2O.

950 121 15
                                    

Ini part bonus karena author masih gak pengen pisah sama para Lord ini :"D
Happy reading but unfortunately this is our last station!

Ada sebuah tempat di balik air terjun terbesar di Amethyst. Tempat yang hanya bisa dikunjungi oleh orang-orang tertentu. Tempat yang dijuluki sebagai 'air terjun bercahaya' karena selalu mengeluarkan tujuh cahaya berberbeda setiap harinya. Di bawah air terjun terdapat sungai yang sangat besar. Tempat hidup puluhan ikan duyung ciptaan sang Lord dari Klan Pemburu.

Tempat itu adalah kediaman para Lord Amethyst. Pemberian dari Karina -sang Dewi Pemimpin Amethyst saat ini- sebagai tanda terima kasih karena sudah menyelamatkan Amethyst. Jika kau cukup beruntung untuk pernah masuk ke dalamnya, mungkin kau akan bertanya-tanya apakah tempat ini lebih luas dari Amethyst? Karena yah, tempat ini sangat megah!

Tadinya Karina memberikannya sebuah tanah di atas air terjun ini, tapi Heesung -Lord dari Klan Pencipta- membuat gedung mewah di balik air terjun hanya dalam semalam. Kekuatan para Lord kini tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Huh, melelahkan,"

Laki-laki yang sibuk dengan segala macam ramuan itu mengangkat kepala. Ia melirik sekilas ke arah laki-laki yang menjatuhkan diri di kursi. "Bagaimana Agathe?"

Laki-laki itu menghela nafas. Ia memijat tangannya yang terasa pegal. "Sudah sempurna, tapi masih kosong. Enaknya aku kurung siapa di sana?"

BRAAKKKK!!!

Seekor naga berukuran sedang baru saja menerobos pintu. Membuat kedua laki-laki itu mendengus sebal. "Kurung saja anak kurang kerjaan ini!" hardik Sunoo sambil menatap sang naga dengan heran.

"Aku tadi jalan-jalan sambil mengecek keadaan Amethyst," kata sang naga. Ia menundukkan kepala setelah kepalanya menabrak atap ruangan. "aku mau berubah tapi nanti aku malah telanjang!"

Niki tertawa keras. Teringat kejadian beberapa waktu lalu ketika Jay iseng berubah wujud menjadi hiu dan terpaksa bermalam di dalam air karena dirinya telanjang. Waktu itu sudah tengah malam, tapi anak itu sungguh kurang kerjaan.

Jay mendengus. Membuat api muncul dari hidungnya.

"Wow, jangan membakar eksperimenku!" Sunoo agak panik. Ia cepat-cepat merapikan ramuan-ramuannya.

"Bisa kau berubah menjadi cacing kremi saja? Tempat ini jadi agak sempit." Heesung masuk ke ruangan sambil memukul tubuh sang naga.

Jungwon juga ikut masuk ke ruangan sambil membawa sepiring apel yang sudah dipotong kecil-kecil. "Sungguh kurang kerjaan."

"Aku habis menjaga perdamaian Amethyst?!" Jay protes.

"Berubah dulu jangan jadi naga! Sempit tahu!" Sunoo kembali protes. Ia meringis melihat atap yang hancur karena kepala sang naga.

Jay akhirnya mengalah dan berubah wujud menjadi kera. Berhasil mengundang tawaan yang lain karena ia merajuk dan duduk di samping Niki dengan sebal.

Sementara mereka masih tidak bisa mengontrol tawanya, Jake dan Sunghoon masuk ke ruangan setelah berlatih memanah. Tadinya Jake terkejut karena seekor kera duduk di kursi sambil cemberut, tapi ia justru ikut tertawa karena menyadari siapa kera yang merajuk itu.

"Wah, Lord Amethyst yang katanya tampan," kata Jake sambil mengelus kepala sang kera. Semakin membuatnya cemberut.

"Aku buat ini untuk Jay," potong Heesung pada akhirnya. Ia mengeluarkan sebuah setelan serba hitam yang dibuat dari kain parasut. "Baju ini tidak akan rusak kalau kau berubah wujud. Jadi kau tidak akan telanjang lagi."

Jay menangkap setelan yang dilemparkan Heesung dan cepat-cepat memakainya. Begitu dipakai, setelan itu menghilang, tapi begitu Jay berubah wujud menjadi manusia, setelan itu melekat sempurna di tubuhnya. "Bagus! Buatkan aku yang warna biru!"

THE AMETHYST: The Seven Lights Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang