5- Organisasi

65 66 21
                                    

Bismillah. Happy Reading 🤍

Pagi ini Lini sudah dibuat kesal oleh kakaknya. Bagaimana tidak, Rendi sudah berangkat duluan padahal tadi malam Lini sudah bilang bahwa dia minta berangkat bareng, karena motornya sedang diservice. Dan yang membuat Lini lebih kesal lagi, kakaknya meninggalkannya dengan alasan pacarnya minta dijemput untuk berangkat bareng, siapa yang tidak emosi?. Mau tidak mau pagi ini Lini harus sudah berdiri disebuah halte pemberhentian angkot, sudah hampir 15 menit gadis itu menunggu, tapi tak ada satupun angkot yang berhenti.

"Gara-gara Kak Rendi, gue harus nunggu lama kaya gini, lagian ni angkot pada kemana sih!" Decaknya kesal seraya melipat tangan dibawah dada.

"Awas aja, gue bales lo nanti, Kak!" Decaknya penuh dendam.

Selang beberapa menit, tiba-tiba ada sebuah motor yang dikendarai oleh seorang laki-laki, motor itu berhenti tepat di hadapan Lini.

"Lo Lini, kan?" Tanya laki-laki dengan jaket hitam dan helm merah dikepalanya itu.

Lini mengernyitkan dahinya, lalu mengangguk pelan, "lo siapa?" Ucapnya dengan raut bingung, karna gadis itu merasa tidak kenal dengan laki-laki didepannya ini.

"Masa lo ga kenal gue sih?" Balas laki-laki itu, lalu mengulurkan tangan kanannya, "Kenalin gue Arga, gue yang kemarin di diskusi organisasi. Lebih tepatnya gue wakilnya Zidan" Jelasnya.

Arga Leksa Permana, wakil ketua umum Organisasi Kampus. Arga ini juga termasuk cowok yang digemari ciwi-ciwi Kampus, wajahnya yang tampan dan wawasannya yang luas, membuatnya menjadi incaran para wanita. Tapi walaupun begitu, sampai saat ini Arga masih Jomlo, tak ada tanda-tanda dia sedang dekat dengan seseorang.

"Oh, iya, Kak, maaf saya lupa hehe." Balas Lini seraya terkekeh pelan. Lini benar-benar tidak ingat siapa dia, karna kemarin perhatiannya hanya tertuju pada satu orang, siapa lagi kalau bukan Zidan Pratama Suhendra, sang pujaan hati.

Arga ikut terkekeh, "Iya, santai kali. Btw lo nunggu siapa disini?" Tanyanya.

"Saya nunggu angkot, Kak, tapi udah 15 menit gaada angkot yang lewat sama sekali." Ucap Lini dengan raut wajah melasnya.

Arga mengangguk paham, "Yaudah, lo bareng gue aja, yok!" Ucapnya dengan tangan menunjuk pada jok belakang.

Lini agak tak enak hati, "Eumm, emang gapapa, Kak? Takut ngerepotin soalnya." ucapnya karena gadis itu takut merepotkan, apalagi dengan orang yang baru saja ia kenal.

"Udah santai, yok naik keburu lo telat nanti." Balas Arga.

Mendengar itu, Lini pun langsung naik ke jok belakang motor milik Arga. Tak ada pilihan lain, Lini tidak mau jika harus telat hari ini.

---

Di kampus

"Makasih ya, Kak." ucap Lini setelah turun dari motor Arga.

"Iya sama-sama," Balas Arga, lalu laki-laki itu tampak ingin melanjutkan ucapannya namun tertahan, "eumm, btw gue boleh minta nomor WhatsApp lo ga? Ya, siapa tau nanti kita bisa sharing-sharing tentang organisasi gitu hehe" Ucapnya seraya terkekeh pelan dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oh, iya boleh, Kak. Kak Arga catet ya." Balas Lini, lalu menyebutkan nomornya.

Arga segera mengetikkan nomor Lini di kontak ponselnya, "Thanks Lin." Ucapnya.

Lini mengangguk pelan, "yaudah, aku duluan ke kelas ya." Ucapnya yang dibalas anggukan oleh Arga.

---

Di kelas A Sastra Indonesia : 1 saat ini hanya terdapat dua Mahasiswi yang sedari tadi sibuk dengan Selebaran Kertas dan Bolpoin yang menari-nari diatasnya.

LINIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang