1- Mahasiswa Baru

236 82 83
                                    

Bismillah. Happy Reading 🤍

Hari senin pagi, di mana sang fajar semakin berani menampakkan wujudnya, dunia seakan sedang tersenyum pagi ini. Pagi yang cerah, tidak ada awan hitam seperti hari-hari sebelumnya. Cahaya fajar mampu menembus jendela kamar gadis remaja yang pagi itu masih asik bergelut dengan mimpinya.

Gadis itu mulai bergeliat, "Huwaaaa.. silauu bangett" pekiknya dengan tangan menutupi wajahnya.

Bukannya bangun, gadis malah melanjutkan mimpinya yang sempat terganggu dan mengerubungi seluruh tubuhnya dengan selimut untuk menghindari Sang Fajar yang seakan-akan menyerangnya.

Dok, dok, dokk!!

"Adekk bangunn.. kamu kuliah hari inii.."

Teriakan keras khas emak-emak rumpi itu berasal dari luar pintu, dan berhasil membuat gadis yang tengah asik dengan mimpinya terlonjak kaget dan langsung terbangun.

"Astaghfirullah, mampus gue kesiangann!"
Pekiknya lalu segera melompat dari tempat tidur.

Konsepnya gimana si, udah istighfar pake segala ditambahin "mampus" wkwk

Tanpa pikir panjang, gadis itu segera menyambar handuk putih yang tergantung dan segera berlari masuk kamar mandi.
Fyi, gadis itu sebenarnya sudah bangun dari jam 4 subuh tadi, tapi ia ketiduran lagi setelah sholat subuh, alhasil harus mengalami masalah bangun kesiangan pagi ini. Tadi malam, ia juga begadang untuk mengerjakan sesuatu, jadi tak heran jika pagi ini ia sangat menikmati tidurnya.

Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar lima menit, gadis itu sudah selesai dengan ritual mandi paginya. Kini gadis itu tengah berdiri di depan cermin seraya menyisir rambut hitam sebahu miliknya, "Duh ini udah jam segini lagi, gue harus cepett!" gerutunya panik.

Setelah selesai dengan ritual dandannya yang terlihat sederhana tapi tetap membuatnya terlihat cantik, gadis itu keluar dari kamar dan turun ke bawah dengan langkah terburu-buru. Setelah sampai dibawah gadis itu clingak-clinguk menelusuri rumah yang tampak sepi, "Ma, kak Rendi udah berangkat?" Tanyanya pada wanita paruh baya yang terlihat sedang sibuk menyiapkan berkas-berkas penting. Wanita itu tak lain adalah Karin, Ibunya.

"Udah tadi, katanya mau jemput pacarnya mangkanya kakakmu berangkat pagi." Balas Karin dengan tangan tetap fokus pada berkas-berkas.

Gadis itu mendengus, "Ish! Dasar bucin level dewa!" Decaknya seraya berkacak pinggang, "Yaudah, Ma, Lini langsung berangkat ya, ini udah kesiangan soalnya," lanjutnya seraya mengulurkan tangan kanannya untuk berpamitan.

Gadis itu bernama Linia, lebih tepatnya, Linia Davira Henska. Lini adalah anak ke-dua dari dua bersaudara, tepatnya si bungsu. Linia adalah gadis yang sangat menyukai Bunga Matahari, karena menurutnya, bunga Matahari itu sama dengan dirinya yang setia. Dan ya, kita tengah berkenalan dengan gadis cantik yang ketika dia sudah mencintai seseorang, ia tidak akan pernah meninggalkannya kecuali orang itu sendiri yang menyuruhnya pergi.

"Eh kamu ngga sarapan dulu, Dek? Mama udah masakin kamu nasi goreng loh.." Ucap Karin seraya mengangkat tangannya untuk disalami oleh Putrinya.

Lini mencium punggung tangan Karin, "Ngga usah deh, Ma, aku nanti sarapan di kantin kampus aja ya, aku takut telatt," Balasnya dengan wajah melas.

"Yaudah, kamu hati-hati berangkatnya, jangan ngebut-ngebut, baca do'a sebelum pergi, dan jangan lupa beli sarapan nanti di kampus, nanti kamu sakit." ucap Karin seraya menasehati.

"Iya mamaku cantikk..," Balasnya lalu mencium pipi karin. "Yaudah aku berangkat ya, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati Linii!!" teriak Karin yang melihat putrinya sudah berlari terburu-buru keluar rumah.

LINIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang