaian abadi setelah mati secara terhormat dalam membela perdamaian Amethyst. Tapi konon, jika seseorang masuk ke dalam goa dengan perasaan negatif atau niat jahat, mereka akan langsung dihujani ribuan anak panah yang akan membuat mereka tersiksa lahir dan batin. Tidak ada yang berani masuk ke dalam sini kecuali pemimpin Klan Perang, Lord Jungkook.

Penjaga goa ini adalah seorang letnan perang bernama Tuan Ottopus. Wujudnya menyerupai baju besi tanpa badan dan ia adalah seorang prajurit abadi yang sangat setia dengan Lord Jungkook. Setelah ia mati di medan perang, Lord Jungkook menjadikannya penjaga Goa Hantu.

"Siapa namanya?" Ningyi bertanya begitu melihat wujud sang laki-laki dalam bongkahan es itu.

Tadinya Niki sudah mau memulai ritual tapi gagal karena pertanyaan Ningyi. "Sunghoon Park. Kenapa?"

"Tampan," lanjut Ningyi sambil bersemu.

Niki mendecak sebal dan kembali fokus pada pekerjaannya.

Keturunan Lord keenam berhasil dibangunkan, tapi tidak untuk keturunan Lord ketujuh di Goa Lidah Buaya.

—🗡—

THE AMETHYST: The Seven Lights Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang