O9.

603 122 4
                                    

Happy reading!

Sang fajar mengintip malu-malu dari balik pepohonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang fajar mengintip malu-malu dari balik pepohonan. Angin pun berhembus pelan seolah ingin menyapa beberapa anak laki-laki yang sedang menyusuri hutan dengan pedang panjang tergantung di pinggang mereka. Beberapa kali kupu-kupu melihat mereka dan bertanya-tanya kemana mereka akan pergi pagi-pagi begini? Ke pasar? Apakah mereka perlu membawa pedang ke pasar? Lagipula tidak ada pasar di sudut alam Amethyst dan anak laki-laki jarang pergi ke pasar.

Beberapa ekor cheetah berlari dari dalam hutan untuk menyapa Jay dari Klan Pemburu. Mungkin, tanpa ada yang memberi tahu pun, mereka sudah tahu ayah Jay pernah memimpin kaum binatang. Ranting-ranting pohon yang menjuntai sebisa mungkin mengelus kepala Jake dari Klan Petani, membuat rambut laki-laki itu menjadi sangat berantakan. Mungkin mereka pun tahu bahwa Jake suka dielus sejak ia masih kecil. Terbukti dengan reaksi Jake yang justru kesenangan dan menyapa setiap pohon yang mengelusnya. Mereka pun tahu ayah Jake sangat perhatian dengan kaum tumbuhan.

"Untuk apa kau mengumpulkan besi-besi itu?" Sunoo tiba-tiba penasaran pasalnya Heesung sibuk mengumpulkan besi yang ia temukan di dalam hutan.

Masih menarik sebuah gerobak butut yang ia temukan di ujung pekarangan Klan Petani, Heesung melirik sekilas ke arah Sunoo. "Besi-besi ini bisa berguna untuk senjata, tahu."

Mungkin jika besi-besi punya jiwa, mereka pun tahu bahwa Heesung bisa memperbaiki mereka menjadi sesuatu yang lebih berguna daripada seonggok sampah di hutan Amethyst. Klan Pencipta memang dikenal sebagai 'si tangan besi' karena bisa mengubah apapun menjadi benda yang berguna.

Komplotan ini berjalan dengan Sunghoon sebagai pemimpin barisan. Ia membawa pedang di pinggang dan menyampirkan cross-bow —milik Winter yang ia curi— di pundaknya. Mungkin kau pun tahu kalau Klan Perang tidak memiliki rasa takut pada apapun. Sedangkan di barisan kedua, Jungwon berjalan sambil menjatuhkan biji ek kering yang Jay dapatkan dari para tupai, karena takut komplotan ini akan lupa jalan pulang. Klan Pemikir memang punya pemikiran yang jauh kedepan.

Boleh katakan Niki berlebihan, tapi rasanya ia lebih suka bekerja kelompok seperti ini. Rasanya sangat berbeda karena ia tidak perlu memikirkan semuanya sendirian. Ia tidak perlu takut dengan singa yang berlarian di dalam hutan karena Jay bisa berkomunikasi dengan mereka. Ia tidak perlu takut akan terluka karena Sunoo tahu segala hal tentang menyembuhkan. Ia tidak perlu takut tersesat, ataupun berhadapan dengan prajurit, atau pohon-pohon raksasa akan rubuh ataupun kekurangan senjata. Ia tidak perlu takut.

"Banyak ular di sini?" Jay mengerucutkan bibir sambil menelisik Goa Ular yang terlihat mengerikan.

Niki membuka matanya setelah membuat selubung kaca. "Memangnya saat terbangun kau tidak ingat bagaimana?"

Jay menggeleng. "Setelah aku bangun tidak ada apapun di sini." Ia menoleh ke arah Niki yang berjalan di belakangnya. Kali ini Jay yang memimpin barisan. "Kenapa kau tidak membuat selubung untukku?"

THE AMETHYST: The Seven Lights Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang