Bagian 01

47.6K 3.6K 124
                                    

"Hana tolong antar pesanan ini ke meja nomer 04"

"Baik ka"

Saat ini hana berada di tempat dirinya bekerja. Hana bekerja part time, jam kerjanya setelah ia pulang sekolah hingga jam sepuluh malam.

Selesai bekerja hana pulang ke rumah dengan berjalan kaki, rumahnya pun dekat dengan kafe tempat dia bekerja jadi berjalan kaki sebentar tidak masalah baginya.

Di persimpangan jalan, tepatnya di tong sampah dia melihat sebuah buku usang yang tidak terlalu terlihat karna minimnya pencahayaan.

Rasa ingin tahu hana benar benar tinggi dia pun menghampiri tong sampah itu dan mengambil buku usang yang berada di tumpukan sampah paling atas.

Buku tersebut memiliki sampul yang unik, hanya warna hitam dan judul novel bertulisan 'promise'.

"Wih kayanya seru ni cerita" ujar hana ketika selesai membaca sinopsis novel itu.

"Bawa pulang ah. Toh dari tong sampah ini pasti udah di buang sama yang punya"

'Lumayanlah dari pada beli mahal' pikir hana.

Sesampainya di rumah hana langsung membersihkan dirinya lalu mengerjakan pr.

Ketika ingin tidur hana melihat buku novel yang tadi dia temukan.
Tanpa pikir panjang hana mengambil novel itu dan membacanya.

Besok sekolahnya libur. tidak masalahkan dia begadang membaca novel itu.

"Bapa biadab"umpat hana

"Gabriela terlalu baik anjir jadi di manfaatin mulu"

"Sahabatnya Gabriela tolol. Punya temen kaya Gabriela harusnya bersyukur bukan di manfaatin"

"Ini lagi kembaranya Gabriela gada perhatian perhatiannya"

hana terus mengomentari tokoh figuran yang ada di novel tersebut.

Sama sekali tidak tertarik dengan protagonis pria maupun protagonis wanita yang jelas lebih banyak di ceritakan dari pada figuran.

Gabriela bukan tokoh utama, maupun tokoh antagonis. Gabriela hanya seorang figuran yang kehidupannya jauh dari kata bahagia.

Gabriela Herlmi lesham adalah kembaran dari pemeran kedua pria di novel yang hana baca. anak yang terlahir karena keclakaan membuat kedua orang tuanya di nikahkan walaupun masih sangat muda.

Ayah dan ibu Gabriela sama sama tidak menginginkan kehadiran Gabriel dan Gabriela.

Bermacam macam cara mereka lakukan agar mengugurkan kandungan itu. Supaya mereka bisa memiliki alasan untuk bercerai.

Siapa sangka cara meggugurkan Gabriel dan Gabriela selalu gagal. Hingga hari kelahiran Gabriela dan Gabriel ibunya meregang nyawa karna terlalu banyak mengonsumsi obat untuk menggugurkan si kembar.

Gabriela adalah gadis yang cantik dan lugu dia selalu di manfaatkan sahabatnya untuk melakukan banyak kesalahan sehingga membuat ayahnya sangat membenci Gabriela.

Sedangkan Gabriel tidak pernah peduli dengan masalah yang Gabriela hadapi.

"Pantesan novelnya dibuang" ujar hana tidak heran.

Karna sudah sangat mengantuk hana pun tertidur dengan buku yang masih berada di tanganya.

Buku tersebut seketika berubah. sampul yang tadinya polos hanya warna hitam sekarang memiliki gambar seorang gadis yang sedang tersenyum, judulnya pun berganti menjadi NEW LIFE.

Aga creepy ya.

*****

Sinar matahari yang masuk melalu celah celah gorden jendela mengganggu tidur gadis kecil yang menggulung badanya dalam selimut. Iris mata berwarna biru itu mengerjap beberapa kali.

Gadis kecil itu dengan linglung langsung bangun dan membuka gorden di kamarnya. Seketika bola matanya membulat, di depan matanya dia melihat bangunan bangunan tinggi seperti berada di kota.

"Nona sudah bangun" ujar seseorang yang memakai pakaian hitam putih seperti pelayan.

Gadis kecil itu hanya bergeming.

"Mari nona saya sudah siapkan air panas untuk anda mandi" pelayan itu mengajak nonanya untuk menuju kamar mandi.

Gadis kecil itu masih diam saja dengan tatapan kosong.

"Nona Gabriela apa anda baik baik saja" tanya pelayan itu cemas.

Mendengar nama orang yang tadi malam dia tangisi seketika gadis kecil itu tertegun.

"Um tolong ulangi dengan nama panjang s-aku"

"Nona Gabriela Herlmi lesham. Apa anda baik baik saja?" Suara pelayan itu semakin cemas melihat ekspresi nona mudanya yang terlihat sangat terkejut dan pucat.

"Apa mau saya panggil kan dokter nona" ujar pelayan itu sambil menuntun Gabriela menuju kasur.

"Tidak perlu aku baik baik saja. Tolong keluar dari kamar dulu. Aku akan mandi sendiri dan tunggu aku di depan pintu."

"Baik nona"

Selama dalam kamar mandi hana gadis yang memasuki tubuh Gabriela hanya berendam dalam bathub sambil memikirkan banyak hal.

Sekarang Hana tidak tau Gabriela berumur berapa. Dilihat dari tinggi badannya yang hanya sepaha pelayan tadi hana berasumsi bahwa umurnya 6 tahunan.

Ayahnya Gabriela. Leon adalah sosok yang mengerikan dia memang tidak pernah bermain fisik dengan anaknya hanya saja sikap acuh tak acuh dan tatapan tajam Leon membuat Gabriela asli takut berdekatan dengan Leon.

Bukan hanya Leon kembarannya pun. Gabriel memiliki sikap yang sama dengan Leon.

Hingga Gabriela hanya main bersama para pelayan atau mengurung diri di kamar.

Mereka bertiga tidak pernah makan bersama. Leon yang pagi pagi sekali sudah ke kantor lalu pulang tengah malam.

Dan Gabriel yang terlihat tidak suka berdekatan dengan siapapun termasuk dengan Gabriela.

"Nona anda terlalu lama di dalam kamar mandi!!" Ujar pelayan Gabriela.

Mendengar tidak ada jawaban pelayan itu langsung masuk ke kamar mandi.
Dan melihat gabriela yang sudah pucat serta sedikit menggigil.

"Ya tuhan nona. Maafkan saya" pelayan itu merasa bersalah tidak membantu nonanya mandi matanya pun berkaca kaca.

Dengan tergesa gesa dia memasangkan baju yang dapat menghangatkan Gabriela.

"Nona tunggu sebentar saya panggilkan dokter."

Pelayan itu langsung lari dan memanggil dokter pribadi yang memang tinggal di mansion itu.

Setelah memeriksa Gabriela dokter itu bertanya.

"Apa yang anda rasakan saat ini nona"

"Tidak ada" hana menjawab jujur dia memang tidak merasa sakit hanya saja badanya benar benar dingin.

Sepertinya dia kelamaan melamun sehingga tidak sadar masih di dalam bathup.

"Syukurlah. Ani buatkan coklat panas untuk nona muda"ujar dokter itu ke Ani pelayan pribadi Gabriela.

"Baik dok"

"Gabriela istirahat yang banyak ya." Dokter itu mengelus rambut Gabriela dengan samgat lembut.

Dokter Ezra sudah sering merawat Gabriela dan dia juga sering melihat Gabriela menangis diam diam.

Dokter Ezra itu masih sangat muda umurnya sekitar 23 thn.

"Iya paman terimakasih"













Halo ini cerita kedua aku

GABRIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang