26- Jalan bareng

55 45 13
                                    

Bismillah.
Happy Reading🤍

-

"Ungkapkan, selanjutnya terserah Tuhan"
-

Lini terbahak ketika berhasil mengusili Felli, sahabatnya. Lihat saja sekarang, gadis itu tengah mengerucutkan bibirnya dengan tangan melipat dibawah dada. Dua sejoli itu tengah bermain tebak-tebakan untuk mengisi kekosongan perkuliahan hari ini.

Felli kembali menatap Lini dengan tatapan tajam, "Oke, giliran gue sekarang yang bikin tebak-tebakan" Ucapnya berniat membalas.

Lini tersenyum menantang lalu melipat kedua tangannya, "Oke! Sok atuh" Ucapnya penuh percaya diri.

Felli tampak berpikir sejenak, lalu jari telunjuknya terangkat menandakan dirinya menemukan bahan untuk mengerjai temannya, "Rambut putih namanya uban, rambut merah namanya pirang, kalo rambut hijau namanya apa?" Ucapnya, "silahkeun ditebak Lini cantek"

"Rambut Hulk. Sorry kalo bener" Lini menjawab dengan ngasal tapi tetap penuh percaya diri.

"Dih! Hulk tu badannya yang ijo, bukan rambutnya bego!" Protes Felli. "Salah!"

Lini mengernyitkan dahinya, "Rambut lo kalo diwarnain pake daun pandan" Ucapnya santai, "kali ini bener kan?"

Felli melotot tak percaya dengan jawaban aneh yang diberikan gadis didepannya, "Salah ogeb!" Tukasnya.

"Rambut nenek pake pewarna"

"Salah!"

"Terus apaan anjir!? Lo ngasal ya ngasih tebak-tebakannya?"

"Dih! Lo kali yang ngasal jawabnya! Bilang aja ga bisa jawab, pake nyalahin gue lagi" Protes Felli tak terima.

Lini mendengus kesal, "Yaudah gue nyerah! Apa jawabannya coba?"

Felli tersenyum kemenangan, "jawabannya..." Ucapnya tertahan, "Rambutan belum mateng" lanjutnya lalu terbahak. "Gilak! Pinter banget gue bikin tebak-tebakan"

Lini melotot mendengar jawaban dari Felli, "Ga nyambung anjir!" Protesnya. Sedangkan Felli, ia tertawa puas karena berhasil membalas sahabatnya.

Tidak lama, dosen perkuliahan selanjutnya sudah datang dan jam perkuliahan terakhir mereka dimulai.

Pulang

"Halo, Kak"

"..."

"Oke, ini aku jalan ke parkiran"

"..."

"Oke"

Setelah memutuskan panggilannya, Lini segera memasukan kembali ponselnya ke dalam totebag berwarna cream miliknya. Gadis itu segera mempercepat langkahnya menuju parkiran kampus, karena Billy sudah menunggunya disana.

Setelah sampai di area parkiran, mata Lini mencoba menelusuri area itu untuk mencari keberadaan Billy. Tak lama, mata indah miliknya mampu menangkap keberadaan Billy yang tengah duduk di motor sport hitam miliknya dengan posisi membelakanginya. Lini segera melangkahkan kakinya menghampiri laki-laki itu.

"Kak" Lini mencoba memanggil Billy yang belum sadar akan kehadirannya.

Billy seketika menoleh, lalu kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman manis saat melihat gadis yang berdiri dibelakangnya dengan senyuman manis. Cantik - Batinnya.

"Eh, Lin. Sejak kapan dibelakang gue?" Ucapnya seraya turun dari motor lalu berjalan mendekati Lini.

"Baru aja kok, Kak"

LINIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang