Happy reading!
—"Bagaimana kalau mereka mati dimakan binatang buas?" Jungwon khawatir.
"Setidaknya mereka tidak mati di tangan kita," sahut Sunghoon sambil melompat naik ke dalam kereta. Ia menatap Jungwon datar. "Mereka mungkin mengeledah tempat Niki jadi lebih baik mereka mati saja 'kan?"
"Kalau begitu kenapa tidak kau bunuh saja?" Kali ini Heesung bertanya.
Kereta yang ditarik dengan dua ekor kuda ini sudah bergerak, meninggalkan tubuh enam prajurit di pinggir Hutan Utara. Sebenarnya ini adalah kereta pengangkut hewan ternak, Winter meminjam kepada salah satu kenalannya dari Klan Pemburu dan hanya ada kereta ini. Setidaknya mereka menjadi lebih santai karena bagian belakang kereta memiliki pembatas tinggi sehingga Ametharian yang melihatnya pasti mengira mereka sedang membawa hewan ternak. Winter dan Ningyi duduk di bagian depan, sedangkan para keturunan Lord terpaksa berdesakan di bagian belakang kereta. Tidak ada yang salah sih, hanya saja mereka masih agak canggung.
Sunghoon menghela nafas. "Setahuku membunuh prajurit tanpa alasan jelas mendapat hukuman yang sangat kejam."
"Benar," potong Niki. "Tidak perlu khawatir karena mereka tidak bisa membuka pintu rumahku tanpa sihir."
Yang lainnya menghela nafas lega. Mereka bersandar pada pembatas kereta sambil menatap langit Amethyst yang memiliki gradasi berwarna jingga kemerahan. Masing-masing dari mereka masih mencerna keadaan, sampai-sampai mereka tidak sadar bahwa kereta masuk ke sebuah gedung yang terbuat dari batu.
Winter mengetuk bagian belakang kereta. "Turun, anak-anak!"
"Ayo," ajak Niki sambil membuka pintu bagian belakang kereta.
"Di mana kita?" tanya Sunoo setelah turun dari kereta. "Wow, megah sekali."
"Kastil tempat Dewi Winna. Mereka menyebutnya sebagai Puncak Amethyst," jawab Niki sambil berjalan mendahului mereka.
Winter dan Ningyi sudah berjalan jauh di depan mereka. Mereka yang baru terbangun dari tidur panjang, harus dibuat kagum dengan kemegahan kastil ini. Dinding berlapis batu marmer yang terlihat mengilap, menambah kesan bahwa kastil ini memang sangat mewah. Atapnya tinggi di atas sana. Ada ukiran-ukiran berwarna cokelat keemasan dan hiasan patung di setiap lorongnya.
Mereka sampai di balai utama, di mana mereka bisa melihat tangga besar yang menghubungkan ke setiap lantai kastil. Lilin-lilin besar yang menyala membuat kastil terselimuti cahaya hangat. Belum pernah berkeliling pun, mereka sudah meyakini kastil ini memiliki bentuk yang agak rumit.
"Karina!"
Seorang gadis yang berada di lantai atas menengok ke bawah. Kemudian ia tersenyum begitu melihat Winter dan Ningyi di depan tangga. "Kalian sudah datang," katanya sambil melangkah turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AMETHYST: The Seven Lights
FanfictionBUKU KETIGA DARI SERIES THE AMETHYST. 𝔗𝔥𝔢 𝔖𝔢𝔳𝔢𝔫 𝔏𝔦𝔤𝔥𝔱𝔰 𝔬𝔣 𝔄𝔪𝔢𝔱𝔥𝔶𝔰𝔱 - "Masih ada keturunan para Lord di alam Amethyst, dan yang paling menarik adalah salah satunya bisa mengendalikan Agathe." - dibintangi oleh: Enhypen...