O6.

643 119 0
                                    

Desclaimer lagi di sini aku buat mereka seumuran ya kira-kira umur 20an dan aku gak pake embel-embel hyung atau sebagainya karena ini mengadopsi kerajaan inggris bukan korea, harap maklum. Happy reading!

"Jadi kita semua benar-benar keturunan terakhir para Lord?"

Niki mengatupkan tangannya, bersamaan dengan itu cahaya biru menghilang. "Apa hal itu cukup membuktikan kalau jawaban atas pertanyaanmu adalah iya, Jay?"

Laki-laki bernama Jay itu menghela nafas dan bersandar pada kursi. Bayangan tentang Lord Yoongi yang mengatakan kepada Niki bahwa masih ada tujuh keturunan Lord di Amethyst tadi, membuat Jay merasa agak pusing. Pasalnya, ia tidak ingat apa-apa selain nama dan ia berasal dari Klan Pemburu. Bayangkan kau terbangun tanpa memori apapun dan kebingungan setengah mati, kemudian ada seorang anak yang berkata bahwa kau punya tanggung jawab besar.

"Lalu apa yang salah dengan keturunan para Lord? Amethyst sudah memiliki pemimpin 'kan?" Kali ini Jungwon bertanya setelah menyesap teh melatinya.

Niki menggangguk. Ia menopang dagu dengan tangan kanannya. "Dewi Winna sudah memerintah hampir enam ribu tahun. Ada sebuah tahayul bahwa pemimpin Amethyst tidak bisa memimpin lebih dari enam ribu tahun. Sama seperti yang terjadi pada Raja William, ia mati setelah memimpin Amethyst selama enam ribu tahun."

Terdengar helaan nafas dari mereka. Tahayul itu terdengar seperti kabar buruk.

"Hal itulah yang mendesak aku untuk segera membangunkan kalian, selain karena sihirnya rusak dan kalian jadi merasakan dingin ataupun lapar."

"Benar, aku kedinginan setengah mati kemarin," aku Jake sambil mengernyit.

Niki tersenyum masam. "Maaf aku butuh waktu lama untuk mengerti hal-hal yang dilakukan Lord Yoongi."

Jungwon menepuk pundak Niki, bermaksud memberikannya semangat. "Kau sudah bekerja keras."

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Niki!"

Teriakan seorang gadis membuat atensi mereka beralih pada gadis berambut panjang yang baru muncul dari pintu atas. Gadis itu terengah dan peluh membanjiri dahinya.

"Niki! Gawat!"

Niki langsung berdiri dari tempatnya kemudian menghampiri Ningyi. "Ada apa?"

Ningyi menarik nafas untuk menenangkan diri. "Prajurit curiga dengan tempat ini dan mereka mengejarku."

"Ada apa dengan prajurit?" tanya Sunghoon, sepertinya ia mulai paham dengan tugasnya sebagai Klan Perang. "Mereka tidak akan mencelakai kita 'kan?"

"Masalahnya adalah kalian harus bersembunyi untuk sementara waktu karena mereka mungkin saja tidak sejalan dengan para Lord terdahulu." Kali ini Ningyi menjawab, sepertinya sudah berhasil menenangkan diri.

"Kenapa? Padahal Lord Jungkook itu pemimpin mereka." Sunghoon semakin bingung.

Sebuah ketukan terdengar dari pintu atas. Saking kerasnya sang pengetuk, masing-masing dari mereka meyakini pintunya pasti sudah copot sekarang.

Niki mengusap wajahnya kasar kemudian melangkah naik. "Biar aku urus."

"Niki!" Heesung mengintrupsi. Laki-laki itu sedari tadi diam, tapi bentakannya kali ini berhasil membuat yang lainnya menoleh. "Kau bangun lebih dulu bukan berarti kau bisa seenaknya. Jelaskan kami harus apa!"

"Kau tidak dengar mereka mulai mendobrak masuk?" Nada bicara Niki tidak kalah tinggi dengan Heesung. "aku akan urus yang paling mendesak." Tanpa menunggu jawaban apa-apa, Niki beranjak keluar.

THE AMETHYST: The Seven Lights Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang