18- Pertengkaran

57 50 21
                                    

Happy Reading 🤍

Lini saat ini tengah berada di ruangan dosen. Tadi saat di kelas, Bu Reni mengirimi Lini pesan agar menemui beliau di ruangannya. Fyi, Bu Reni adalah salah satu dosen yang mengampu Mata Kuliah Teori Sastra di semester satu jurusan Sastra Indonesia.

"Lini, saya dengar kamu suka menulis ya?" Tanya Bu Reni.

"Iya bu, saya dari SMP memang suka menulis"

"Kenapa kamu tidak coba menulis buku atau novel untuk diterbitkan?"

"Emm.. sebenarnya dalam waktu dekat ini cerita yang saya tulis akan diterbitkan bu. Satu bulan yang lalu ada salah satu pihak penerbit yang menghubungi saya untuk mengajak bekerjasama menerbitkan cerita yang saya tulis" Balas Lini mencoba menjelaskan.

"Oh ya? Wah, bagus kalau gitu. Ibu ikut senang dan bangga jika ada mahasiswa Sastra Indonesia yang suka berkarya. Selamat ya Lini" Tukas Bu Reni lalu menyodorkan tangan kanannya untuk menyalami Lini.

"Iya bu, Alhamdulillah. Terimakasih bu" Balas Lini seraya tersenyum dan membalas sodoran tangan dari dosen pengampunya itu.

"Emm, Bu Reni tau dari mana kalau saya suka menulis?" Tanya Lini agak sungkan.

"Kakak kamu Rendi yang ngasih tahu saya"

"Oh, Kak Rendi ya bu"

"Novel kamu kategorinya apa, Lin?"

"Fiksi Remaja, Bu"

"Judulnya?"

"Matahari"

"Kenapa judulnya Matahari?"

"Karna saya suka bunga Matahari, Bu hehe" Ucap Lini sembari tertawa kecil.

"Tentang percintaan remaja ya?" Balas Bu Reni menggoda.

Sedangkan Lini hanya menyengir seraya mengangguk sopan.

"Gapapa, kan kamu masih remaja, jadi wajar. Asal gaada unsur porno aja di cerita kamu"

"Eng-gak ada kok bu, saya mana berani nulis cerita gituan"

"Iya, saya tau kamu ngga akan nulis seperti itu. Oiya kapan PO nya?"

"InsyaAllah minggu depan, Bu"

"Saya pesan satu ya, saya suka baca novel remaja juga soalnya" Ucap Bu Reni sembari tertawa kecil.

"Hehe iya bu, nanti buat Bu Reni saya kasih gratis deh"

"Wah, jadi enak sayanya" Balas Bu Reni lalu tertawa dan diikuti oleh Lini.

---

"Ren, lo kenapa dah?" Celetuk Arga ketika melihat sohibnya sedari tadi hanya diam seraya mrmainkan ponselnya.

"Gapapa" Balas Rendi dengan mata tetap fokus pada benda pipih yang digenggamnya.

"Kek cewek lo kalo ditanya jawabnya gapapa, padahal aslinya ada apa-apa" Balas Arga ketus.

"Iya Ren, lo kenapa sih? Kalo ada masalah tu bilang" ucap Zidan mulai angkat bicara.

Rendi yang mendengar penuturan kedua sohibnya itu kini berfikir sejenak tentang harus mulai dari mana ia menceritakan apa yang mengganggu pikirannya sejak kemarin. Jujur saja, Rendi bukan orang yang suka berbasa-basi, tapi kali ini ia harus sedikit berhati-hati dalam mengungkapkan.

"Dan, gue mau tanya sama lo" Ucap Rendi seraya meletakkan ponselnya diatas meja.

"Tanya aja"

"gue to the point aja, kenapa lo ngizinin Revi balik ke organisasi?"

LINIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang